05| Mr. Bossy

171K 17K 2.8K
                                    

"Plants grow, life flows, like your heart too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Plants grow, life flows, like your heart too."

🍂

"Woy Indihom mana nih susu gue?!"

"Gue mintanya roti selai nanas kenapa lo kasih selai strawberry?!"

"Eh lo budeg ya?!"

"Kalau orang ngomong tuh dideng—"

Brak...

Indira membanting piring yang sedang dibersihkan olehnya hingga menimbulkan bunyi nyaring. Tangannya terkepal kuat, napasnya menderu kencang berusaha menahan diri untuk tidak melemparkan pisau dihadapannya pada Madava.

Bayangkan saja, selepas sholat subuh Indira diberi tugas oleh Madava untuk membersihkan seluruh sudut apartemen. Cowok itu tidak berhati, baru menjadi suami siri saja sudah seenaknya. Peraturan yang Madava buat tentu saja memberatkan Indira sebagai pihak kedua. Ingin memprotes juga tidak bisa, bodohnya tadi malam Indira mau saja mengiyakan peraturan gila yang Madava buat.

"Woy cebol nggak usah banting-banting bisa nggak?!" Madava ngegas.

"Lo niat banget ya ngerjain gue!" omel Indira menatap Madava sengit.

"Eh-eh! Dilarang natap mata gue lebih dari 10 detik. Masih ingat kan peraturan yang kita bahas tadi malam?"

Indira berdecih, ia membalikkan badan kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Mencuci piring.

"Senangnya dalam hati. Kalau punya bini. Seperti dunia gue yang punya." Madava bersenandung pelan bertujuan menyindir Indira. Terkekeh geli, Madava memperhatikan Indira dari arah belakang yang nampak penuh emosi saat menggosok piring.

"Hati-hati pecah. Barang mahal, orang misqueen kaya lo mana bisa ganti. Satu piring harganya 50 ribu," peringat Madava sombong.

"Songong," desis Indira sinis.

"Gue songong wajar, orang ganteng bebas. Kalau lo songong baru nggak wajar, udah cebol, banyak omong, hidup lagi. Nyusahin kerjaannya."

"Heh!" gertak Indira tak terima.

Indira membilas tangannya yang penuh busa sabun. Madava benar-benar memancing amarahnya. Mulut Madava memang sekali-kali harus dikasih pelajaran biar tahu bagaimana caranya berbicara sopan kepada orang lain. Indira tidak mengerti, kenapa cowok gila dan sok keren seperti Madava bisa digilai para siswi di sekolahnya. Melihat saja Indira ogah, menikah dengan Madava bagi Indira ini adalah sebuah kutukan tak kasat mata.

"Lo susah banget ya buat kontrol omongan lo itu. Sadar nggak sih kalau kalimat lo itu bikin orang sakit hati!" geram Indira.

Madava membuat ekspresi wajah pura-pura terkejut bercampur menyesal. "Lah masa?"

Living with Badboy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang