[3]; Sikapku Tergantung Orang Tuaku

49 10 7
                                    

Topik riset: Gaya Pengasuhan / Parenting
[Pola Asuh Demokratis]
Publikasikan: 26 Maret 2020
Ditulis oleh: Cuzhae / Lufanis Melif Syifa

Topik riset: Gaya Pengasuhan / Parenting[Pola Asuh Demokratis]Publikasikan: 26 Maret 2020Ditulis oleh: Cuzhae / Lufanis Melif Syifa

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Manusia ketika baru lahir, ia belum mengerti apa-apa, layaknya kertas putih yang bersih. Dari sinilah orang tua berperan sebagai pembentuk kepribadian anaknya.

Namun, bagaimana caranya?

Tergantung pola asuh yang diterapkan pada si anak. Bila sesuai, anak jadi penurut. Bila tidak, sebaliknya, anak akan membangkang.

Ada beberapa macam pola asuh / parenting. Secara garis besarnya terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Pola Asuh Otoriter

Tipe pola asuh otoriter adalah tipe pola asuh orang tua yang memaksakan kehendak.

2. Pola Asuh Demokratis (authoritative)

Tipe pola asuh ini selalu mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan individu anak.

3. Pola Asuh Permisif (serba boleh)

Pola asuh permisif yang ada hanya dukungan tanpa tuntutan, anak diberi "kasih sayang" yang melimpah tanpa adanya batasan dari orang tua.

4. Pola Asuh Cuek / Pengabaian (uninvolved)

Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua tidak responsif, tidak menetapkan batasan yang tegas pada anak, tidak peduli dengan kebutuhan anak, dan tidak terlibat dalam kehidupannya.


•        •

Namun, yang akan dibahas lebih rinci kali ini ialah pola asuh demokratis.

Tipe ini adalah tipe pola asuh orang tua yang tidak banyak menggunakan kontrol terhadap anak.

Sesuai namanya, pola demokratis, maka diskusi antara orang tua dan anak mutlak harus terbangun dengan baik. Pada pola asuh permisif, orang tua acuh tak acuh tentang perkembangan anak. Sementara pada pola asuh otoriter berlaku sebaliknya, orang tua banyak menekan anak. Dalam pola demokratis, orang tua harus mencoba membangun komunikasi dan nalar anak dengan cara mengajak mereka diskusi.

Tidak menjadi hina orang tua yang meminta pendapat anak tentang suatu topik berita di televisi yang sedang hangat. Hal ini selain melatih mental, juga mengajarkan mereka menghargai pendapat orang lain. Orang tua yang baik juga akan berdiskusi banyak hal dengan anak, bahkan tentang bentuk hukuman bagi sang anak ketika melanggar sebuah aturan.

Tapak Tilas Untuk BerkaryaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora