13. Hati Yang Terobati

94 79 0
                                    

Jam menunjukkan jam sepuluh, namun Hito masih berada di rumah karena memang terakhir
ini SAMAEXHEE di liburkan karena menjelang pemberangkatan penerima beasiswa menuju
Korea ditujukan untuk semua mahasiswa untuk mempersiapkan barang yang akan dibawa di Sana.

“Den, mau dibuatin sarapan apa” tanya Bik Inem yang tiba tiba menghampiri Hito. hito
memanglah tinggal sendirian , orang tua nya sudah bahagia di surga. Dan sekarang Hito tinggal dengan pamannya, ayah Hito mewariskan semua harta kepada Hito. dan perusahaan ayahnya Hito semua dia serahkan kepada pamannya, pamannya sangat sayang kepada Hito. Tetapi pamannya Hito kini sedang berada di Singapura ada bisnis yang tidak bisa di Singapura.

“Nanti aja bi, belum laper banget” ucap Hito yang masih fokus dengan novel yang Kayla
rekomendasikan pada Hito.

“Den Hito kenapa nggak ke SAMAEXHEE hari ini?” tanya Bi Inem lagi.

“Lagi libur bi, semua penerima beasiswa disuruh untuk mempersiapkan diri dan yang paling penting semua mahasiswa harus belajar dan menguasai bahasa Korea supaya nanti di sana
tidak gelagapan berbicara dengan orang korea” jawab Hito.

“Oh gitu ya den”

“Iya bi”

“Ya udah den, permisi” ucap Bi inem, dia kembali lagi ke dpur karena banyak sekali pekerjaan yang menumpuk.

“Kenapa ga cocok kak? Bahkan sejuta orang didunia ini dijodohkan memaang awalnya ngak cocok, tetapi dengan berjalannya waktu ketidak cocokan itu berubah menjadi rasa nyaman yang kerap tidak bisa mereka hilangkan”

“Jika memang kalian dipisahkan oleh keadaan, percaya bahwa lo dan mantan lo juga pasti akan disatukan kembali oleh sebuah keadaan yang menakdirkan kalian bertemu kembali”

“Sabar aja kak, jika memang kalian jodoh pasti ngak akan kemana mana kok. Percaya sama gue” ucapan Kayla terngiang ngiang dalam pikiran Hito. Lalu dengan segera Hito menghubungi Kayla.

Tittttt Titttt

“Hallo kak?

“Jangan panggil kak”

“Eh iya maaf, hehe.”

“Gapapa”

“Ada apa kak?”

“Gimana perasaan lo? Udah mendingan? Masih sakit?”

“Enggak dong, gue ngak sedikitpun ada rasa sakit. Gue udah tutup perasaan dalam dalam pada tu cowo”

“Nah ya sip”

“Ya dong”

“Oya buku yang lo rekomendasikan bagus banget seriusan asli gue ga bohong”

“Ngomongnya pelan pelan kak”

“Haha, iya iya. Jadi gini buku yang lo rekomendasikan ke gue, bagus banget. Gue udah baca semua, lucu novel-nya ngak garing. Bagus banget, gue gak bohong”

“Ya dong hehe”

“Pinter milih buku kamu yah”

“Ya dong kak, udah kak jangan muji gue mulu. Takut nanti terbang hehe, jatohnya sakit kan?”

“Ya memang sakit kay”

“Banget haha’'

“Udah makan belum?”

“Baru aja makan kak”

“Pake apa?”

“Ayam”

“Ayam lagi? Lo suka banget ayam ya kay?”

“Banget kak, apa lagi kue coklat yang kemarin trus ditambah susu low-fat. Deh enak banget seriusan"

“Oh lo suka susu ya?”

“Hehe iya kak, banget. Em Kak Hito udah makan?”

“Belum”

“Kenapa belum kak?”

“Ga laper aku”

“Kobisa ngak laper kak?”

“Cacingnya belum membrontak kay”

“Haha lucu banget”

“Emang lucu kay?”

“Banget, receh banget seriusan.”

“Iya iya”

“Emm, udah dulu ya kak.’’

“Yaudah, bye”

“Bye”

***

Tbc

Annyeong Oppa! [Terbit]Where stories live. Discover now