7

6.2K 572 21
                                    

Wina dan Yuda duduk disamping Nana, setelah landing tadi pukul 3 dini hari tadi mereka bergegas menuju mansion Djung setelah mendapat kabar dari Jeffrey bahwa anak semata wayang mereka sakit.

Mata Wina berkaca kaca melihat anak semata wayang nya itu terbaring. Berkali kali menyalahkan dirinya dalam hati karena seteledor itu meninggal Nana.

"Na bangun sayang mommy disini, kenapa Nana membuat mommy khawatir?"

"Jawab Na, jangan diamkan mommy!"

"Nana marah ya mommy tinggal sendiri? Maaf na bangunlah!" Wina berusaha menahan tangisnya nya tapi air matanya memberontak keluar tanpa diperintah kan.

"Sudah lah sayang," ucap Yuta menepuk bahu istri nya.

"Nana baik baik saja,"

Pintu kamar terbuka menampakkan Jeff disana. Sontak kedua nya menoleh ke arah pintu.

"Kalian istirahat lah di kamar tamu, Aku tau kalian lelah. Kalian tidak tidur sama sekali. Nana akan segera pulih." ungkap sang tuan rumah.

"Jaehyun benar sayang ayo kita istirahat dulu. Kalau Nana sadar tapi malah kau yang sakit bagaimana?" Tanya Yuda.

"Tapi kalau nanti Nana sadar tidak ada siapapun disini bagaimana?" Tanya Wina masih terisak.

"Jeno baru saja pulang dari kantor lebih awal, dia akan disini selama kalian istirahat," ucap Jeff menenangkan.

"Baiklah Jeff terimakasih," ucap Yuda lesu.

"Jangan sungkan kita keluarga," balas Jeffrey.

.....

"Na Jaemin siapapun yang merebut milikku akan berakhir seperti ini!" ucap wanita itu lagi,

Sang korban tak bisa melakukan apa apa ia benar benar telah kehilangan seluruh tenaga nya akibat siksaan fisik yang ia terima, begitu banyak luka lebam akibat tendangan dan pukulan di tubuh nya, belum lagi beberapa bekas cakaran juga di tangan dan wajah nya.
Dengan pasrah ia diikat disebuah kursi tua tanpa perlawanan sedikitpun.

"Apa kau tau apa kesalahan mu? Tidak kah kau tau dengan siapa kau berhadapan?"

"APA MAU MU? BERANI SEKALI KAU MEREBUT JENO KU!"

Nana benar benar tak sanggup menerima nya lagi, badan nya terasa remuk seperti diinjak ratusan orang di waktu yang sama, mental nya terguncang mendengar begitu banyak cecaran tanpa arah dan sebab jelas.

"APAKAH KAU TAK PUNYA MULUT UNTUK MENJAWAB KU? KEMANA MULUT MANIS MU YANG KAU GUNAKAN UNTUK MERAYU JENO KU CUIH DASAR JALANG MURAHAN!" wanita itu meludahi Nana tepat di depan wajah nya, kemudian ia membuka tas nya mengeluarkan sebuah pisau kecil.

"Jalang kau pantas mendapatkan ini!" ucap wanita itu mulai merobek Rok sekolah Nana.

"Eoh kau menangis? Simpan air mata mu tidak ada yang akan menolong mu disini." wanita itu tertawa dengan licik nya melihat Nana menitihkan air mata tanpa suara isakan.

"Eohh wajah ini yang yang kau gunakan untuk membuat Jeno tertarik padamu? Baiklah akan ku hancurkan wajah ini juga," dengan kalimat itu wanita itu menggores wajah Nana dengan cukup dalam.
Membuat Nana kehilangan kesadaran nya

.....

"Tidak!"

Jeno terkejut langsung menoleh ke arah tempat tidur. Nana yang tiba tiba terbangun dan berteriak sedikit membuat Jeno khawatir.
"Kenapa na kenapa?" Jeno bergegas menghampiri.

"Jeno di gudang itu Jen gudang yang gelap itu," Nana memeluk Jeno tak peduli dengan infus yang kini tertancap di tangan kirinya agak membatasi ruang gerak nya.

That's OkayTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon