Wattpad Original
There is 1 more free part

RANIA-08

49.9K 5.1K 163
                                    

Nia yang sedang duduk di depan cermin sadar jika dirinya tengah diperhatikan oleh ayahnya dan Nia memilih untuk tidak peduli sebelum hal yang tidak ia suka terjadi, Nevan menggodanya.

"Kak, udah cantik, loh. Ansel udah nungguin dari tadi." Reya masuk ke kamar Nia sekaligus untuk membawa anak gadisnya itu keluar.

Nia beranjak dari kursi lalu mengambil tas selempangnya dan berjalan tanpa menatap Nevan.

"Akhirnya Kakak malem mingguannya di luar."

Nia langsung berhenti melangkah dan menatap ayahnya.

"Awas, ya, kalo Nia pulang nanti Papi ada di depan pintu, jangan bahas soal ini juga besok pagi, awas, Nia marah loh," ucap Nia memberi peringatan sebelum hal tersebut terjadi.

Nevan mengangguk seraya tersenyum.

"Ya udah, ayo turun, Ansel udah nungguin." Reya menarik Nia untuk segera turun ke lantai bawah di mana ada Ansel yang sudah menunggu selama satu jam lebih.

🩺

Setelah keluar dari mobil, pandangan Nia jatuh pada tangannya yang langsung digenggam oleh Ansel lalu membawanya masuk ke gedung tempat di mana acara berlangsung.

Ansel meminta pada Nia untuk menemaninya ke sebuah acara yang dilakukan oleh rekan kerjanya, tentu saja Nia langsung menolak di awal, namun karena Ansel terus memaksa akhirnya Nia mau dengan terpaksa.

Ansel menoleh menatap sejenak genggaman tangannya yang diremas lalu menatap Nia yang sedang memperhatikan ke arah lain.

"Hai, Ansel."

Ansel menoleh, begitu juga dengan Nia.

Ansel melepaskan genggaman tangannya untuk menyambut perempuan yang baru saja menyapanya dengan sebuah pelukan kecil.

Nia mendadak kesal tanpa ia pahami maksud dari rasa kesalnya. Mungkin saat ia melihat orang yang paling dibenci muncul di depan matanya dan rasa kesal tersebut kian bertambah ketika Ansel mendapatkan ciuman pada pipi kiri laki-laki itu.

"Aku pikir kamu gak dateng."

Ansel tertawa. "Gak mungkin, dong, aku gak dateng."

Nia langsung merasa terabaikan sekarang, Nia semakin kesal lagi.

"He'em!" Nia pura-pura berdehem dengan pandangan lurus ke depan.

"Oh iya, kenalin ini Nia."

"Ini rekan kerja aku, yang punya acara ini dia, namanya Janice." Lanjut Ansel saling memperkenalkan dua gadis itu.

Melihat Janice mengulurkan tangan Nia membalasnya dengan sejenak.

"Pacar kamu?" Jenice menunjuk Nia sambil menatap Ansel.

Ansel menggeleng. "Enggak."

"Oh cuma sekedar nemenin biar gak keliatan jomlonya?" tanya Janice seraya tertawa dan begitu juga dengan Ansel.

Merasa muak, Nia pergi tanpa peduli jika ia dianggap tidak sopan yang jelas ia ingin menjauh dari dua orang itu.

🩺

"Harus banget duduk di meja itu?"

"Emang kenapa? Cuma di meja itu kursinya ada yang kosong, lagian aku kenal, kok, sama yang duduk di meja itu."

Nia berjalan dengan malas di belakang Ansel seraya membawa makanan berupa cemilan sedangkan minuman dibawa oleh Ansel.

Ketika tiba di meja, Ansel memberi sapaannya kepada laki-laki yang sejujurnya dikenali oleh Nia namun Nia berlagak tidak mengenalinya atau lebih tepatnya malas menatap wajah laki-laki itu.

Arranged Marriage (RANIA) [COMPLETED]Where stories live. Discover now