Wattpad Original
There are 6 more free parts

RANIA-03

60.5K 5.8K 563
                                    

Nia menatap sinis perempuan yang baru saja keluar dari ruang operasi dengan dagu yang sedikit terangkat seolah sedang membanggakan dirinya.

"Kerja bagus, Asisten." Pricilla tersenyum seraya menepuk dua kali bahu Nia lalu melenggang pergi.

Nia menahan dirinya sendiri untuk tidak emosi, selama Pricilla bertugas sebagai pemimpin dalam menjalankan operasi, gadis itu selalu bertindak sesuka hati dan semakin sombong di depan Nia.

Untung saja mereka sedang berada di rumah sakit, mungkin jika berada di luar Nia tidak segan-segan mengulangi adegan perkelahiannya dengan Pricilla di waktu SMP dulu.

Nia duduk di kursi yang berada di depan pintu ruang operasi, melakukan operasi yang memakan waktu selama berjam-jam lamanya membuat kondisi tubuh Nia begitu lelah. Memang ia sudah lumayan sering berada di ruang operasi selama berjam-jam lamanya namun tubuhnya masih belum terbiasa.

Rasa lelah Nia kian bertambah semenjak Pricilla yang menjadi pemimpin dalam melaksanakan operasi di mana menurutnya Pricilla sendiri terlihat masih jijik saat melihat organ dalam tubuh manusia yang akan mereka tangani.

Nia menghela napas kemudian bangkit tepat saat Pricilla kembali datang ke ruang operasi dengan pakaian sterilnya.

"Ya namanya juga dokter hasil nyuap, udah pasti gak beres."

Pricilla berhenti melangkah dan berbalik menatap Nia yang sedang melangkah menjauh darinya.

"Dok, bisa kita cek kondisinya sekarang?"

Pricilla mengurungkan niat untuk menegur Nia ketika seorang perawat datang menghampirinya.

🩺

Laki-laki dengan setelan formalnya yang tak lain adalah Ansel duduk di kursi besarnya dengan mata yang tertuju ke arah dua daun pintu ruangannya yang berukuran besar itu. Melihat rekan kerja sekaligus teman SMA-nya datang, tubuh Ansel menjauh dari sandaran kursi.

"Gue gak ada waktu buat dugem."

Ansel melepas jas abu-abunya karena ia baru saja selesai meeting lalu ia lemparkan ke arah temannya itu.

Bima—-melemparkan jas milik Ansel ke sofa, ia tidak peduli dengan harga jas itu dan juga tidak peduli dengan tatapan tajam Ansel karena ia sudah melemparkan asal jas tersebut.

Bima duduk di depan Ansel, "kenapa lo manggil gue?"

"Lo ke Korea sekarang."

Kedua mata Bima membulat lebar.

"Lo buka cabang di sana? Lo nyuruh gue ke Korea? Sekarang? Gila lo."

"Rencananya gue mau buka usaha baru, buat agensi di sana, gimana menurut lo?"

Bima terlihat kebingungan melihat laki-laki yang kini tengah berdiri di depannya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana bahannya.

Bima semakin kebingungan lagi lantaran sekarang Ansel berubah dari ekspresi serius menjadi tertawa.

"Kelamaan jomblo jadi gini lo?"

"Jomblo? Sayangnya gue udah punya calon."

Bima tertawa tidak percaya.

Arranged Marriage (RANIA) [COMPLETED]Where stories live. Discover now