2

2.6K 323 19
                                    

7 Agustus 2019

Udara mencekam dan pengap ruangan itu membuat Seokjin merasakan sesak di dada. Seokjin sedari tadi hanya duduk di sofa usang itu sembari memandang kearah jendela.

Hari baru.

Seokjin berdecih keras. Entah apa yang harus dilakukannya hari ini, Seokjin sama sekali tidak tahu. Ia beberapa kali bekerja sebagai kaki tangan penyelundup. Tebak, apa yang diselundupkan oleh majikannya?

Daging manusia.

Tidak heran. Hidup ditengah malapetaka tanpa adanya pabrik-pabrik makanan yang beroperasi membuat manusia memutar balik otaknya demi memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Menjijikkan.

Seokjin merasa hidup diantara gedung-gedung runtuh dengan perabotan rumah seadanya tidak berbeda jauh jika ia akhirnya memilih untuk mengasingkan diri ke hutan.

Pintu apartemen usang itu berderit terbuka, dilihatnya Taehyung memiliki luka gores di tulang pipinya, dan bajunya terlampau kotor.

"Kau membuat keributan lagi?"

Taehyung menyeringai, "Setidaknya aku membawakanmu sesuatu"

Taehyung menggoyangkan tas plastiknya didepan wajah Seokjin, sehingga mengeluarkan bunyi berdenting.

Seokjin mengernyit tidak suka, "Kau mencurinya?"

"Aku masih waras, Seokjin," Taehyung meletakkan tas plastik itu di meja dapur, "Aku hanya mengambilnya dari bandit yang mencoba melecehkan wanita muda yang kau selamatkan kemarin sore. Setidaknya ini sepadan"

"Kau tetap saja mencurinya"

Taehyung mengedikkan bahu, "Mereka bisa mencari makanan di tempat lain"

Seokjin memandang Taehyung sejenak, lalu mengacak rambutnya frustasi, "Aku butuh pekerjaan"

"Kau tidak ingin mencari majikan baru?"

Seokjin menggeleng cepat. Ia sudah sangat muak dengan majikannya yang telah mati ditembak tersebut. Untung saja Seokjin tetap mendapatkan bayaran pekerjaannya.

"Tidak. Aku tidak ingin bekerja sebagai kaki tangan lagi. Itu sudah cukup membahayakan nyawaku. Aku hanya ingin hidup tenteram"

Taehyung terkekeh, "Memangnya kita pernah meraskan ketenteraman ditengah neraka seperti ini?"

Ah, benar. Seokjin hampir melupakan fakta itu. Tentu saja Seokjin telah hidup di neraka selama dua puluh tahun lamanya bersama Taehyung.

Dan selama dua puluh tahun pula, Seokjin dan Taehyung hidup secara berdampingan.

Sejak malam itu.

"Aku tidak bisa terus menumpu kehidupanmu, Seokjin. Kau harus mencari pekerjaan baru demi menyambung hidup"

"Lalu kau? Apa kau sudah mendapat pekerjaan?"

Taehyung mengedikkan bahunya, "Sebenarnya, belum. Tapi seseorang merekomendasikanku untuk mendaftar ke Savior"

"Savior? Kau bercanda?"

 "Tidak, Seokjin. Apakah kau mau kudaftarkan disana juga? Kudengar mereka sedang mencari tenaga kerja"

"Dan untuk apa aku bekerja dengan sekelompok psikopat yang memanfaatkan sisa-sisa sumber daya manusia untuk dijadikan subjek pencarian vaksin?"

"Seokjin..."

Seokjin menggeram. Sudah lama ia membenci Savior. Instansi tersebut menggadang-gadangkan pencarian vaksin demi menghilangkan wabah mengerikan sekaligus menjijikkan ini. Tetapi, apa? Tidak ada hasil selama dua puluh tahun, dan Seokjin sudah cukup pusing hanya dengan mendengar namanya.

PetakaWhere stories live. Discover now