Prolog

5.5K 409 39
                                    

6 Mei 1999

"Berapa lama kau akan menetap disana, sayang?"

"Tidak lama. Mungkin satu minggu, atau kurang. Tolong rawat Seokjin dengan baik atau aku akan menendang bokongmu!"

Leehyun terkekeh, lalu merangkul pinggang istrinya dengan pelan, "Aku akan menjaganya. Seokjin adalah anak yang sangat penurut"

Ji-ah tersenyum puas, lalu memandangi buah hatinya dengan seksama, "Anak itu benar-benar tampan"

"Hei, aku adalah ayahnya."

..

10 Mei 1999

"......jamur ini dikenali hanya dapat membunuh semut untuk berkembang biak dan biasanya ditemukan di hutan tropis, tetapi akhir-akhir ini, jamur Cordyceps banyak ditemukan di berbagai tempat yang tidak terduga, seperti tanaman rambat, bunga-bungaan, bahkan tumbuhan sayur-mayur yang ditanam guna dijadikan bahan pangan oleh manusia. Naasnya, pada setiap tanaman tersebut, terdapat semut yang telah mati dengan tengkoraknya yang telah ditumbuhi oleh jamur Cordyceps...."

Seokjin mengunyah serealnya dengan setengah hati, hari ini ia memiliki kelas menggambar. Yang sebenarnya, Seokjin sama sekali tidak tertarik untuk menggambar. Ia lebih senang bermain game daripada harus menggoreskan pensil diatas kertas. Bahkan gambar Seokjin saja terkadang tidak berbentuk sama sekali.

"Ayah, apa itu Cordyceps?"

Leehyun menaikkan satu alisnya, lalu pandangannya melayang kearah televisi yang sedang menampilkan berita disana, "Aku tidak tahu, sayang. Mungkin semacam fungi?"

Seokjin mengernyit, "Apa itu fungi?"

Leehyun terkekeh, lalu mengacak rambut halus Seokjin yang sudah disisir rapi, membuat Seokjin merengut lalu menata kembali rambutnya.

"Fungi itu jamur, Seokjin. Ibu biasanya memasak jamur tepung untukmu. Kau bahkan pernah memakan jamur tepung dalam kurun waktu seminggu penuh. Nah, itu namanya fungi, Seokjin"

Seokjin memandang ayahnya tidak mengerti, lalu kembali berujar, "Kenapa harus banyak nama? Kalau jamur, kenapa harus ada nama lainnya?"

Leehyun mengusap kepala Seokjin dengan penuh rasa sayang, "Nanti saat kau sudah menginjak bangku SMA, kau akan mengerti, Seokjin"

Seokjin mendengus, "Aku rindu Ibu"

"Ibumu akan kembali sekitar tiga hari lagi, Seokjin. Bersabarlah"

Seokjin mengerucutkan bibirnya, berharap Ibunya kembali ke rumah secepat mungkin. Tentu saja, Seokjin hanyalah anak berumur 7 tahun yang membutuhkan Ibunya. Betapa Seokjin berharap Ibunya tidak perlu bekerja dan hanya menemaninya dirumah saja. Tetapi Ibu berulang kali bilang bahwa ia tidak ingin membebani Ayah, apalagi kebutuhan sehari-hari yang semakin lama semakin menanjak.

Selama Ibunya bisa mengurus Seokjin dengan baik, baginya itu tidak masalah.

Tetapi Seokjin tidak menyukainya.

..

Ayahnya mondar-mandir di ruang tamu, mengusap dahinya berulang kali.

Seokjin hanya berdiam diri di ruang tengah. Sudah dua hari berita hanya menampilkan tentang jamur yang Seokjin tanyakan tempo hari. Ia mulai merasa bosan, karena banyak jadwal kartun yang dipotong demi menampilkan berita yang bahkan Seokjin tidak mengerti ini.

PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang