0.1

17.3K 2.7K 1K
                                    

Kelas CI 3 memang terkenal dengan kebobrokan dan ketampanan para murid-muridnya. Ditambah lagi ada si ketos Soobin yang terkenal dengan wibawanya. Ada juga Jisung dan Beomgyu yang tak kenal tempat dan waktu untuk berceloteh yang mengundang gelak tawa.

Sedangkan yang lain?

Normal-normal saja. Tapi jangan lupakan juga jika mereka punya tingkat kepopuleran yang tinggi seperti Soobin.

Bangchan si ketua kelas, Changbin yang dingin dan berandalan, Felix dan Kai si anak pindahan, Jeongin yang berambisi mengalahkan kepandaian Taehyun, Seungmin si serba tau, Minho atau dikenal dengan Lino, lelaki yang kalem dan pendiam, serta Yeonjun si wakil ketua kelas, juga Hyunjin si ketua basket.

Oh jangan lupakan juga Woojin, alumni kelas mereka. Si ceroboh, namun punya sisi kakak yang benar-benar sayang dengan adik-adiknya.

Kelas mereka hanya berisikan 13 orang karena mereka masuk ke dalam kategori kelas Cerdas Istimewa atau lebih dikenal dengan singkatan CI.










14 Januari 2020

Pagi ini biasa, yang selalu datang pertama adalah si lawak Beomgyu. Ia langsung mendudukkan dirinya diatas kursinya sambil memandang langit lewat jendela disampingnya.

Beomgyu selalu jadi orang pertama yang datang sejak Yeonjun mulai mengeluh padanya soal teror yang ia alami. Entahlah atas dasar apa Beomgyu melakukannya.

Dia bangkit dari duduknya dan mulai mengecek kolong teman-temannya. "Entah kenapa firasat gue ngerasa kalo penerornya temen kelas gue sendiri."

Beomgyu merogoh meja seseorang dan mendapatkan suatu barang yang dibungkus plastik.

"Eh apaan ini?" gumamnya sambil hendak membuka plastiknya.

Tiba-tiba seseorang datang memergoki aksi Beomgyu.

"SELAMAT PAGI WAHAI PENGHUNI KUBUR! EH LAH SI ORGIL DOANG YANG UDAH DATENG! EH LOH? NGAPAIN LO?" teriak Jisung sambil melangkah masuk dan menunjuk Beomgyu, heran.

Beomgyu yang sedang mengecek kolong meja teman-temannya itu terkejut setengah mati dan langsung menyembunyikan benda yang ditemukannya. Ia mengusap dada bidangnya sambil mengatur nafasnya dengan mengucap kalimat-kalimat tuhan.

"Astagfirullah, laa haula, ya rabbi. NGAGETIN AJA LO BABIK!" balas Beomgyu masih menahan detakan jantungnya yang sudah dugun-dugun gak karuan.

Jisung tergelak, sambil menaikkan sebelah alisnya. "Kata lo gue setan apa dibacain doa-doa? Ga guna juga lo baca gituan tapi ujung-ujungnya toxic, goblok."

"Selow dong mas nya."

Jisung kini sudah duduk diatas meja sambil melipat kedua tangannya di dada, dan memandang Beomgyu penuh kecurigaan.

"Lo ngapain liat-liat kolong meja orang lain?"

Beomgyu yang awalnya sudah tenang, kini langsung kembali tegang. "G-ga ngapa-ngapain."

"Lo kerasukan aziz gagap?" tanya Jisung.

"Apaan si? Lagian ngapain coba lo nanya hal ga penting kayak gitu. Gue liat-liat kolong juga nyari pulpen gue yang ilang. Lo tau sendiri kalo kelas kita ada tukang ngebet pulpen." jawab Beomgyu, santai.

Jisung sih percaya-percaya aja. Karena emang si Lino yang suka ngebetak. Kata Seungmin sih kalem-kalem anjing.

"Orgil." panggil Jisung.

"Nama gue Beomgyu! Apa nyambungnya coba sama orgil?" sungut Beomgyu.

"Kan lo suka dipanggil Ogu sama fans-fans lo di sekolah ini yang ganjennya naudzubillah itu! Karena gue jijik binti lebay alias jibay denger nama panggilan lo itu, jadinya ya gue ganti Orgil deh. Ogu sama orgil ga jauh beda kan? Wkwkwk." balas Jisung sambil tertawa garing.

"Serah."

"Yang lain kemana sih anjing? Jam segini belom dateng juga!" kesal Jisung.

"Ya lo juga tolol ngapain dateng jam setengah 6? Udah tau itu jam-jam gue dateng." balas Beomgyu.

"Cih sombong amat. Padahal gue pengen banget hari ini dateng duluan, tapi udah ada lo." kata Jisung, lalu mengeluarkan handphonenya.

"Kak Yeonjun, kak Chan, Beomgyu. Siapa lagi ya?" gumamnya.

Merasa terpanggil, Beomgyu pun menoleh ke arah Jisung yang sedang memainkan ponselnya. "Apaan lo sebut-sebut gue?"

"Dih geer bat lo badak! Makanya kalo punya kuping itu dua!" balas Jisung.

"Apaan si goblok. Kuping ya dua lah, tolol."

"Nah tu tau."

"Anjing. Ga jelas lo, Sung." desis Beomgyu yang kembali memandang ke arah jendela.

Sepersekian detik kemudian datanglah Taehyun sambil mendekap beberapa buku hasil pinjamannya dari perpustakaan.

Tanpa sapaan selamat pagi, assalamu'alaikum, atau hanya sekedar "hai anjing" pun tidak ia lakukan. Taehyun hanya langsung duduk di kursinya dan mulai membaca bukunya.

"Taehyun, otak lo gak konslet apa belajar mulu?" tanya Jisung yang duduknya memang didepan Taehyun.

"Berisik." balas Taehyun tanpa memandang Jisung sama sekali.

"Bagi napa otak lo se-sendok teh." kata Jisung.

"Kakak kan juga udah pinter." balas Taehyun.

"Masih pinteran lo sama Kai, Hyun. Kan lu dua kejar paket. Gue tebak, waktu ibu lo hamil lo pasti dibacain rumus tiap hari bukannya murottal. Wkwkwk" ujar Jisung yang langsung dibalas tawa juga oleh Beomgyu.

Bermenit-menit berlalu hingga satu persatu kawan mereka mulai berdatangan memenuhi kelas. Juga Yeonjun yang datang dengan raut wajah sayu.

"Jun, lo gapapa?" tanya Chan cemas.

Yeonjun hanya mengangguk pelan. Tanpa teman-temannya tau jika tangan Yeonjun yang memegang handphone nya bergetar hebat.

Unknown
| Hari ini lo bakal kesandung
| Terus kayaknya tangan lo patah
| Ga tau deh bener apa ngga, tapi gue kan kayak cenayang
| Hati-hati ya hehe

Yeonjun menilik teman-temannya. Mencari tau apakah si peneror adalah salah satu teman kelasnya sendiri. Jadi Yeonjun memerhatikan siapa saja temannya yang sedang memegang ponsel karena pesan yang dikirim tepat di menit ini.

Dan pandangannya terkunci pada lelaki yang bersandar malas dikaca jendela dengan memainkan ponsel sambil terkikik geli.

Lelaki itu berujar dengan gerak mulut yang bisa dibaca Yeonjun.

"Mampus lo."

Yeonjun membeku. Tidak, ia tidak boleh langsung menyimpulkan dengan gampangnya begitu saja.

































Tidak mungkin kan jika Choi Beomgyu adalah penerornya?









Mau up berapa kali seminggu?
3 aja ya? Oke.

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now