10. Lama Tak Jumpa

114 24 2
                                    

Zuyuna mendaratkan pantatnya diatas kasur empuknya itu. Merenung sejenak, kemudian berdiri kembali mengambil hape-nya. Pikirannya kacau karena kalimat Arjun saat mengantarnya pulang tadi. Saat Zuyuna ingin menduduki kursi belajarnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Dilihatnya sang Mama dengan rambut sebahu dan baju rapih-nya, membuat Zuyuna hanya menoleh sebentar dan langsung menduduki kursi.

Mama terlihat tengah bersandar ditembok, dengan pintu kamar yang setengah terbuka, sibuk melihat anak semata wayangnya yang tengah membuka buku dan berniat mengejarkan tugas sekolah.

"Kamu tadi nggak diantar sama Joshua?" Mama membuka pembicaraan, sebentar melihat keluar kamar, memastikan tak ada siapapun yang mendengar pembicaraan mereka dan menutup pintu rapat-rapat, lalu pergi duduk dikasur anaknya.

Zuyuna menggeleng, masih mencoba fokus untuk mengerjakan soal fisika-nya. Tapi Mama membuatnya gugup.

"Mama yang nyuruh Joshua nganter kamu, tapi kamu malah pulang bareng cowok lain. Dia siapa?" tanya Mama dengan nada meninggi, pembicaraan kali ini benar-benar serius, seakan anaknya itu telah membuat kesalahan yang besar.

Zuyuna menghela nafas berat, melepaskan pensil-nya dan terus melihat lembaran buku yang masih kosong. "Kak Joshua yang izinin aku pulang bareng Arjun."

"Jadi namanya Arjun?"

Zuyuna tersentak, merutuki dirinya sendiri.

"Cha, kamu tau, kan, kalo Mama nggak suka kamu dekat sama cowok?" Kini suara Mama lebih merendah, menunjukkan rasa kekhawatirannya pada Zuyuna.

"Aku sama Arjun cuma teman kok, Ma." Zuyuna menjawab kalimat Mama-nya dengan membelakanginya, mencoba untuk tidak bersimpati.

Mama bangun dari duduknya, berjalan kearah Zuyuna dan duduk diatas meja belajarnya, membuat Zuyuna menengok keatas untuk melihat wajah sang Mama.

"Bukannya Mama mau menghakimi kamu, tapi Mama mau ada orang yang bisa lindungin kamu. Dan itu Joshua, bukan Arjun." Mama memegang kedua tangan Zuyuna, hangat.

Zuyuna tersenyum, membalas pegangan Mama. "Aku tahu, Ma. Tapi kali ini aja, aku sama Arjun cuma teman. Percaya sama aku, ya, Ma?" tanya Zuyuna yang benar-benar memastikan, tak mau kejadian yang sama terulang lagi.

Mama menghela nafas dengan berat, lalu sama-sama tersenyum dan mengacak-acak rambut Zuyuna. "Joshua mampir kesini cuma seminggu, Cha. Gimana kalo besok pagi kita ke rumahnya buat main? Mama kangen sama Tante Dinda," kata Mama yang langsung dibalas anggukan oleh Zuyuna.

"Oke."

Setelah mendapatkan jawaban yang sesuai, Mama meninggalkan kamar Zuyuna, membuat gadis itu menghembuskan nafas kencang dan mengambil hape-nya, mengecek notifikasi yang masuk, salah satunya dari Joshua.


Joshua: kamu udah sampe?

Zuyuna: udah, kak. Maaf ya, tadi malah pulang bareng temen, padahal kakak disuruh Mama

Joshua: nggak apa-apa. Besok kakak kerumah kamu boleh?

Zuyuna: nggak usah, kak

Joshua: kenapa?

Zuyuna: aku sama Mama yang mau kerumah, Mama kangen sama Tante Dinda

Joshua: oh, oke kalo gitu. Ya udah, kakak mau kerjain tugas dulu, jangan tidur malem-malem ya, Cha

Zuyuna: siap!


Zuyuna tersenyum saat melihat balasan Joshua yang mengirim stiker bergambar kucing sambil membawa sebuah hati besar yang berwarna merah. Gadis itu keluar dari room chat Joshua, kemudian melihat pesan baru dari Arjun tiga menit yang lalu.


Arjun: Cha

Arjun: tebak gue lagi ngapain?????

Zuyuna: ya mana aku tau

Arjun: kenapa nggak tau?

Arjun: kan kamu malaikat, selalu ada disamping aku.......

Zuyuna: jijik banget gak sih?

Arjun: ah Bobi nih

Arjun: besok main yuk, Cha

Arjun: kemana kek

Zuyuna: nggak bisa

Arjun: nggak bisa nolak maksudnya?

Zuyuna: Arjun.......

Arjun: iya apa

Zuyuna: aku ada acara sama Mama

Arjun: malemnya?

Zuyuna: pasti capek

Arjun: yah yaudah deh....


Zuyuna bingung ingin membalas apa, tapi akhirnya gadis itu memilih untuk keluar dari room chat, kemudian kembali sibuk mengerjakan tugas nya. Tapi gadis itu kembali merenung, kenapa ya, setiap Arjun memberikan pesan, selalu membuat Zuyuna lebih menjadi dirinya sendiri? Seakan, asyik sekali bersikap biasa saja dibanding harus bersikap imut dan sopan setiap kali ia membalas pesan Joshua.

Ah, kenapa harus membandingkan Arjun dengan Joshua?

Tentu saja.

Sudah pasti jawabannya adalah Joshua. Gadis itu lebih memilih Joshua. Benar kata Mama, bukan Arjun yang bisa menjaganya.

***

Zuyuna memasuki sebuah rumah sederhana namun terlihat sangat berkelas lantaran bunga-bunga indah yang menghiasi dan kolam ikan kecil dipinggir kiri dengan air nya yang bersih. Bukan pertama kali gadis itu kesini, tetapi saat kecil mungkin hampir setiap hari karena teman satu-satunya hanyalah Joshua, anak dari Tante Dinda, teman dekat Mama saat kuliah dulu.

Joshua yang tengah mencuci motor, langsung menghentikan kegiatannya dan membungkuk kepada Mama yang datang dengan Zuyuna, sementara gadis dibelakangnya melambaikan tangan sambil tersenyum, membuat Joshua membalas lambaian tangannya dan tersenyum juga.

"Masuk aja, Tan. Mamah didalam lagi masak," kata Joshua dengan akrab namun masih terlihat sopan.

Mama menyuruh Zuyuna ikut masuk, namun gadis itu menolak karena akan membantu Joshua mencuci motor terlebih dahulu, membuat Mama jadi salah tingkah dan diam-diam menggoda anaknya itu.

Setelah Mama memasuki rumah, Joshua kembali menyikat sela-sela roda motor, kemudian Zuyuna pun ikut membersihkan spion menggunakan kanebo.

"Nggak apa-apa dibantuin? Nanti bajunya basah," kata Joshua yang terus fokus membersihkan roda motornya.

Zuyuna menengok sebentar, lalu kembali membersihkan dan tersenyum. "Santai aja kali, kayak sama siapa aja."

Mendengar jawaban itu, Joshua tertawa kecil. Ia selesai membersihkan roda belakang, lalu melangkah kesamping untuk membersihakan roda depan. "Kemarin siapa, Cha?" tanya Joshua memulai percakapan lagi.

"Oh, temen doang. Dia yang misahin aku sama Adit."

Joshua mengangguk mengerti, lalu berdiri setelah menyelesaikan tugasnya. Melihat Zuyuna yang masih membersihkan spion, laki-laki itu beranjak duduk dikursi. "Udah, udah bersih," kata Joshua yang secara tidak langsung menyuruh Zuyuna untuk duduk didepannya.

Zuyuna menengok, kemudian mengangguk dan menaruh kanebo diatas jok motor dan pergi duduk dikursi samping Joshua.

Hening. Zuyuna hanya fokus melihat ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari, sementara Joshua diam-diam melirik Zuyuna, masih seperti dulu saat mereka kecil dan belum tahu bagaimana dunia orang dewasa. Ia merindukan itu.

"Lama nggak jumpa, ya?" Joshua membuka pembicaraan lagi, Zuyuna disebelahnya menoleh, lalu tersenyum lebar. Senyum yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun kecuali oleh orang disebelahnya ini.



a/n:

konflik yang sebenarnya akan segera dimulai~

Home (Tzuyu TWICE - Jun SEVENTEEN) ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu