2.8

6.4K 1.7K 105
                                    

"Kita mencar aja sekarang. Cari pintu ke bawah tanahnya. Kak Woojin emang sialan gak ngasih tau." kesal Soobin.

"Seungmin gimana?" tanya Lino.

"Belakangan aja, kita duluan. Jangan makan waktu." sahut Changbin dan langsung beranjak ke dapur.

Soobin dan Lino melakukan hal yang sama. Lino pergi ke kamar Jisung dan sesuai peringatan Soobin, ia tak sembarangan memegang benda apapun.

Sepatu vans nya melangkah di lantai kayu itu. Sebenarnya Lino agak curiga dengan tempat ini karena hanya ruangan inilah yang lantainya dari kayu.

Dan kecurigaannya semakin bertambah ketika ia merasakan hal yang berbeda dari kayu yang ia injak.

Lino bertekuk lutut, lalu mengetuk-ngetuk tempatnya berpijak tadi. Suaranya begitu ringan. Ia pun mengetuk bagian yang lain dan bunyinya sangat berbeda.

Karena sudah sangat penasaran, Lino pun menginjak lagi tempat yang ia pijak sebelumnya dan

KREK!

Lino terperanjat, dan langsung melangkah mundur. Ditatapnya kayu yang sedikit cekung ke dalam itu. Dengan perlahan, ia keluar dari sana dan masuk kembali bersama kedua temannya.

"Lo beneran nemuin?" tanya Changbin.

Lino mengangguk lalu menyuruh Soobin untuk membuka lantai kayu itu.

KREK!

KREK!

"Duh susah kak. Kayaknya harus ditarik deh." ujar Soobin dan mulai menarik dari celah yang terlihat.

TRAK!

Terbuka.

Ketiga lelaki itu menghela lega, lalu mulai lompat ke dalam satu persatu dengan pelan. Mereka mendengus bersamaan ketika melihat lorong panjang yang harus mereka lewati.

Di dalam sini benar-benar gelap. Tak ada penerangan apapun sehingga sangat menyulitkan mereka.

Lorong panjang itu berakhir dan terdapat pertigaan setelahnya. Changbin meminta mereka untuk diam sebentar. Ia memejamkan matanya, sedikit mempertajam pendengarannya.

CRAK!

CRAK!

Meski suara itu sayup, Changbin bisa mendengarnya dan suara itu berasal dari lorong di sebelah kanan.

"Ke kanan." perintahnya.

Soobin dan Lino hanya mengikutinya saja dan ketika mereka benar-benar sudah hampir sampai diujung lorong. Masih ada pintu besi yang menghalanginya.

Suara itu makin jelas, membuat mereka bertiga merinding ketakutan. Soobin pun langsung mendobrak pintu itu dengan keras. Hanya sekali dobrak, pintu itu terbuka dan menampilkan pemandangan yang sangat mengerikan.

"JISUNG BRENGSEK!!" teriak Soobin.

"BALIKIN NYAWA HYUNJIN, BAJINGAN!!" lantang Changbin, emosi.

Jisung berbalik menatap ketiga temannya, lalu tersenyum lebar. "Oh? Hai!!"

"Bedebah gila." desis Lino.

Jisung merentangkan kedua tangannya. Bajunya sudah penuh cipratan darah. "Gimana karya gue? Bagus gak? Hihihi."

"HAN JISUNG!!!" Changbin melangkah emosi ke arah Jisung.

Jisung tertawa keras, hingga langkah Changbin berhenti. "HAHAHAHAH!!! KALIAN GOBLOK BANGET YA, DATENG-DATENG GAK BAWA SENJATA HAHAHAHA!!"

"Udah ngerasa jago ya, hm?" lanjut Jisung sambil tersenyum seram.

Lino dan Soobin sudah berdiri sejajar dengan Changbin. Dengan penuh harap, Lino menyatukan kedua telapak tangannya ke depan dada. "Jisung, gue mohon berhenti. Jangan kayak gini, gue mohon. Berhenti bunuh temen-temen gue." mohon Lino.

Jisung menggaruk dagunya. "Emang gue bunuh mereka ya? Gue kan cuma nyerahin mereka ke tuhan doang. Emang salah?"

"Lo udah gila, Jisung!" timpal Changbin.

"Gue gak gila bangsat! Tutup mulut lo sebelum gue robek!" ancam Jisung sambil melotot marah.

"Gue gak ngerti lagi ya, masalah lo sebesar apa sampe lo jadi psikopat gila kayak gini" sambung Soobin.

"Gak ngerti lo bilang? Kalau pun lo ngerti, emangnya lo bersedia ngerangkul gue? Selama ini kalian nganggep gue tuh apa? Gue ngehibur kalian pun sama sekali gak kalian anggep." balas Jisung sambil menggenggam erat gunting di tangannya.

"Maka gausah aneh kalo gue jadi sinting kayak gini. Seandainya kalian memperlakukan gue lebih baik, gue berani sumpah kalo gue gak akan bertindak sampe kayak gini." lanjutnya.

Saat itu terdengar lah suara derap langkah seseorang dan Jisung langsung mendekat ke samping pintu.

"Soobin!! Kak Lino, kak Changbin!!" panggil Seungmin sambil berdiri di depan pintu.

"ASTAGA HYUNJIN!!" histeris Seungmin ketika melihat Hyunjin diatas kursi dengan darah yang ada dimana-mana.

Changbin yang menyadari gerak-gerik aneh dari Jisung pun langsung berteriak. "SEUNGMIN KELUAR SEKARANG!!"

"Kenap-AKH!" Seungmin langsung ambruk ketika sebuah pisau menancap tepat di jantungnya.

Jisung langsung menutup pintu akses keluar sambil tersenyum lebar.











































"Siapa pun yang nyakitin gue, dia harus mati."


































Dikit lagi tamat~ Sad end or happy end?

[1] Humorous | TXT ft. SKZ『√』 (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang