16. Lampu Kota Yang Terang

76 21 0
                                    

Sudah berhari-hari, Arjun tak menemui Zuyuna. Pun perempuan itu yang telah memilih bahwa ia menghindari Arjun. Dua-duanya seperti itu, tetap diam dijalannya masing-masing dan tak ada niat untuk maju melangkah ataupun mundur. Terus melihat dan mengawasi siapakah yang masih bertahan atau melangkah lebih dulu. Namun rupanya sampai saat ini, mereka masih diam ditempat. Sembari berpura-pura tak melihat walaupun sebenarnya lelah terus menunggu.

Bahkan Zuyuna sudah tidak lagi mendengar kabar Arjun. Terakhir kali ia melihat Arjun saat laki-laki itu berlari estafet saat pelajaran jam olahraga dikelasnya. Arjun nampak tertawa kencang dengan teman-temannya, namun Zuyuna hanya bisa melihatnya dari jauh dan memilih untuk mengacuhkannya.

Pun Arjun, terakhir kali ia melihat Zuyuna saat dikantin, itu juga hanya sekilas melihat dan Arjun membiarkannya. Mereka seakan tidak pernah kenal satu sama lain, walau faktanya memang benar. Tak satupun dari mereka saling mengenal. Berakhir seperti itu, tidak ada sapaan, tidak ada kabar, hanya melihat layaknya murid biasa. Akhirnya, mereka memilih seperti ini. Kembali ketempatnya. Memilih pulang kerumah untuk berteduh dan melupakan segalanya, kemudian menjalani hari esok yang entah akan terjadi apa.

Selama hari-hari yang Zuyuna lewati tanpa Arjun, entah kenapa ia menjadi lebih dekat kembali dengan Joshua. Mencoba melupakan apa yang terjadi dan lebih memilih menjadi sepasang teman, walaupun orang tua mereka belum mengetahui bahwa mereka telah memilih jalannya sendiri. Bahkan saat ini, Zuyuna menunggu Joshua yang membeli gulali untuknya karena mereka berada dipasar malam, tempat melepaskan penat bagi mereka berdua dikala tengah lelah dengan keadaan.

Saat Zuyuna mengambil ponselnya dari dompet, ia tak sengaja melihat kearah komedi putar. Seseorang nampak tak asing dengannya. Sepasang remaja yang tengah berfoto berdua sembari menyunggingkan senyumnya, kemudian berubah pose dengan laki-laki yang mencium pipi sang perempuan. Zuyuna seakan terlarut dalam perasaannya. Perasaan kesal yang tiba-tiba menghampiri, namun ia tak tahu alasannya apa.

"Ca?" Joshua berhasil membuyarkan lamunan Zuyuna, lalu memberikan permen gulali padanya. Yang dipanggil menengok, lantas menerimanya dan menyender dibesi sembari menghabiskan permen gulali.

"Habis ini kita mau apa?" tanya Joshua yang masih sibuk dengan kameranya, masih melihat-lihat foto jepretannya yang ia ambil bersama Zuyuna tadi.

"Muter-muter kota gimana?" Tiba-tiba saja pikiran itu terlintas diotaknya, ia tak tahu alasannya. Namun alam bawah sadarnya mengatakan, itu tidak tiba-tiba. Justru setelah melihat seorang Arjun yang sekarang masih sibuk bergandengan tangan dengan perempuan, pikiran itu langsung terlintas diotaknya karena memikirkan kenangannya dulu bersama Arjun.

Saat itu. Saat pertama kali ia dibonceng oleh seorang laki-laki dan pergi kelapangan luas untuk meluapkan amarah. Otaknya kembali mengingat itu, namun Zuyuna menyangkalnya. Berfikir bahwa ia baik-baik saja tanpa seorang Arjun.

"Muter-muter doang? Nggak sekalian makan mie ayam gitu?" tawar Joshua sembari mengambil sepotong permen gulali dari Zuyuna. Seketika perempuan didepannya bersemangat dan mengacungkan jempol ditangan kirinya, lantas membuat Joshua tertawa bangga dan mengajaknya pergi.

Zuyuna mengikuti dibelakang, lalu tersadar bahwa ponselnya berbunyi. Ia berjalan dengan mata yang fokus kearah ponselnya dan melihat sebuah pesan dari seseorang yang membuatnya berhenti, kemudian menoleh kearah Arjun berdiri yang kini memandangnya seorang diri.

Arjun: gue mau ikutin lo dari belakang

Arjun: tunggu gue

Arjun: ada hal terakhir lagi yang mau gue sampein ke lo


Zuyuna menatapnya tak percaya, lalu berdecih. Ia pikir, Arjun seakan masih mengharapkannya dan berfikir bahwa ia masih tak bisa melupakan kenangan-kenangan yang dulu. Nyatanya tidak. Walaupun kenangan itu masih teringat, tapi Zuyuna melawannya dengan tenang. Tetap berfikir positif bahwa yang lalu hanyalah khayala semata. Dan sekarang, dengan santainya seorang Arjun mengatakan ada satu hal lagi yang belum ia sampaikan saat hari itu.

Home (Tzuyu TWICE - Jun SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang