0.4

8.9K 2.3K 550
                                    

"Hah? Serius??" kaget Jeongin.

Beomgyu mengeluarkan plastik hitam dari tas nya, lalu memperlihatkan isinya ke teman-temannya.

"Ini kan barang-barang lo?" tanya Beomgyu sambil menyeringai.

"Kak Changbin, lo udah gila? Buat apaan bawa benda tajem sebanyak itu?" timpal Seungmin.

"Lo semua lebay amat sih. Udah tau Changbin emang berandalan. Gausah aneh kalo dia bawa gituan." sahut Lino.

"Changbin emang berandalan. Tapi dia gak pernah sekali pun bawa benda tajem. Apalagi pisau." balas Chan.

"Apa tujuan kamu bawa barang-barang begitu?" tanya Felix dengan bahasa baku, karena ia baru belajar bahasa Indonesia belum lama ini.

Changbin menatap remeh ke arah teman-temannya. "Kalau pun gue kasih tau, emang kalian bakal percaya? Gak kan? Yaudah gausah banyak bacot."

"Lo emang bakatnya mancing emosi orang ya?!" kesal Chan sambil melangkah maju, hendak menyerang Changbin.

Namun dengan segera Hyunjin menahannya. "Udah kak, gausah diladenin. Masalah bakal makin panjang kalo lo nya kepancing emosi mulu."

Chan mendengus, lalu menyuruh Beomgyu. "Beomgyu, kasih barang-barang itu ke guru."

"Eh apa apaan lo ba—"

"Lo gausah banyak ngebantah, dasar berandalan. Heran deh kenapa orang kayak lo bisa masuk kelas ini. Guru nya buta napa?" sarkas Chan.

Changbin mendesis kesal, menatap Beomgyu yang telah keluar dari kelas. Beberapa detik setelahnya datanglah Soobin sambil membawa handphone Yeonjun.

"Udah lu cek, Bin?" tanya Seungmin begitu melihat Soobin datang.

"Semuanya tolong dengerin gue. Bu Wendy hari ini gak masuk, jadi ada tugas kerjakan halaman 249 bagian A dan B dikumpulin sekarang." jelas Soobin.

Seungmin mendecak kesal. "Gue kira apaan, sialan."

"Gue juga ada informasi tambahan dari HP nya kak Yeonjun dan ini sangat mengejutkan." kata Soobin dan teman-temannya hanya diam menyimak.

"Ada pesan dari orang tak dikenal yang bilang 'hari ini lo bakal kesandung dan tangan lo patah' liat nih" Soobin memperlihatkan pesannya kepada teman-temannya.

"Gak keliatan, anjir." umpat Kai.

"Dan itu beneran terjadi oleh Beomgyu. Disini gue ngerasa kalo yang neror kak Yeonjun itu salah satu anak kelas kita." lanjutnya lagi.

"Jangan langsung menyimpulkan." sergah Hyunjin.

"Oh ya? Kalo gitu ayo kita cek HP masing-masing." balas Soobin.

"Soobin, gausah aneh-aneh kenapa si? Lagian mana mungkin penerornya dari kelas kita." ujar Chan.

Soobin tak membalas ucapan Chan. dan langsung meminta bantuan Taehyun untuk mengecek HP mereka.

Beomgyu sudah balik ke kelas, tapi tidak dengan Jisung yang menghilang begitu saja.

"Ini ada apa?" tanya Beomgyu tak mengerti.

"Sini coba liat HP lo." pinta Soobin.

Alis Beomgyu saling tertaut. "Buat?"

"Liat atau gue pukul lagi." ancam Soobin dengan tatapan tajamnya.

Beomgyu mendesis kesal lalu memberikan handphonenya kepada Soobin.

Soobin pun melihat-lihat HP Beomgyu, namun memberikannya kembali sambil mendecih. "Cih, gak guna."

"Apa sih bangsat. Gak jelas banget tu orang" gumam Beomgyu sambil duduk di kursinya.

"Gimana? Ketemu gak? Gue bilang jangan aneh-aneh juga, batu banget." sarkas Chan.

"Kak Soobin! Pengirimnya beneran dari kelas ini." kata Taehyun tiba-tiba yang membuat semua atensi mengarah padanya.

Taehyun tersenyum miring sambil mengangkat handphone seseorang sebagai bukti.



















"Pengirimnya kak Lino."
















Awas terkecoh~

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now