2.5

6.4K 1.8K 171
                                    

"Kalian lah yang bikin jiwa gue jadi kayak begini."

Hyunjin mengernyit, namun tetap diam untuk menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.

"Gue tanya sama lo, Hwang Hyunjin. Apa pernah lo atau kalian nanyain keadaan gue? Nanyain kondisi hati gue, atau masalah apa? Enggak kan? Selama ini setiap gue ngehibur kalian, apa pernah kalian ngehargain itu? Apa kalian nganggep gue ada? Apa pernah kalian bilang terima kasih ke gue karena udah ngehibur kalian? Apa pernah kalian ngeliat gue rapuh didepan kalian? Gue rasa enggak."

Hyunjin terpaku dengan seabrek rentetan pertanyaan Jisung yang memenuhi otaknya.

"Apa kalian pernah nanyain ke gue, kenapa gue keliatan bahagia terus? Kalian selalu berpikir kalo gue baik-baik aja. Kalian gak peduli sama kondisi gue. Kalian selalu ngeremehin gue yang gak pernah marah. Kalian pikir itu lucu? Kalian pikir dengan cerianya gue setiap saatnya itu mencerminkan kondisi hati gue? Huh?" lanjut Jisung dengan tangan terkepal, menahan sesak yang menyeruak di dadanya.

"Sung lo salah-"

"Gue gak mau denger apa-apa lagi. Semuanya udah jelas sekarang." potong Jisung.

"Tapi kenapa lo diem aja? Kenapa lo gak mau cerita? Kenapa lo nanggung semuanya sendirian? Lo pikir kita apaan?" balas Hyunjin.

"Kalian pikir gue juga apaan? Komedian? Mister bean? Charlie chaplin?" sengit Jisung yang membuat Hyunjin kembali bungkam.

"Biar gue kasih tau satu hal ya, Hwang Hyunjin." Jisung berjalan mengelilingi kursi Hyunjin.

"Setiap manusia itu punya dua sisi. Sisi gelap, dan sisi terang. Selama ini yang kalian liat dari gue cuma sisi terangnya aja, tanpa tau kalo gue juga punya sisi gelap. Dan inilah sisi gelap gue. Iblis di dalam diri gue yang akhirnya beneran bangkit dan nguasain segala akal pikiran gue." jelas Jisung, masih mengitari Hyunjin.

"Sebenarnya alasan gue pake sisi terang dan keliatan ceria di depan kalian itu adalah salah satu cara gue untuk menahan sisi gelap gue yang pengen bangkit. Gue berharap ada seseorang yang selalu ada buat gue, ngehibur gue, layaknya seperti apa yang gue lakuin ke dia. Supaya apa? Supaya sisi gelap gue gak bisa bangkit. Tapi apa? Gak ada satupun orang yang bantuin gue, termasuk lo. Alhasil, gue pendam semua masalah gue. Gak ada yang ngerangkul gue. Gue selesain semua masalah gue sendirian. Dan tanpa gue sadari jika itu bikin gue tertekan dan munculin sisi gelap gue." jelas Jisung panjang lebar.

"Gue ngerasa kalo gue emang gak dianggap apa-apa selama ini oleh siapapun itu. Gue udah baik-baik ke kalian, tapi kalian gak ngelakuin hal yang sama. Akhirnya sisi gelap gue muncul, terus gue jadi kayak gini. Jadi ini salah siapa? Salah gue gitu?" sambungnya sambil berjongkok tepat dihadapan Hyunjin.

Jisung tersenyum miring. "Coba lo renungin. Apakah selama ini lo pernah peduli sama gue? Kebaikan apa yang pernah lo kasih ke gue? Gue rasa gak ada."

Hyunjin menelan salivanya susah payah. "Gu-gue minta maaf, Sung. Gue tau gue salah. Selama ini gue gak bisa jadi temen yang baik buat lo. Maafin gue, Sung. Please, lepasin gue. Gue janji gak akan lapor ke siapa-siapa dan akan ngebantu lo nyelesain masalah lo. Please, maafin gue."

Jisung menimang-nimang sejenak. "Maaf ya? Sorry gak bisa. Kata maaf lo udah kadaluwarsa, dan gak berlaku lagi buat gue. Terus tadi apa? Lepasin gue, gue janji gak lapor siapa-siapa? Hoho, gak bisa dong enak aja." balas Jisung sambil mengambil gunting rumput.

Jisung menatap Hyunjin yang terlihat gemetar ketakutan. "Wah-wah, ketua basket kita ketakutan nih! Mana Hyunjin yang gue kenal? Mana Hyunjin yang pemberani? Nyatanya lo sama aja kayak anak kecil. Hihi, geli gue liatnya."

"Dan emang lo ngerti perasaan gue waktu lo nolak curhatan gue? Padahal itu untuk pertama kalinya. Gue selalu dengerin keluh kesah kalian, tapi apa? Apa kalian ngelakuin hal yang sama ke gue? Sekali kali jadi jahat boleh kan, Jin? Gue capek jadi baik mulu, tapi diinjak injak sama kalian." lanjut Jisung.

Hyunjin menundukkan kepalanya. Tak berani menatap Jisung yang tengah memegang sebuah benda tajam.

"Dan lo harus tau bahwa siapapun yang udah gue tangkep, gak akan pernah bisa melarikan diri. Meskipun lo nangis-nangis atau sujud-sujud sama gue." kata Jisung sambil mengusap-usap guntingnya.



















































Jisung menodongkan gunting itu ke wajah Hyunjin. "Ada pesan terakhir?"

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ