white ocassion

3.8K 650 153
                                    

satu kata?






dua kata?






ribuan kalimat?






jaemin rasa itu tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana isi pikirannya sekarang. malam ini ia duduk bersandar di kursi, wajahnya setenang air danau euenos, tetapi perasaannya bergejolak bagai bara api di neraka. padahal sudah sejak awal ia berjanji kepada dirinya sendiri, menanamkan pada sukma bahwa takdir jelas tidak lari kemana.

jujur rasanya ia ingin menangis, mau sekuat apapun karakternya, mau seindah apapun janji sang pujangga, tetapi yang namanya dipisahkan pasti sakit juga. disana, di pelataran istana macedonia, sang kekasih hati dengan gagahnya mengenakan busana sutra emas dengan beludru merah mahalnya. bagi mereka kaum yunani, pakaian merah kuning itu sakral, melambangkan hera sang dewi pernikahan beserta flame of love. persetan dengan api cinta, sang pengantin bahkan tidak sedikitpun merasakan percikan panasnya.

akhirnya jeno menikah, menyanggupi kewajibannya untuk menghasilkan keturunan demi kejayaan yunani raya. hidupnya itu mirip peribahasa bagai makan buah simalakama, tidak menikah ia dicela, jika menikah jaemin terluka. apakah ada pilihan yang lebih baik dari keduanya? boleh tidak jika dirinya ingin pergi ke dunia lain dan meraih kedamaian bersama kekasihnya?

pesta yang diadakan oleh jaehyun itu ada tiga tahap, yaitu proaulia, gamos, serta epaulia. semuanya diadakan di malam hari dan menguras tenaga, seperti kata haechan, pernikahan itu sia-sia. kaum bangsawan seperti jeno melakukan ikatan perkawinan untuk kepentingan sosial bukannya perwujudan kasih sayang dari dua manusia.

"kamu tidak apa, jaemin?"ujar haechan.

perkataan lelaki yang kini menjabat sebagai sekretaris jenderal bagian persenjataan kerajaan itu membuat lamunan jaemin buyar. daritadi si pemuda korea tenggelam dalam pikirannya sendiri, merutuki nasibnya yang sudah diujung tanduk, merasakan perihnya goresan-goresan luka yang ditorehkan tuhan kepada dirinya.

"aku baik-baik saja haerstion, memangnya ada apa?"

si pemuda yunani-persia kini melingkarkan lengannya pada bahu jaemin, berusaha menyalurkan perasaan iba kepada laki-laki berparas androgini disampingnya. "kami orang yunani selalu memiliki takdir yang membingungkan. cinta yang seharusnya menjadi pacuan untuk hidup berubah menjadi bumerang dan malapetaka, seperti yang pernah guru katakan kepada kita berdua, ada satu kewajiban yang harus dipenuhi sehingga balasannya adalah suatu pengorbanan."

anak taeyong itu kini memeluk erat tubuh jaemin yang bergetar, satu per satu tetesan bening air mata membasahi baju pesta milik haechan. jaemin tidak sanggup, ia ingin berlari menuju bukit, terjun bebas hingga terhantam batu dan mati. untung saja tempat mereka berbincang kini ada jauh dari keramaian, akan sangat aneh jika orang-orang melihat pria androgini kesayangan raja sedang menangis di pelukan sekjen kerajaan.

"jeno hanya memiliki satu cerita cinta dihidupnya, dan itu adalah dirimu. mau dipisahkan sejauh olympus dan tartarus pun jika memang takdir berpihak kepada kalian maka kisah kasih sepupu dan temanku ini akan berakhir bahagia."

jaemin menjauhkan kepalanya dari bahu haechan, tangannya mengusap jejak tangis pada wajahnya. sungguhan, dia merasa malu karena terlihat lemah dihadapan pria lain, tetapi untuk masalah ini ia ingin menumpahkan segalanya, semua emosi yang tersimpan di dada, jaemin ingin lepas dari semua itu. senyum manis kini ia torehkan, barisan gigi putih nan rapi itu menghiasi rupa cantik ciptaan yang kuasa.

jemari haechan kini menyusuri pahatan sempurna milik na jaemin, alisnya, lentik bulu matanya, dan terakhir kedua belah bibir tipis yang menggoda itu. dalam hati ia berkata, jika sampai langit tidak membiarkan kedua makhluk rupawan itu bersatu, dirinya bersumpah akan membuat cerberus mencabik leher dewa agung zeus hingga ke alam bawah.

The Great Palace | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang