the purple sky

5.7K 905 193
                                    

hari ini alun-alun ibukota sangat ramai, para rakyat turun ke jalanan mengenakan pakaian terbaik mereka. menenteng sekeranjang bunga lily putih orang-orang bersenandung ria dan menari dalam lingkar.

disana, tepat di puncak tertinggi, duduk sang raja dengan mahkota kebanggaan yunani dan jubah merah beludru yang bertabur swaloski. menatap suka cita rakyatnya yang menyambut bertambahnya usia putra tunggalnya.

karnival ini adalah perayaan ulang tahun pangeran yang kesebelas. mulai hari ini jeno telah dianggap dewasa dan harus mengemban kewajibannya kepada ayah dan ibunya untuk melayani kerajaan.

tepat di depan singgasana raja, sebuah arena berkuda dan memanah disiapkan, dengan banyak bala tentara yang sedang menunjukkan kebolehannya dalam menunggang makhluk gagah itu. di sisi lain sang raja sedang gelisah, takut-takut jika ia gagal melindungi putranya itu.

"jungryiad, kau tidak apa?", ucap sang permaisuri yang berada di sebelah jaehyun.

helen sadar bahwa suami tampannya itu sedang cemas, karena disana, di bawah payung merah bertabur emas duduk sang ibu mertua yang membenci anaknya sendiri. jaehyun dan dirinya adalah teman masa kecil, kedua ayah mereka bersahabat dekat sejak dulu sekali sehingga helen tahu bagaimana seluk beluk keluarga ini.

sejak jaehyun lahir, sang ibu lebih menyayangi si anak sulung. laki-laki bengal bernama hangyul itu mendapatkan seluruh kasih sayang, sedangkan jaehyun yang bahkan masih bayi merah selalu dinomor duakan. saat itu ayah mereka berdua selalu berada di luar yunani, ekonomi kota mereka sedang sangat buruk, perlu suntikan dana dari negeri lain.

"aku tidak apa, tapi jeno mungkin dalam bahaya.", ucap jaehyun yang sekarang menatap tajam mata saudara kandungnya di seberang sana.

di acara inti nanti, sang pangeran yang sedang berulang tahun harus menunjukkan bakat dan hasil dari ia bersekolah selama ini. jeno adalah murid terbaik di hampir semua pelajaran, baik itu fisik maupun akademik, karakternya yang ambisius membuatnya menekan keras kepada dirinya sendiri untuk menjadi yang terbaik.

tapi ada satu cacat dalam dirinya, rabun. sejak kecil dulu semua orang di istana tahu bahwa pangeran sulit melihat dalam jarak jauh, membuatnya lemah dalam pelajaran memanah. semuanya terlihat kabur jika itu berjarak jauh.

jaehyun takut, jika anaknya yang masih kecil itu dipaksa harus disekolahkan jauh dari macedonia, dulu dirinya dikirim ke roma karena tidak bisa berenang. tapi setidaknya saat itu usianya sudah lima belas, cukup dewasa untuk balas memukul jika ia diganggu.

"jungryiad! jika anakmu tidak mampu menorehkan skor sempurna diketiga papan target itu, ia harus berguru pada philip di kaki gunung olympus.", di seberang sana, ibu jaehyun berkata tegas kepada anak bungsunya, memberi keputusan final yang lebih buruk dari yang ia bayangkan.

gunung olympus itu sama artinya dengan pengasingan, semua prajurit hebat berasal dari sana. tetapi harga yang dibayarkan juga besar, kesepian, air mata, darah, dan keputusasaan.

bersamaan dengan itu, sang pangeran tengah bersiap untuk masuk ke arena, ia mendengar semua yang diucapkan neneknya. jeno paham ayahnya pasti sedang cemas, ia rabun dan pasti sulit untuk mendapatkan poin yang sempurna. tapi apa boleh buat, suatu saat nanti ia akan menjadi raja, menggantikan ayahnya yang pasti menua dan harus memimpin kerajaan ini



jeno siap dengan konsekuensi perbuatannya.


"hormat kepada raja dan permaisuri kami, kepada ibu raja dan pangeran seleste. di hari ini, pangeran jenoicuss hadir untuk mempersembahkan kemampuannya."

suara taeyong terdengar ke segala penjuru alun-alun kota, menteri pertahanan itu menjadi orang yang bertanggung jawab atas jalannya ritual ini.

jeno masuk dari pintu utama, dengan baju zirah ringan yang pas dengan tubuh anak-anaknya ia bergerak masuk diatas seekor kuda besar hitam yang dinamai apollo. taeyong memberi aba-aba.

The Great Palace | Nomin☆Where stories live. Discover now