the final step

4.2K 760 121
                                    

kaisar roma menatap tajam pada kedua orang yunani yang berada di hadapannya. terlihat sangat anggun dan menawan dengan pakaian bangsawan.

si wanita dengan chiton, sebuah dress panjang tanpa lengan berwarna emas
menjuntai sampai mata kaki. rambut sewarna almond itu dibiarkan tergerai menutupi punggung, dengan sebuah hiasan kepala perunggu melingkar khas macedonia.

sedangkan yang laki-laki mengenakan chlamys berwarna putih dengan warna merah di sepanjang garis tepinya, membungkus sempurna tubuh ramping dan salah satu lengannya. bagian lengan yang tidak tertutupi kain dipakaikan sebuah lingkaran besi berwarna abu-abu.

"ada apa dua orang penduduk rupawan yunani datang ke hadapanku?"

si kaisar berkata dengan angkuhnya, duduk di singgasana dengan tetap membiarkan pelayan-pelayan yang ada untuk memijit kakinya dibawah. pandangannya menelisik kepada dua orang disana, terlalu menarik jika diabaikan.

jaemin dan megara lalu duduk bersimpuh di hadapan kaisar,"kami dari macedonia, ingin memohon diplomasi kepada kaisar caligula."

"kenapa bukan raja kalian yang datang? aku ingin bertemu jungryiad, bukan pesuruhnya."

didalam hati jaemin sudah menyumpah-serapahi lelaki kejam yang ada diatas singgasana, begini-begini dia adalah putera mahkota di korea. seenaknya saja dikatai pesuruh.

"yang mulia raja jungryiad sedang berada di negeri babilonia. kami kemari untuk menjadi perwakilannya, meminta maaf pada kaisar."

caligula menatap lekat kepada yang berbicara, laki-laki asia dengan rambut sewarna eboni. gejolak nafsu pada dirinya meronta untuk segera dikeluarkan.

"baiklah, kita berdiplomasi."

jaemin dan megara mengangkat wajah mereka, tidak menyangka sang kaisar dengan semudah itu memberikan izinnya. lain kali ia akan dengan senang hati melaksanakan misi-misi diplomasi seperti ini.

"tetapi ada syaratnya."

"syarat apa yang mulia kaisar?", tanya megara.

"pelayan, bawa mereka berdua ke kamar samping. terpisah."

jaemin membelalakkan matanya, meronta dan berusaha untuk melepaskan diri ketika pria-pria berbadan tinggi dan kekar itu menariknya menuju sebuah kamar.

ia khawatir dengan megara, maksudnya setidaknya jaemin adalah laki-laki, sanggup melawan jika caligula melakukan hal gila seperti yang haechan pernah bilang. walaupun dia juga tidak yakin bagaimana cara menyelamatkan dirinya sendiri.

"tolong! lepaskan aku! aku hanya meminta perjanjian diplomasi! tolong!"

berkali-kali jaemin meronta ketika para pelayan itu berusaha memasukkannya pada sebuah kamar besar bernuansa putih gading. ia makin bergidik ngeri ketika melihat tali yang menyatu dengan ranjang merah besar.

tubuhnya dihempaskan ke ranjang itu, para pria tadi lalu pergi dan mengunci kamarnya. jaemin memperhatikan sekeliling ruangan, tidak ada jalan keluar, satu-satunya cara adalah melawan siapapun yang akan masuk dari pintu tersebut.

dirinya memiliki kebiasaan untuk membawa belati kemana-mana, tetapi senjata itu telah disita para penjaga saat dia melewati pintu masuk.

"benda tajam...benda tajam....", jaemin mencari ke seluruh sudut ruangan, kakinya cukup lelah mengingat betapa luasnya kamar sang kaisar. lemari-lemari itu juga tidak membantunya, di dalamnya hanya berisi pakaian wanita yang kemungkinan milik selir caligula.

"ah! terima kasih dewa."

sebuah dudukan besi berisi dua pedang tersimpan dibalik sebuah bilik untuk ganti baju, agak berat tapi paling tidak bisa membantu jaemin untuk mempertahankan dirinya.

The Great Palace | Nomin☆Where stories live. Discover now