1.9

7K 1.9K 900
                                    

⚠⚠⚠

Kedua mata itu mencoba menyesuaikan cahaya yang remang-remang. Baru tersadar jika dirinya duduk berlutut, dan kaki tangannya diikat oleh tali.

Terlihat meskipun samar-samar karena gelap, bahwa disekitarnya dipenuhi genangan darah. Tembok-tembok di sekitarnya juga banyak cap tangan manusia yang penuh darah. Ruangan ini gelap, sangat gelap.

Seakan tau jika ia akan dibunuh, maka lelaki itu mencoba membuka ikatan tali nya.

"Lo gak akan bisa kabur."

Suara yang mengalun itu seakan membuat jantungnya berhenti. Ia sangat kenal pemilik suara ini. Perlahan, ia tolehkan kepalanya ke arah suara tadi.

"Hai."

Kedua mata lelaki itu melebar kaget. Ia tak mampu berkata-kata ketika melihat sosok yang begitu ia kenal memakai jas dan pakaian seperti orang kantoran. Dasinya pun terpakai dengan rapih. Tapi yang lebih membuatnya takut adalah besi bulat seberat 2 kilogram yang di genggamnya.

Pria itu menjentikkan jarinya, dan..

CTAK!

CTAK!

CTAK!

Lampu di ruangan itu telah menyala. Menampakkan kondisi sebenarnya. Darah ada dimana-mana, juga aroma amisnya yang begitu menusuk hidung.

Ditambah dengan mayat kedua temannya yang digantung di langit-langit ruangan dengan kondisi sangat mengerikan.

Tubuh lelaki yang diikat itu bergetar hebat. Ia menatap ketakutan pria yang sedang mendekat ke arahnya.

 Ia menatap ketakutan pria yang sedang mendekat ke arahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"J-jangan. Jangan bunuh gue, kak."

"Hm? Kak? Sejak kapan lo jadi manggil gue kak? Selama ini kemana aja?"

Lelaki itu menangis ketakutan, membuat pria dihadapannya tertawa puas.

"Mau mati dengan cara apa?"

Lelaki itu menggeleng kuat. "To-tolong lepasin gue. G-gue janji gak bilang siapa-siapa. Salah gue apa??"

Pria dihadapannya berjongkok, dan menatap datar manik lelaki tadi. "Salah lo apa? Gak ada sih. Gue cuma sengaja nargetin lo, supaya gue gak di curigain."

"Lo udah gila, kak."

Pria itu tertawa kecil. "Kalo iya, emang kenapa?"

"Gue gak ngerti lagi kenapa lo neror kak Yeonjun. Maksud lo apa sih?"

"Ahh buat seneng-seneng aja. Gue random milih target pertama, dan tertarik aja gitu sama si mata hazel itu. Kak Yeonjun itu adalah pembukaan, dan penutupnya adalah?" pria itu menggantung kalimatnya sambil memainkan besinya.

Ia terkekeh kecil sambil menyeringai. "Penutupnya adalah membasmi kalian semua."

"T-tolong lepasin gue. Sumpah g-gue janji gak kasih tau siapa-siapa. Lo juga bisa minta apapun dari gue." pinta lelaki itu.

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now