Random question
Absen dulu yukkk, sebut username kalian ya
1. Hari ini, pada pake baju warna apa aja nih?
2. Baca LWB new chapter pagi/siang/sore/malam?
3. Arkana/Keano?
*kalau ada typo bilangin yaa
Happy reading🌹Walaupun kita tidak pernah sehati, setidaknya kita jangan saling menyakiti.
🍂
"Lo yakin bisa sekolah hari ini?"
Indira memutar bola matanya mendengar pertanyaan berulang dari Madava sejak di apartemen tadi. Indira sudah menjawab pula berkali-kali kalau badannya sudah enakan dan baik-baik saja. Lagipula suhu tubuhnya tidak hangat lagi, Indira juga sudah minum obat tadi pagi setelah sarapan bubur yang Madava buatkan untuknya sebelum pergi sekolah.
Sebenarnya Madava ingin menanak nasi, namun bukannya berbentuk nasi pulen sempurna yang ada nasinya malah berbentuk seperti bubur. Memang tidak heran lagi kalau cowok semacam Madava disuruh mengurus rumah, mungkin saat mengisi air beras Madava memasukkan air seember sehingga hasilnya jadi begitu.
Pernah juga ketika Madava sok-sokan ingin membuat nasi goreng untuknya. Cowok itu dengan polosnya malah menggoreng bumbu nasi goreng terlebih dahulu, baru ia masukkan nasi, tanpa minyak pula! Bagaimana tidak nasi gorengnya jadi nasi gosong. Ujung-ujungnya jadi tidak bisa dimakan sama sekali. Padahal waktu itu Madava pernah membuatkannya sup, aman-aman saja. Malah rasanya enak pula. Indira jadi curiga Madava tidak benar-benar memasaknya sendiri.
"Gue udah enakan, Dav. Makasih udah nawarin berangkat bareng," ujar Indira sembari menyodorkan helm pada Madava setelah turun dari motor.
"Ya iyalah! Yakali gue biarin lo berangkat sekolah naik angkot sendiri." Madava meletakkan helm miliknya setelah sebelumnya meletakkan dengan baik dan benar helm yang Indira kenakan tadi.
"Digoda kakek-kakek ntar mau lo? Terus entar kecium bau-bau azab percampuran reaksi kimia dari ketek manusia. Yang ada muntah sekebon lo, bol."
Indira menghembuskan nafasnya jengah. "Bahasa lo udah ngalahin anak ipa aja. Udah ah, gue lagi males mgeladenin bacotan anak setan, gue duluan." Cewek itu kemudian membalikkan badannya, berjalan lebih dahulu.
"Woi, Indihom!" Madava berlari menyusul. "Jalan dampingan kenapa sih? Biar kayak pasutri," goda Madava seraya menaik-naikkan alisnya sembari tersenyum genit.
Indira terkekeh, "Hehe, gemes deh. Jadi pengen colok matanya!" Geram Indira galak seraya menodongkan dua jarinya membuat Madava langsung menjauhkan kepalanya ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Badboy ✔️
Teen Fiction"Karena ini apartemen gue, jadi peraturan di sini gue yang bikin. Pertama, lo nggak boleh natap mata gue lebih dari 10 detik." "Kenapa? Lo takut bakalan jatuh cinta sama gue?" "Ora sudi!" Bagaimana jadinya ketika dua orang yang saling bermusuhan har...