01# Started

2.8K 306 39
                                    

"Percayalah, Sayang. Aku bahkan rela menceraikan Areum demi dirimu,"

Joohyun tersenyum setelah meletakkan sandwich telur di meja. Lelaki paruh baya itu mengerling hanya untuk menambah kadar rayuannya, yang sama sekali tidak berefek apa-apa.

"Aku sudah menambahkan ekstra keju dalam roti milikmu, Paman. Makanlah,"

"Ah, kau benar-benar gadis impian semua orang, persis seperti Areum-ku. Walau begitu, aku semakin rela melepasnya, menghabiskan waktu bersamanya terdengar membosankan,"

"Paman, kau tidak akan pernah bisa menceraikan Bibi. Tidak untukku ataupun adikku, atau gadis lainnya di kota ini," jawab gadis bersenyum manis itu membuat sang pria paruh baya semakin mengerutkan wajahnya pertanda sedih.

"Kau bicara seolah aku ini lelaki yang ingin menikahi banyak wanita saja, dan untuk kau menyebutkan adikmu? Sally masih terlalu kecil untuk kau sebut sebagai daftar nama bagi lelaki tua sepertiku, Irene," ucap pria berperut buncit itu membuat Joohyun terkikik geli.

"Jadi kau merasa tua sekarang, Hyunsik?" suara nyaring itu terdengar dari arah berlainan dan langsung tertuju jelas pada sang pemilik nama, membuat lelaki berkumis itu mengurungkan suapan pertamanya. Irene hanya menahan kegelian sambil menuangkan susu, memerhatikan keributan kecil antara suami dan istri lanjut usia itu yang malah terlihat lucu.

"Ayolah Areum, walau sudah tua aku tetap laki-laki normal, aku masih bisa membedakan mana bidadari cantik dan mana penyihir bertubuh gempal sepertimu," gerutu Hyunsik yang pada akhirnya mendaratkan roti lembut itu di mulutnya.

"Oh ya, aku berterima kasih atas banyak pujianmu itu, tapi aku yakin Irene lebih dari normal untuk bisa membedakan mana pangeran dan juga prajurit kelebihan bobot seperti dirimu," timpal Areum yang sudah mengambil gelas yang disodorkan padanya. Joohyun menggelengkan kepala menatap mereka.

"Dan pangerannya sudah datang sekarang," suara bariton itu menjadi pusat perhatian, tepat saat Joohyun menoleh sebuah kecupan manis mendarat mulus di pipi kanannya seiring dengan sebuah tangan yang merangkul tubuhnya hangat dari belakang.

"Oh tidak, jantungku bisa terlepas, tolong jangan serang aku tanpa persiapan," keluh paman Hyunsik bersandar dengan wajah dibuat kesakitan, hal yang bibi Areum manfaatkan untuk memasukkan dua kelopak jeruk ke mulut lelaki tua itu yang sontak terbatuk. Hal yang sukses membuat si pangeran dan bidadari sang pemeran utama pagi ini kompak tertawa.

"Susu atau jus jeruk?" tanya Joohyun saat pria di sampingnya sudah mengambil tempat di kursi sekarang.

"Aku membutuhkan vitamin C yang banyak hari ini," jawabnya membuat Joohyun langsung mengambilkan gelas berisi cairan orange di sana.

"C untuk cinta," tambah Joohyon membuat lelakinya tersenyum.

"Aku harap cintamu tak terbagi lagi, Sayang. Aku mau cinta yang seutuhnya,"

"Kapan aku membagi cinta untukmu?"

"Kapan? Kau lupa atau memang sengaja lupa? Aku rasa kau menyadari bahwa cinta yang kau beri adalah sisa dari cinta untuk adikmu itu," keluh sang pria melayangkan protes dengan wajah yang dibuat sebal.

"Jungkook kau salah paham, aku tidak pernah membagi cinta antara kau dan Tzuyu, apa yang kuberi adalah satu yang utuh untuk masing-masing," jelas Joohyun membuat Jungkook akhirnya tersenyum.

"Aku percaya,"

Joohyun kembali menyiapkan sarapan dan berbincang ringan dengan yang lain, walau Hyunsik dan Areum masih mendominasi perbincangan.

Suara tarikan kursi membuat kegiatan mereka terhenti, semua pandangan teralih pada empat orang yang kini beralih duduk, membuat suasana menjadi dingin dan menghilangkan bekas kehangatan yang beberapa detik lalu masih melekat.

An Dara [COMPLETED]Where stories live. Discover now