Wattpad Original
There are 5 more free parts

RANIA-04

54.3K 5.5K 265
                                    

Kertas yang menutupi wajahnya Bima turunkan memperhatikan Ansel yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Gak guna kasetnya," ucap Ansel duduk di sofa.

Bima diam, rencananya ia ingin mengabaikan Ansel yang sudah berbohong kepadanya mengenai waktu cutinya.

"Lo waktu deketin si Dara gimana, sih?"

Bima diam sibuk memperhatikan kertas yang sebenarnya tidak ada tulisan ataupun gambar, hanya kertas kosong.

Ansel mengambil karet gelang yang ada di meja dan mengarahkannya pada kertas yang menutupi wajah Bima.

"Apa, sih?!" Bima meletakkan kertas kosongnya dan mengambil karet gelang yang tadi sempat mengenai tangannya.

"Waktu lo deketin si Dara gimana? Gak usah ngegas gue bos lo."

"Cuti gue mana anjir? Bacot amat lo bilang mau ngasih cuti ke gue."

"Lah kasetnya aja gak guna, dia udah punya ternyata."

"Jadi karena dia udah punya gue gagal cuti gitu?"

Ansel mengangguk secara terang-terangan.

"Cepetan kasih tau gue gimana cara lo pas deketin Dara, kalo berhasil lo bener-bener gue kasih cuti kali ini."

Sebenarnya Bima sudah muak dengan ucapan teman sekaligus bosnya itu, namun demi mendapatkan waktu cuti Bima pun terpaksa melayani ucapan Ansel.

"Waktu gue deketin Dara." Bima diam sejenak sembari mengingat apa yang pernah ia lakukan ketika berjuang mendapatkan hati seorang perempuan.

"Si Dara gue beliin bunga, sih, karena emang dia suka bunga, udah gitu sering gue ajak jalan, nonton, ditambah gue sering rayu dia pake gombalan old but gold."

Ansel diam memikirkan ucapan Bima yang ingin ia jadikan contoh dalam usahanya untuk mendekati Nia.

🩺

"Pasien selanjutnya Ansel Rolando Oriel, Dok."

Nia tidak jadi minum dan langsung menutup botol minumnya begitu mendengar nama Ansel, ini adalah kali kedua Ansel mereka bertemu dengan Ansel yang berstatus sebagai pasiennya.

"Suster boleh keluar bentar?" pinta Nia ketika Ansel sudah masuk.

Suster yang mendampingi Nia pun pergi keluar.

"Nan ...."

"Gue gak suka sama cara lo."

Satu alis Ansel sedikit terangkat.

"Daftar jadi pasien padahal lo cuma pengen ketemu sama gue, lo buang-buang waktu gue, kasihan pasien yang lain harus nunggu karena ulah lo ini."

"Kalo gak kayak gini kita pasti gak bisa ketemu."

Nia menyandarkan tubuhnya menatap kesal Ansel.

"Aku gak bakal kayak gini lagi, tapi ada syaratnya."

Nia terlihat tidak tertarik.

"Kita dinner. Kalo kamu mau aku gak bakal lakuin ini lagi, tapi kalo kamu gak mau, ya, aku tetep nemuin kamu dengan cara kayak gini."

"Gue bisa minta sama suster di luar buat gak masukin lo lagi ke daftar pasien gue, mungkin gue juga bisa minta sama satpam buat nahan lo di luar."

Ansel tertawa kecil dengan kepala yang menunduk sejenak.

"Aku cuma pengen ajak kamu dinner, sekedar dinner."

Nia mengambil tasnya dan mengeluarkan buku yang berukuran cukup tebal lalu menaruhnya di meja.

"Lo tau, kan, gue suka hal-hal yang berbau Korea? Bisa dibilang gue ngerti bahasa Korea berkat belajar dari buku ini. Sekarang giliran lo, lo harus hafal setiap kalimat yang ada di buku ini dimulai dari halaman pertama sampe halaman sepuluh. Besok lo ke sini, besok gue tagih."

Arranged Marriage (RANIA) [COMPLETED]Where stories live. Discover now