CHAPTER 4 ARTI PASANGAN

1.2K 133 34
                                    

Flinn mengedarkan matanya ke sekeliling gunung. Area itu dipenuhi batu-batu besar yang menancap sempurna pada tanah yang kering dimana terdapat beberapa pohon yang tumbuh di bagian pinggir namun jaraknya berjauhan. Udara malam berhembus kencang nan dingin seakan menusuk hingga ke tulang. Dia memicingkan mata guna melihat adakah makhluk astral di sekitar mereka. Dan jawabannya ya ... ada beberapa penampakan yang tertangkap indera penglihatan Flinn.

Seperti sosok anak perempuan berambut pirang dengan kepala terkulai nyaris putus, tengah memeluk boneka beruang yang sudah rusak karena tangan dan kakinya sudah tak ada. Dia mengenakan pakaian serba putih yang dipenuhi bekas darah. Hantu itu melayang dengan iris pekatnya menatap pada anggota team seven.

Flinn coba mengabaikan, dia menoleh ke arah lain dan sialnya di arah yang dia tatap juga terdapat penampakan makhluk halus lainnya. Seorang pria tanpa bola mata karena kelopak itu bolong dan tak hentinya meneteskan darah. Tangan kiri yang putus di bagian siku serta perut yang terkoyak hingga usus-ususnya berceceran keluar seolah dia meregang nyawa karena diterkam dan dikoyak binatang buas.

Flinn memejamkan mata seraya menggelengkan kepala, dirinya sudah sering melihat penampakan-penampakan yang lebih menyeramkan dari ini, namun tetap saja dia selalu merasa tak nyaman setelah melihatnya. Menyadari setiap makhluk hidup pasti akan merasakan mati, Flinn sering berpikir bagaimana dirinya mati nanti. Dengan cara seperti apa dirinya meregang nyawa?

Dalam kegelisahan itu, Flinn merasakan sesuatu yang hangat menggenggam tangan kanannya, dia refleks menoleh, menemukan sang istri sedang tersenyum tulus untuknya.

" Melihat sesuatu?" tanya Kinsey seolah paham jika suaminya berekspresi muram seperti ini pastilah karena dia melihat sesuatu yang menyeramkan dan menyayat hati.

Flinn mengangguk. " Aku melihat beberapa penampakan."

" Wajar saja, kita berada di puncak gunung yang sepertinya jarang terjamah manusia. Pasti banyak makhluk halus yang menghuni tempat ini."

Kinsey mengusap wajah suaminya dengan telapak tangan lembutnya. " Jangan pedulikan mereka, anggap saja kau tidak melihat mereka."

Flinn tersenyum kecil, Kinsey memang selalu berhasil menenangkan dirinya dikala resah. Dia menangkap tangan sang istri yang masih menelusuri wajahnya, mendekatkan telapak tangan itu ke bibirnya dan mengecupnya lembut berulang kali.

" Apa kau kedinginan?"

" Sedikit." Jawab Kinsey.

Flinn mengambil tangan Kinsey yang satunya, menggosok-gosok tangan istrinya dengan kedua tangannya sembari meniupkan napas hangatnya. Kinsey tersenyum kecil disertai tatapan haru yang tertuju pada sang suami yang masih sibuk mencoba menghangatkan dirinya.

Dalam hati Kinsey, dirinya merasa beruntung karena memiliki suami seperti Flinn. Meski sifatnya dingin, kaku dan irit bicara. Bahkan kata-katanya terkadang sangat pedas hingga membuat orang lain yang mendengarnya sakit hati. Namun, Flinn adalah pria yang baik dan perhatian kepada pasangan serta kelurganya.

Penampilan fisik Flinn selalu terlihat mempesona sejak dia masih remaja bahkan hingga sekarang di saat usianya sudah menginjak kepala tiga. Membuatnya selalu diincar wanita-wanita di luaran sana. Terlebih dia juga berasal dari keluarga kaya raya dan memiliki otak yang cerdas. Kendati demikian, tak pernah sekalipun Flinn memanfaatkan semua kelebihannya untuk melakukan hal buruk.

Selama Kinsey mengenal Flinn dan hidup bersama, tak pernah sekalipun pria itu bermain wanita di belakangnya. Kinsey tak ragu bahwa Flinn sosok pria yang setia. Bahkan saat mantan tunangannya, Jane berada dalam kondisi koma dulu kala. Flinn tetap setia pada gadis itu. Berusaha sekuat tenaga demi menyelamatkannya. Dia mengabaikan semua gadis yang mendekati dirinya. Dan baru membuka hatinya untuk gadis lain setelah Jane wafat. Hingga akhirnya gadis beruntung yang dipilih Flinn untuk menjadi pasangannya adalah Kinsey. Jadi, sudah sewajarnya jika Kinsey begitu bahagia dengan kehidupan pernikahannya. Dia pun tak pernah meragukan kesetiaan suaminya.

TEAM SEVEN (MARGARETH)Where stories live. Discover now