18

1.8K 78 0
                                    

Di percobaan pertama pikacunya belum nyangkut, trus di percobaan ke dua udah ke tarik sebenernya tapi jatuh lagi. Heran sama Pak Putra mukanya lucu banget ternyata kalo lagi fokus gini.

Percobaan ke tiga, akhirnya pikacunya dapat juga. Aku langsung meluk Pak Putra ampe nggak memperdulikan keadaan sekitar kita. Pak Putra yang dipeluk juga cuma senyum manis banget, liat gimana aku meluk dia.

"Yes dapet!, makasih Pak." -Niel

"Sama-sama, pikacunya udah dapet kita kemana sekarang?" ucap Pak Putra sambil mengusap puncak kepala Niel

"Langsung cari perlengkapan aja deh Pak." -Niel

"Oke, tapi kita makan dulu ya?" -Pak Putra

"Sekarang aja Pak, makannya nanti aja." -Niel

"Tapi nanti kamu sakit, inget kita pulang sekolah langsung kesini, trus tadi di jalan juga gitu." -Pak Putra

"Oke deh Pak makan dulu, ditempat biasa ya." -Niel

***

"Sudah semua?, ada yang kurang atau tidak?" -Pak Putra

"Nggak ada yang kurang keknya Pak." -Niel

"Kita langsung pulang?" -Pak Putra

"Mau main ke taman deket komplek dulu Pak, beli cilok." -Niel

"Siap." -Pak Putra

Setelah perjalanan dengan barang bawaan yang lumayan banyak, kita akhirnya sampai di taman komplek. Seperti biasanya keadaan taman dipenuhi oleh beberapa orang.

Beberapa pasangan muda mudi yang tengah menikmati waktu bersama, seperti kami. Eh cie, kita juga pasangan ternyata. Kadang lupa kalo udah pacaran sama Pak Putra.

Kita berjalan perlahan menyusuri taman, sambil berharap masih dapat bangku kosong disana. Sebelum itu kita tadi udah beli cilok langganan.

Setelah lumayan lama berkeliling, akhirnya kita nemu bangku yang terletak tepat di pinggir danau. Rada sepi soalnya jauh banget buat jalan kesini, butuh effort.

"Sepi, mungkin gara-gara di ujung taman lumayan jauh juga jalannya?, padahal viewnya lumayan." -Niel

"Tidak semua yang terlihat bagus akan disukai banyak orang Niel." -Pak Putra

"Kok gitu Pak?" -Niel

"Sama seperti kamu." -Pak Putra

"Kok aku?" -Niel

"Kamu tuh cantik mirip pemandangan yang yang di dapat di bangku ini, tapi cuma beberapa orang yang akan liat itu." ucap Pak Putra sambil menatap danau dengan pantulan warna jingga dari langit yang perlahan berganti warna

Kan apasih Pak Putra, aku kan jadi mengsalting. Untung disini sepi, aku senyum-senyum gini jadi nggak ada yang liat. Kita cari perlengkapan sekalian pacaran, two in one.

"Niel." -Pak Putra

"Iya Pak, kenapa?" ucap Niel menatap Pak Putra sambil menggerak-gerakan kakinya

"Tidak jadi." -Pak Putra

"Ishh Pak, beneran kenapa?" -Niel

ME & MY TEACHERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora