CHAPTER 2 KASUS BARU

1.5K 145 42
                                    

Ketika Flinn dan Kinsey masuk ke dalam Villa, sosok Roy dan istrinya, Kaila ... tengah duduk di sofa ruang tamu.

" Apa kalian mampir dulu di hutan terdekat untuk bermesraan di sana? Bercinta di dalam hutan untuk mengabulkan orangtua kalian yang meminta banyak cucu? Melupakan kami yang sudah hampir empat jam menunggu kalian. Woow ... hebat jika benar begitu alasan kalian datang terlambat." Ujar Roy penuh nada sindiran sambil bertepuk tangan ketika Flinn dan Kinsey muncul di hadapannya.

Flinn mendengus pelan disertai gelengan kepala sedangkan Kinsey cekikikan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia menatap penuh sesal pada Kaila yang hanya tersenyum lebar padanya.

" Maaf Kaila, kami terlambat karena harus mengantarkan anak-anak dulu ke mansion mertua. Kau pasti tahu susahnya menyuruh mereka bangun pagi. Maaf ya ..." ucap Kinsey tulus sembari menangkupkan kedua tangan di depan dada.

" Tidak masalah, Kins. Kita sama-sama seorang ibu, jadi aku mengerti kondisimu." Kaila menyahut dengan ramah, berbanding terbalik dengan suaminya yang masih memicing tajam pada sepasang suami istri yang sudah membuatnya hampir mati karena bosan menunggu berjam-jam kedatangan mereka.

" Oh begitu, jadi hanya Kaila yang kalian anggap ada di sini. Terus aku ini apa? Patung selamat datang?" protes Roy, tak terima karena Kinsey hanya meminta maaf pada Kaila. Padahal dirinya yang bersungut-sungut kesal di sini.

" Untuk tuduhanmu yang tadi sepertinya bukan ide buruk, patut dicoba." Sahut Flinn yang sukses menarik atensi ketiganya. " Kenapa tidak sekalian saja bercinta di puncak gunung? Sayang mau coba?" tanyanya pada Kinsey yang membuat ibu tiga anak itu merona hebat.

" Puas Roy? Dasar tidak waras." Lanjut Flinn kali ini sembari memukul pelan perut Roy yang pura-pura meringis kesakitan.

" Kelewatan kalian berdua, kami kira kalian kecelakaan di jalan. Hampir saja kami menelepon polisi jika kalian tidak datang sampai 30 menit ke depan."

" Mau mulutmu aku lakban?" tanya Flinn, sungguh tak ada raut bercanda dalam wajahnya, membuat Roy meneguk salivanya tanpa sadar.

" Tidak pernah berubah, mulutmu selalu berisik seperti wanita. Kenapa tidak ganti nama saja dari Roy menjadi Roya? Sekalian operasi alat vital juga supaya jadi wanita tulen."

" Kau ... mulutmu itu yang harus dilakban Flinn. Kata-katamu ini menyakiti hatiku." Sahut Roy sembari memegangi dada kirinya dramatis, membuat Kaila yang melihat tingkah suaminya, memutar bola mata malas. Sedangkan Kinsey tertawa keras.

Kegaduhan itu terhenti saat sang tuan rumah menghampiri dengan membawa nampan berisi dua gelas air minum untuk Flinn dan Kinsey. Karena makanan dan minuman untuk Roy maupun Kaila sudah disajikan di atas meja lebih dulu.

Flinn menatap bergantian wajah pemilik Villa atau klien mereka yang ternyata sepasang suami istri. Jika dilihat dari penampilan fisik seharusnya dua orang itu berada tiga sampai empat tahun di atas mereka.

" Silakan duduk." Ucap sang tuan rumah, mempersilakan keempat anggota team seven yang sedang berdiri untuk kembali mendudukan diri di sofa empuk nan nyaman yang tentunya berharga fantastis.

Vila ini mewah, barang-barang yang memenuhi ruangan berkualitas terbaik dan tentunya bermerk. Hanya melihat keadaan Villa ini cukup membuktikan sang tuan rumah merupakan orang berada.

Tanpa berkomentar atau sekedar mengucapkan terima kasih karena sudah disambut dengan baik, keempat anggota team seven itu pun mendudukan diri.

" Biar aku perkenalkan." Roy menimpali, dengan sopan mencoba memperkenalkan dua rekannya yang baru datang pada klien mereka. " Ini Flinn Williams dan istrinya, Kinsey Williams."

TEAM SEVEN (MARGARETH)Where stories live. Discover now