Ada yang nungguin LWB up nggak nih?
1. Hari apa kamu buka chapter terbaru LWB?
2. Lebih suka konflik banyak tapi ringan atau konflik dikit tapi berat?
3. Jika kamu berada di posisi Indira(ditinggal Madava) apa yang akan kamu lakukan?
Spam komen di tiap line part ini yuk!
"Bagaimana aku bisa percaya. Jika tatapan matamu saja banyak menyiratkan dusta."
🍂
Indira menggosok kedua telapak tangannya yang tiba-tiba saja terasa dingin. Kepalanya sejak tadi tak berhenti bergerak mencari keberadaan Madava. Sudah cukup lama Indira menunggu kedatangan Madava, namun suaminya itu tak kunjung menampakkan diri. Mustahil membeli permen gulali bisa selama ini.
Indira mengambil ponsel di dalam tasnya. Mencoba menelepon Madava tapi sayangnya ponsel Madava tidak aktif. Kemana perginya Madava? Setega itukah Madava meninggalkan Indira begitu saja seorang diri disaat malam ini adalah kencan pertama mereka.
Indira menggigit bibirnya kuat. Hatinya terasa sakit sekaligus kecewa, begitukah cara Madava menerbangkan kemudian menjatuhkan perasaan Indira secara bersamaan? Baru saja Indira membayangkan hal yang membahagiakan. Namun seketika apa yang Indira khayalkan malah membuat sakit.
Pada akhirnya Indira memutuskan untuk pulang. Tidak ingin menunggu Madava lebih lama lagi. Ia berjalan sembari menangis tanpa suara bak seperti orang paling menyedihkan.
Hari sudah semakin malam, jalanan juga sudah sepi. Indira menekan kuat rasa takutnya, kakinya melangkah cepat ingin segera sampai menuju apartemen. Jarak pasar malam ke apartemen lumayan cukup jauh. Akan membutuhkan waktu yang lama jika Indira pulang hanya mengandalkan kaki.
Sorot lampu kendaraan motor dari arah berlawanan nampak menyilaukan mata Indira. Cewek itu menghentikan langkah, bersamaan dengan itu 5 motor besar berwarna hitam sudah mengelilingi Indira.
"Ada ceweknya Madava nih." cowok berambut semir merah itu tersenyum miring menatap minat pada Indira.
"Cakep juga, boleh lah," ujar cowok bertindik hitam mencolek pipi Indira yang langsung ditepis kasar oleh Indira.
"Jangan kurang ajar ya!" peringat Indira.
"Wow galak."
Kelima cowok itu turun dari motor, yang tak lain dan tak bukan ternyata Afkar beserta anak buahnya. Indira benci jika harus melihat cowok gila yang satu ini. Tidak ada siapapun di sini, siapa yang nantinya akan Indira mintai bantuan.
"Ngapain lo malam-malam keluyuran? Sendirian lagi, 'pacar' lo itu mana?" tanya Afkar sengaja menekankan kata pacar.
"Bukan urusan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Badboy ✔️
Teen Fiction"Karena ini apartemen gue, jadi peraturan di sini gue yang bikin. Pertama, lo nggak boleh natap mata gue lebih dari 10 detik." "Kenapa? Lo takut bakalan jatuh cinta sama gue?" "Ora sudi!" Bagaimana jadinya ketika dua orang yang saling bermusuhan har...