2

10.3K 825 13
                                    

"Na peluk," lirih Jeno.

Nana yang masih mengompres dan mengelap keringat Jeno. Jam masih menunjukkan pukul 2 pagi tapi panas Jeno tak kunjung turun. Nana pun berinisiatif mengkompres Jeno tapi pria itu malah terbangun.

Nana pun kembali ke tempat tidur memeluk Jeno menepuk nepuk punggung nya, agar anak itu kembali tidur.

"Jeno sayang nya Nana cepat sembuh," ucap Nana berkali kali.

"Nanti kalau Jeno sudah sembuh Nana ajak jalan jalan lagi."

Tak ada respon berarti dari Jeno itu membuat Nana yakin bahwa tunangan nya sudah kembali tertidur.
Nana mulai merenggangkan sedikit pelukannya setelah mendapati nafas Jeno mulai teratur, kemudian ia mengambil tissue dan menyeka keringat yang terus keluar dari dahi Jeno. Nana bahkan rela tidak tidur demi menemani Jeno, beruntung besok ia kuliah siang.

......

Jeno terbangun tetapi tak menemukan siapa siapa disamping nya. Kepala nya begitu berat efek demam yang ia rasakan. Namun ia berusaha bangkit untuk mencari Nana nya namun kepala nya makin berputar. Tidak ia tak mampu berdiri.

Selanjutnya Pintu kamar nya terbuka menampakkan dua sosok wanita yang paling ia cintai.

"Jeno apa masih sakit sekali?" Tanya Mommy nya.

"Sudah lebih baik mom," jawab Jeno sekedar nya.

"Kalau masih sakit kita bisa ke rumah sakit Jen."

"Tidak mom aku punya dokter pribadi ku," sanggah Jeno.

Dengan berat hati Thalia setuju.

"Baiklah makan lah dahulu."

Nana yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi ibu dan anak itu tersenyum tipis.

"Eoh semua nya disini, Echa kira rumah sepi."

Sebuah suara muncul membuat Jeno menghela nafas.
Malas sekali kalau harus berhadapan dengan orang ini disaat kondisi nya sedang tidak baik.

"Echa sudah makan?" Tanya Thalia.

"Sudah mom, Kak Mark lama sekali mandi nya Echa mau jalan jalan ya mom sama kak Mark, jadi Echa kesini ternyata ada Nana."

"Aku bahkan belum sempat pulang dari kemarin karena bayi besar ini Cha," ucap Nana.

"Dasar bocah, kenapa lagi kau?" Tanya Teresa atau kerap di sapa Echa itu pada Jeno.

"Diam kau mbul!" Ketus Jeno yang memang benar benar tak pernah akur dengan Echa.

Tak lama kemudian Mark pun masuk ke kamar Jeno.

"Hey Djung what's wrong?" Tanya Mark.

"Just a bit fever," sahut Jeno tanpa minat.

"You are not going to hospital isnt you?"

"I have my own doctor," sahut Jeno memeluk pinggang Nana.

"Yeuu dasar sakit sakit masih tetap bucin!" Echa meledek nya.

"aku tidak berbicara dengan mu gembul," Jeno mendelik kesal.

"Sudah lah kalian ini, ayo Chan kita pergi jalan. Mom kami pergi dulu, get well soon bro!" ucap Mark mencium pipi Thalia diikuti Echa juga.
Mereka pun pergi dari kediaman keluarga Djung.

"Mommy ke dapur sebentar ya mau menyiapkan makanan untuk Daddy nanti pulang dari Jepang."

"Naaa sini peluk," rengek Jeno.

Nana pun mendekati Jeno lalu memeluk nya.

"Jen nanti siang aku mau pulang ya? aku ada satu mata kuliah siang ini."

That's OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang