Bab 1 Menerka-nerka

5.3K 194 31
                                    

Selamat Membaca Sobat! :)

------------------

Semua yang mendadak memang tidak bisa begitu saja berterima, cinta sekalipun. Atau ada pengecualian untuk kata sifat yang satu itu? Nyatanya memang tak seperti yang direka adegankan dalam film atau drama. Jatuh cinta dalam pandang pertama itu hanyalah omong kosong, benar-benar kosong, karangan yang tak berdasar. Jika pun benar, kenapa dia tak merasakan itu di saat banyak pria datang menatapnya penuh dengan binar, mungkin bisa dikatakan binar cinta, entah. Atau memang belum? Tak paham juga.

Sampai sekarang tidak ada satupun tatapan atau tindakan dari pria-pria itu yang menggetarkan dada dan menyejukkan jiwanya. Ah, dia memang tidak peka, hatinya terlalu dingin untuk menanggapi kehangatan cinta dari beberapa pria yang mengagumi sosoknya.

Dia bukan tidak tertarik, tapi kata orang, cinta itu menggetarkan hati, sejauh ini, belum atau bahkan tidak ada yang berhasil menggetarkan hatinya. Kekurang pekaannya terhadap cinta yang ada di sekitar, membuat beberapa pria yang mencoba mendekatinya mundur teratur. Sulit sekali menembus pertahanan hati dingin seorang Yessica Tamara itu.

Tidak, dia tidak angkuh, dingin, cuek, atau jual mahal seperti gadis SMA yang sering diceritakan dalam film-film, yang biasanya memiliki kepopuleran di atas rata-rata dan di atas nalar manusia. Dia biasa, humble, saking humblenya ya begitu, menganggap semua perhatian pria-pria hanya perhatian biasa. Populer? Bisa dibilang begitu. Tapi Chika –nama panggilannya– lagi-lagi menyikapinya dengan biasa. Hah, antara polos, tidak peduli, atau memang hatinya berwarna biru, dingin, tidak ada yang pernah tau, Chika sendiri pun tidak paham.

"Gak ya gak ih, maksa banget lo, ah!" Chika memalingkaan wajahnya dari sepupu laki-lakinya yang sedang berlutut sambil menangkupkan kedua tangannya di dada. Dia mengiba penuh harap di depan Chika.

"Ayo lah, sekalian liburan, Chika, pleaseee...!" Entah sudah berapa lama Azizi memohon seperti itu di samping tempat duduk Chika. Tingkahnya itu mengundang setiap pasang mata yang ada di ruangan itu terpaksa menatap mereka.

Chika menghembuskan nafas kasarnya, merasa jengah dengan permintaan Azizi yang sudah pasti akan merepotkannya. Dia menggerakkan tangannya, memberi isyarat untuk Zee bangkit. Zee pun manarik kursi untuk duduk di samping Chika.

"Dasar manusia bucin. Kenapa sih lo mau-maunya diajak survei tempat KKN sama Kak Lala? mana jauh," cecar Chika. Ia heran dengan manusia seperti Zee ini, yang dengan mudahnya tunduk takluk terhadap yang namanya Cinta.

"Ya sekalian liburan pikir gue, Chik," Zee mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding ditatap oleh Chika. Jika mata itu bisa menikam, mungkin Zee sudah sekarat di tempat. Ah lihat! Bahkan sepupunya saja tidak tahan melihat manik coklat milik Chika.

"Ohhhh... paham gue, lo ngajak gue buat jadi tukang foto lo sama Kak Lala kan? Kebaca akal bulus lo Asadel!" Chika menoyor kepala Azizi cukup keras.

"Jahat banget gue, ya gak lah, ada temen Kak Lala juga kok, jadi lo gak bakal deh jadi miniatur di antara gue sama Kak Lala,"

"Lah itu udah bertiga gimana sih, napa ngajak gue juga?" Chika menatap Zee heran, sampai alisnya berpaut.

"Hehe, biar diizinin sama Mami," Chika menghembuskan nafasnya kasar. Hal seperti ini memang sering terjadi. Dia sering menemani Azizi dan Lala liburan, pasalnya dia paham, sepupu laki-lakinya ini jelas tak mungkin diizinkan pergi jika hanya berdua dengan Lala. Bodohnya Chika, dia mau-mau saja dimintai tolong seperti itu. Padahal dia paham, ujung-ujungnya dia akan misah dengan mereka, terlalu jengah mendengar pujian manis yang keluar dari mulut Asadel itu untuk Lala.

Tidak, tidak terbesit sedikitpun di hati Chika dengan kata iri, tidak ada. Dia hanya jengah mendengar gombalan-gombalan katro dari Zee. Herannya lagi, Lala bisa tahan, bahkan beberapa kali Chika menangkap semu merah di kedua pipinya yang berisi itu. Apa memang cinta seperti itu? Bisa melumpuhkan segalanya, termasuk kewarasan? Chika kurang paham.

Rhythm Of LoveWhere stories live. Discover now