Prolog

5.6K 366 41
                                    

Dengan gugup dan jantung yang terus berdebar, bersama dengan semua orang yang juga sama-sama merasa cemas menanti hasil laporan dari sang dokter yang masih sibuk berkutat di dalam ruangan, Tzuyu duduk dengan bermacam rasa yang berkecamuk dalam hatinya.

Matanya menyapu ke seluruh sudut ruangan yang terasa hening. Langit mulai menggelap dan lampu kristal yang menggantung kokoh mulai menyala serta bau harum dari lilin aroma terapi mulai tercium. Namun, di dalam segala keindahan yang ada Tzuyu tahu bahwa tidak ada tanda-tanda dirinya masih dibutuhkan di sana.

Hatinya menjerit sakit ketika dalam beberapa waktu ke depan ia akan merasa bahagia namun juga ditampar dalam waktu yang sama. Ia begitu merindukan kakaknya, kakak yang selama ini menyayanginya, namun kenyataan lain adalah ia adalah gadis tak tahu diri yang membuat suami dari kakaknya terlibat cinta yang tak semestinya.

Tzuyu menyerah, ia tak sanggup jika harus berdiam lebih lama. Membayangkan kedua kelopak mata cantik dari sang kakak terbuka dan air mata yang berjatuhan karena rasa rindu yang menggebu tak memungkinkan dia untuk tetap punya nyali memeluk tubuh perempuam rapuh itu, terlebih setelah ia merebut dan menggantikan sosok yang selalu menopang kerapuhannya.

Pergi.

Itulah kata yang bisa Tzuyu pikirkan saat ini, melihat sekali lagi semua orang sedang khusyuk memanjatkan doa berharap sebuah keajaiban yang mereka nantikan selama ini akan datang, dan keberadaannya hanya akan menimbulkan cacat pada keajaiban itu.

Tzuyu menghapus air matanya sebelum akhirnya memilih untuk mulai memundurkan langkah.

Ini pilihan terbaik, sebelum akhirnya semua lebih hancur dan berantakan karenamu.

Ia hanya bisa menguatkan diri sendiri sekarang. Hingga satu langkah besar yang ia ambil sebagai keputusan untuk memilih menyerah pada apa yang seharusnya tak pernah ia pilih, rasa lembut dan hangat yang menjalar begitu cepat ketika tangan sosok yang menjadi tumpuan hidup antara ia dan kakaknya menahan langkah Tzuyu dan menghentikan semuanya.

Jeon Jungkook.

Mata lelaki itu tertuju pada Tzuyu, menyiratkan rasa cemas, khawatir dan rasa bersalah yang teramat dalam, hal yang membuat Tzuyu semakin merasa tak berharga sekarang. Pria itu menggelengkan kepalanya halus dan mendekatkan dirinya pada Tzuyu mencegah agar orang lain mendengar apa yang akan ia katakan.

"Jangan pergi, kita akan menghadapi ini bersama,"





▪️▪️🍃▪️▪️



Assalamu'alaikum

Akhirnyaaaa.. Setelah sekian lama mendem cerita ini, pdhl ide cerita ini dtg barengan sm Eadrainn, jauh sblm ada ide buat Portrayal, waktu itu judulnya The Last Promise waktu diinfokan d Breathless, tapi ya.. Masih berpikir judul yang srek jd Portrayal duluan

Yupss, ada yg udh bisa baca gimana alur ceritanya dr Prolog sm Deskripsi? Ada yg penasaran kelanjutannya?

Ah iya satu lagi, takutnya nanti kalian gak ngerti. Jd d An Dara ini alurnya alur mundur ya, sampai nanti klimaks baru alur maju.. Pernah nonton Miracle In Cell No. 7 gak? Itu kan pas awal mulai si anaknya udh gede, mulai film alur mundur pas anaknya msh kecil, pas klimaks baru maju lagi

Ngerti g Syifa ngomong apa?🤔😶 takut belibet

Kritik dan saran ditunggu

29 Maret, 2020

Syi_Fatiandi

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang