LIMA BELAS

627 53 0
                                    

2 minggu setelah kepergian abang terreseku.
Hahaha....rese Kah?jujur aku merindukan sosok lelaki yang selalu menghiburku dengan caranya yang konyol.
Ketika Aku sedang melamun membayangkan beberapa tahun kebelakang, hal-hal indah yng telah aku lalui dengan abangku.
Pintu kamarku diketik oleh seseorang.
"Non permisi...."ucap art yang baru diberkerjakan kemarin malam.
"Iya gak dikunci.."ucapku berteriak namun suaraku Hanya seperti berbicara seperti biasa,ya suaraku serak,mataku sembab,hidungku sudah Merah sekali dan ditambah dengan Mata panda yang sangat hitam.
"Non,pemisi Itu ada tamu,nyari Nona"ucap art yang hampir seumuran dengan bunda.
"Oh iya bi makasih ya"ucapku Lalu memakai sandal bulu berwarna hitam tersebut.
Aku menuruni tangga dengan perlahan dan menampilkan sesosok lelaki yang Aku rindukan.
Benarkah Aku merindukannya?antara merindukan Dan memendam amarah yang Tak karuan ini.
"Thaa...."ucap lelaki itu berdiri Dan menghampiriku.
Aku memundurkan kakiku Dua langkah.
"Mau ngapain kesini?"kini suaraku serak Hanya bisa mengeluarkan volume dengan suara yang kecil.
"Tha...Aku Tau kamu Marah"ucap Ade mencoba menghampiriku lagi.
"Stop disitu!"ucapku berteriak.
"Tha aku minta maaf...Aku tau ini gak seperti yang kamu bayangin.."ucap kak Ade mencoba mempercayaiku.
"Kenapa semuanya bisa kejadi sih?"ucapku yang akan mendaratkan airmata lagi.
"Abangmu coba lindungin Aku"ucapnya hendak memegang tanganku namun Aku tepis begitu saja tangannya.
"Aku harus percaya gitu aja?"ucapku masih Tak ingin kalah.
"Thaa.. please ini tentang sebuah perjuangan,ya perjuangan seorang abdi negara yang memperjuangkan bumi pertiwinya ini, memperjuangkan negara tercinta nya ini..."ucapnya kini berhasil memegang tanganku.
"Aku Tau Aku Salah....."ucapnya dengan nada yang sangat sabar.
"Aku Tau Aku juga lebih salah dari kamu"ucapku malah membalikannya.
"Maksud kamu apasih tha?"ucap Ade yang terlihat dari wajahnya tampak bingung.
"Aku salah udah pilih cowok kayak kamu!"ucapku menunjuk dada bidangnya.
"Tha percaya deh ini cuma salah faham..."ucapnya memegang tanganku.
"Apa ini yang disebut Salah faham?Mana Janji kamu yang dibuat sama bunda?Aku kecewa sama kamu!"ucapku terisak lagi.
Ketika Aku sedang menangis bunda masuk sepertinya dia sudah dari luar.
"Eh nak Bagas..."ucap bunda menghampiri Kita berdua.
"eh bun,Bagaimana sehat?"ucap Ade yang sering disebut Bagas oleh Ayah dan bundaku.
"Ya gini aja"ucap bunda lalu melihatku.
"Masalah Itu ya?"ucap bunda bertanya pada Bagas.
"Iya bun..."ucap Bagas dengan nada yang menyesali perbuatannya.
"Udah dia masih sensitive,jadinya susah diajak bicara,kemarin dia demam,dari kemarin belum makan,makan juga cuma beberapa suap"ucap bunda berbicara pada Bagas.
Aku yang merasa dicuekkin Aku Langsung membalikkan badanku Dan menuju Kamar.
"Tuh begitu sekarang dia,lebih emosional,makan dulu aja yu.. bareng sekalian sama Dita"ucap bunda menuju dapur.
Bagas hanya membuntuti calon bundanya Saja dari belakang.
"Enggak bun,Bagas tadi mau kesini udah makan,Dita aja deh sama bunda"ucap Bagas menolak.
"Bunda minta tolong ya,suapin Dita"ucap bunda mengambilkan bubur nasi Dan lauk pauknya Serta dengan air minumnya.
"Siap ndan"ucap Bagas membawa nampan Itu menuju Kamar Dita.
Tok...Tok..tokk
"Masuk gak dikunci"ucapku berteriak sekuat tenagaku.
Seseorang memasuki kamarku ya lelaki itu lagi.
Aku bangun daritidurku dan menyandarkan tubuhku dikepala ranjang tersebut.
"Makan dulu ya"ucap lelaki itu menyimpan nampan berisi mangkuk dan piring diatas nakas.
"Biarin nanti Aku makan"ucapku cuek.
"Makan sekarang,bunda suruh Aku buat nyuapin kamu"ucap Ade mengasongkan sendok kemulutku.
"Pesawat mau masukk,aaaaaa"katanya yang  menirukan suara seorang ibu yang sedang menyuapi Anaknya Itu.
Mau Tak mau Aku membuka mulutku dan mengunyah bubur nasi tersebut.
"Udah kenyang"ucapku menutup mulutku.
"Baru 4 suap loh bee"ucapnya mengasongkan Satu sendok lagi.
"Satu lagi baru selesai"ucapnya memaksa.
"Tapi kan ke..."ucapku yang belum melanjutkan kata tersebut.
"Katanya mau jadi ibu wara Ayo makan"ucapnya yang berhasil membuatku membuka mulutku lagi.
Setelah selesai makan Aku disuruh tidur olehnya.
"Kak...."ucapku menghentikan langkahnya yang akan kelar dari kamarku.
Ia membalikkan badanya lalu menghampiriku lagi.
"Ada apa?"ucapnya tersenyum dengan penuh kesabaran.
"Dita egois ya?Dita minta maaf..."ucapku menyesali perbuatanku tadi.
"Kamu gak salah,kamu cuma pengen abang kamu kembali,semua Itu memang sulit dilupakan apalagi seseorang yang sangat berarti dihidup  Kita"ucapnya tersenyum.
"Makan terus minum obat,Aku gak bisa lama,tapi aku bakal kesini kok jenguk kamu,Aku pulang ya"ucap Ade melepaskan genggaman tangannya.
"Apa kakak gak kangen sama Dita?"ucapku refleks berbicara seperti Itu.
"Sangat,malah lebih dari kata sangat,tapi masih Ada tugas yang diberikan negara yang belum terselesaikan,Aku pulang ya..."ucapnya berdiri Lalu menggambil nampan tersebut.

JANGAN PERGI WAHAI PRAJURIT NEGARAKU  |  TAMAT   Where stories live. Discover now