Azmi mendapatkan kenaikan zabatan sebagai kepala gudang, ia harus bekerja lebih rajin. Karena memiliki tanggung jawab yang besar, namun Hancur ketika seseorang datang dan mengobrak abrik kehidupannya.
Aku hanya mampu diam, begitu juga Kris. Dia hanya terdiam saja, sementara Jesica mulai melangkahkan kakiny menuju supermarket tempatku berdiri sekarang. Kris tak berkedip sedikit pun melihat kedatangan Jesica.
“Emmmhh yang terpanah…” Gumamku melirik Kris.
“terpanah apanya, serem yang ada juga” Jawab Kris dengan tetap menatap Jesica.
Kris lalu melai brgerak sekarang…
“Mau kemana?” Tanyaku pada Kris.
“Kek Jesica, nanya itu siapa” Gumam Kris dengan santai.
“Gak usah udah diem aja” Ungkapku pada Kris.
“Aku kan kepo sayang, kok bias sih dia cepet lupain kamu” Ungkap Kris dengan kedipin mata.
Kris lalu pergi berjalan sendiri kesana, aku….
Tepuk jidat dan bilang…
“Ampun” Ungkap ku pelan.
Aku ahirnya ikut jalan pelan bareng Kris, walau awalnya gak mau. Tapi terpaksa….
“Ehh jesica” Gumam Kris sok akrab dengan gaya santainya.
Jesica??
Dia shock dong ngeliat Kris dan juga aku, wajahnya langsung pucat gak karuan. Mau bicara pun kaya ada yang nahan kayanya.
“Siapa nih? Tanya Kris dengan lirikan matanya.
“Galih” Jawab Jesica.
“Ohh galih…” seru si Kris bikin aku ingin gampar nie orang.
Tapi kenapa hatiku terasa panas ya melihat Jesica sama galih. Apa ini rasanya cemburu?
“Azmi mau ngomong nih” Ungkap Kris tiba tiba bikin aku langsung kaget.
“Apa??” Tanyaku pada Kris dengan bingung.
Karena ya apa yang mau aku omongin kan gak ada…
Kris…..
Dia bikin aku malu bener bener dehh…
“Aku?” Ungkapku lanjut.
“Iya katanya tadi mau ngomong gimana sih pak bos” Ungkap Kris menepak pundak ku.
“Gak ada” jawabku simple dengan menatap Jesica sinis.
