EPILOG

16.1K 503 13
                                    

Aku pernah menjadi seorang hamba yang selalu menyalahkan penciptanya. Namun, siapa sangka jika semua yang Tuhan lakukan adalah yang terbaik untuk hambanya. Tuhan memberikanku kebahagiaan melebihi dari apa yang pernah aku harapkan.

🥀🥀🥀🥀🥀


“Hati-hati, sayang,” ucap Arjuna sembari membawa Pentry yang masih melangkah dengan mata tertutup.

“Arjuna, kita mau ke mana?” tanya Pentry dengan sebelah tangan meraba ruang kosong di depannya.

Arjuna yang sudah mengganggam jemari Pentry hanya terdiam dan terus melangkah. Dia mulai memasuki sebuah cafe dengan lampu minim pencahayaan. Bibirnya masih saja terus mengumbar senyum bahagia. Sesekali menatap ke arah Pentry yang masih menurut di dekatnya.

“Arjuna, kenapa diam saja?” tanya Pentry dengan perasaan bingung. Dia merasa ada hal aneh karena Arjuna hanya diam. Namun, dia masih merasakan genggaman di sebelah tangannya, membuat Pentry merasa tenang seketika.

“Arjuna,” panggil Pentry pelan.

“Apa, sayang?” ucap Arjuna pelan.

“Kita mau ke mana?” tanya Pentry lirih.

“Nanti juga kamu tahu,” jawab Arjuna enteng.

Pentry yang mendengar berdecak kecil dan mendengus kesal. Dia sudah memanyunkan bibir. Arjuna yang melihat hanya terkekeh kecil dan mengulum senyum tipis. Dia merasa gemas dengan tingkah Pentry yang sejak tadi tidak berhenti berceloteh. Sampai dia menghentikan langkah dan menatap Pentry lekat.

Arjuna mulai melepaskan genggamannya dan melangkah menjauh. Mengamati Pentry yang ada di tengah ruangan.

“Arjuna, kamu di mana?” tanya Pentry dengan tangan meraba sekitar. Namun, dia tidak mendapatkan Arjuna di depannya. Tangannya hanya menggapai ruang hampa.

“Arjuna,” panggil Pentry dengan perasaan takut. Tangannya mulai melepaskan penutup mata yang sejak tadi menghalangi pandangannya.

Pentry mulai membuka mata pelan dan menyesuaikan dengan pemandangan sekitar yang tampak sama. Sampai dia membuka mata lebar, bersamaan dengan lampu ruangan yang menyala. Menghadirkan ruang kosong tanpa seorang pun.

“Arjun....” Pentry menghentikan ucapannya ketika sebuah kalung berbandul hati berhenti tepat di depannya.

Pentry segera membalik badan dan menatap Arjuna yang sudah tersenyum ke arahnya. Membuat Pentry terdiam seketika. “Arjuna,” lirih Pentry.

Arjuna mengulas senyum tipis dan mengenakan kalung yang sudah lama disiapkan olehnya. Menatap penampilan sang istri yang terlihat sempurn di depannya. “Kamu cantik, sayang,” ucap Arjuna lirih.

Pentry tersenyum kecil dan mengamati ruangan sekitar. “Kamu mencoba memberikan kejutan untukku? Namun, kenapa kosong?” tanya Penrty mengalihkan pandangan dari Arjuna. Dia masih mencoba menenangkan degup jantung yang terus saja bertalu keras.

Pentry mencoba membalik badan dan siap melangkah ke arah lain. Namun, niatnya terhenti ketika Arjuna meraih pergelangan tangannya. Membuat Pentry terpaksa menatap ke arah suaminya. Mendapati Arjuna yang tengah berjongkok dengan satu kaki di bagian belakang dan satu kaki menahan tubuh.

Pentry menatap Arjuna yang sudah mengeluarkan sebuah kotak beludru dan membuka pelan. Menghadirkan cincin dengan ukiran indah, membuat Pentry terdiam seketika.

“Aku tahu mungkin ini terlambat Pentry. Aku juga sadar sudah banyak membuat kesalahan denganmu. Aku sering sekali membuatmu sakit hati dan sengaja melukaimu. Aku minta maaf untuk itu. Namun, hari ini aku ingin mengatakan isi hatiku. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku ingin kamu hidup bersamaku, selamnya. Menjadi istri dan juga ibu untuk ankak-anakku kelak. Aku mau kita bersama sampai tua dan hanya maut yang memisahkan kita,” ucap Arjuna panjang lebar.

“Apa kamu mau?” tanya Arjuna dengan penuh harap.

Pentry yang mendengar langsung terdiam. Mengamati wajah Arjuna dan membuang napas pelan. “Kalau aku menolak, bagaimana?” Pentry malah balik bertanya, membuat Arjuna semakin diam.

“Mungkin aku bisa memaksanya,” jawab Arjuna enteng. Bibirnya masih mengulas senyum tipis dan menatap Pentry penuh cinta. “Kamu lupa? Anak kita masih ada di rumah bersama mama.”

“Kamu menjadikan anak kita sebagai jaminan?” tanya Pentry dengan pandangan tidak percaya.

“Apa pun untuk tetap mempertahankan keluarga kita, sayang,” jawab Arjuna dengan senyum tipis. “Jadi, bagaimana? Kamu mau hidup denganku?” tanya Arjuna kembali.

Pentry terdiam sejenak. Memikirkan keputusan apa yang akan diambilnya. Sesekali menatap ke arah Arjuna yang masih berlutut dengan tangan menggenggam jemarinya. Bibirnya masih menahan tawa karena Arjuna yang terlihat was-was.

“Ayolah, sayang. Kakiku sudah lelah,” celetuk Arjuna.

Seketika, Pentry tertawa dan menatap Arjuna. “Aku menerimamu, Arjuna,” jawab Pentry lirih.

Arjuna yang mendengar segera bangkit dan menatap Pentry bahagia. Perlahan, tangannya mengambil cincinnya dan memasukan di jari Pentry. “Aku mencintaimu,” bisik  Arjuna bahagia.

“Aku juga mencintaimu, my hubby,” jawab Pentry dengan wajah bahagia.

Arjuna hanya tertawa kecil dan mendekap Pentry. “Tuhan mempertemukan kita dengan cara yang salah, sayang. Namun, sekarang aku yakin, Tuhan menyatukanku dengan jodoh yang benar,” gumam Arjuna pelan.

Penrty hanya terdiam dan mendekap Arjuna erat. Aku memang tidak pernah tahu ke mana takdir akan membawaku pergi. Termasuk denganmu, Jun. Aku tidak pernah menyangka jika Tuhan berbaik hati memberikan pria sepetimu untuk menjadi pendampingku. Aku tidak menyangka jika Tuhan memberikan kebahagiaan lebih dari apa yang aku minta, batin Pentry merasa bahagia.

I love you, baby,” bisik Arjuna.

Love you too, hubby,” jawab Pentry tidak kalah berbisik.
_____

Yeheyyy akhirnya kita sampai di ending ya. Hehe

Terima kasih untuk yang sudah mengikuti kisah Pentry dan Arjuna. Lop kalian semua pokoknya. Jangan lupa baca cerita Kim yang lain ya sayangkuh. Muah muah. Peluk online buat semuanya. 😘🤗

My Secret WifeWhere stories live. Discover now