BAGIAN 20

10.9K 524 6
                                    

Aku akan tetap mempertahankanmu. Namun, aku akan pergi ketika kamu terlalu lama menyakiti dan membuat rasaku pergi. Dan saat itu terjadi, itu akan menjadi hari terakhir kamu melihatku. Karena setelahnya, aku akan menghilang dari hidupmu

🥀🥀🥀🥀🥀

“Ke mana dia?” gumam Arjuna dengan mata mengamati kamarnya lekat.

Arjuna baru saja keluar dari kamar mandi. Bahkan rambutnya masih terlihat basah dan tengah diusapnya pelan. Keningnya berkerut tidak melihat Pentry yang ada di kamarnya.

“Apa dia masih menonton televisi?” ujar Arjuna yang memlih meletakan handuk dan melangkah ke arah ruang utama di apartemen. Matanya mulai mengamati di mana Pentry berada. Hingga pada akhirnya, dia menatap ke arah wanita yang tengah tertidur di sofa depan televisi, membuatnya berdecak heran.

“Kenapa malah tidur di sini,” uajr Arjuna yang langsung mendekati Pentry.

Arjuna baru mengulurkan tangan ketika matanya menatap wajah damai wanita di depannya. Terasa tidak ada masalah sama sekali. Membuat Arjuna yang melihat merasa bersalah.

Bersalah? Kenapa aku harus merasa bersalah, batin Arjuna masih menyangkal.

Arjuna menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia memilih mengangkat tubuh ringkih istrinya dan membawa ke kamar. Rasanya dia tidak tega jika harus membangunkan Pentry yang sudah terlihat begitu nyenyak dengan mimpinya.

“Aku rasa aku bisa gila kalau bersama dia terus,” batin Arjuna kesal.

Arjuna mulai meletakan Pentry di ranjang pelan. Tangannya menarik selimut tebal dan menutupi tubuh Pentry hingga sebatas dada. Sampai dia memilih menatap tempat tidurnya dan menutup mata pelan. Menghilangkan rasa kantuk yang sudah menyerangnya.

Tidak masalah, kan, dia di sampingku, batin Arjuna takut jika dia sampai hilang kendali

🍁🍁🍁🍁🍁

Pentry menggeliat pelan ketika rasa nyaman mulai terasa di tubuhnya. Tidak ada rasa kaku yang bisanya dia rasakan selepas bangun tidur. Saat ini yang ada rasa hangat dan juga nyaman. Bahkan, terasa bau badan dengan dominasi pria mulai menyengat dalam indra penciumanya.

Pentry membuka mata pelan ketika cahaya matahari mulai tampak sepenuhnya, menyinari matanya yany mulai mengamati sekitar.

"Ini bukannya di kamar Arjuna," batin Pentry masih hapal dengan tempat yang saat ini menjadi tempat tinggalnya.

Pentry menghela napas perlahan dan siap bangkit. Namun, sepasang tangan kekar menghentikan gerakannya. Memuat Pentry yang merasakan pelukan erat langsung menatap lekat.

"Astaga," pekik Pentry kecil ketika doa baru sadar di mana dia berada. Awalnya dia berpikir jika saat ini berada di sofa kamar Arjuna.

Kamar? Pentry yany mulai tersadar langsung menutup mulutnya rapat. Rasanya dia mulai tidak percaya dengan tubuhnya yang mengalami kelainan.

"Apa orang hamil bisa memiliki hal aneh seperti ini?" gumam Pentry merasa takut.

"Aku yang memindahkannya."

Pentry segera menatap ke asal suara, mengamati wajah tenang dengan mata memejam lelap. Menyesapnya dalam, menjadikannya seperti memori yang nantinya akan dirindukan.

Aku tetap berusaha untuk mempertahankanmu, Jun. Namun, aku tidak akan terus berjuang ketika kamu memintaku berhenti, batin Pentry.

Arjuna menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Matanya mulai terbuka, menatap wajau Pentry yang sudah menatapnya polos.

"Aku sudah mengatakan agar kamu tidur di kamar dan bukan di sofa ruang tamu, Pentry. Kenapa juga kamu masih tidur di sana?" tegas Arjuna dengan pandangan tidak suka.

"Maaf, aku pikir...."

"Sudahlah," potong Arjuna sembari melepaskan pelukannya pelan. Dia segera bangkit dan membuanh pandangannya ke arah lain.

"Aku harus ke kantor. Mulai sekarang aku harus bekerja dan juga menyelesaikan kuliah," imbuh Arjuna sembari melangkah ke kamat mandi.

Pentry yang mendengar hanya mengulas senyum tipis dan segera bangkit. "Kita buatkan sarapan enak buat papa ya, sayang," ucap Pentry dengan anak yang masih di dalam kandungannya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Arjuna mengusap kasar wajahnya yang sejak tadi tidak karuan. Dia tidak pernah menyangka jika akan memeluk Pentry dalam tidur. Bahkah, sejak tadi sifat cueknya hanya sebagai temeng agar tidak merasakan malu karena tingkahnya.

"Rasanya benar-benat aneh," gumam Arjuna berusaha mengusik wajah Pentry yang seakan memenuhi otaknya.

Arjuna memilih melangkah keluar dan menatap kamarnya dengan pandangan bingung. Pentry sudah menghilang. Namun, matanya menatap tatapan setelan kerja yanh ada di ranjang dengam note berwarna kuning.

Aku tidak tahu apa warna kesukaanmu, tetapi aku rasa warna coklat mampu membuat mereka terkesan denganmu.

Arjuna yang membaca terkekeh kecil.
Matanya menatap ke arah pakaian yang sudsh disiapkan istrinya lekat.

"Mungkin aku bisa mencobanya," ucap Arjuna yang berusaha meyakini apa yang dikatakan Pentry

🍁🍁🍁🍁🍁

Pentry mengulas senyum tipis ketika menatap makanan yang ada di atas meja makannya. Hanya nasi goreng dengan campuran sosis, bakso dan juga telur yang sudah menjadi satu. Masakan kecil yang tidak memakan waktu lama.

"Aku harap Arjuna akan suka," ucap Pentry sembari menunggu Arjuna datang.

Pentry masih asyik dengan lamunannya ketika bunyi sepatu mulai bergesek dengan lantai menuju ke arahnya. Membuat matanya beralih menatap ke asal suara. Tepat di mana Arjuna berdiri dengan pakian yang sudah dipilihkannya.

"Sudah mau berangkat?" tanya Pentry segera bangkit dan menatap Arjuna dengan pandangan berbinar.

"Iya."

"Mau sarapan dulu? Aku sudah membuatkan sarapam untukmu," ujar Pentry dengan penuh semangat.

Arjuna hanya diam, menatap makanan sederhana yanh disiapkan Pentry dengan pandangan mengamati. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Membuat Pentry langsung mengerut tidak percaya diri.

"Maaf karena aku cuma masak nasi goreng. Soalnya tadi...."

"Aku rasa lain kali kamu tidak perlu memikirkan mengenai makanku, Pentry. Aku bisa mengurus diriku sendiri. Lebih baik kamu urus sendiri urusanmu," tegas Arjuna membuat Pentry hanya diam.

Pentry menundukan kepala ketika Arjuna mulai melangkah meninggalkannya. Sampai pintu apartemennya tertutup kembali.

"Lagi,"gumam Pentru dengan wajah lelah. "Aku harus berjuang seperti apalagi sekarang?"

🍁🍁🍁🍁🍁

My Secret WifeWhere stories live. Discover now