7. How Dangerous They Are

7.1K 840 26
                                    

Jennie memarkirkan mobil sport miliknya di pinggir jalan, lalu turun untuk mengecek kendaraannya yang tiba-tiba berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jennie memarkirkan mobil sport miliknya di pinggir jalan, lalu turun untuk mengecek kendaraannya yang tiba-tiba berhenti.

"FOR THE GOD SAKE! pakek mogok segala, sial!" kesalnya.

Jennie melirik pada jam tangannya, kini jam sudah menunjukan jam 10 malam, belum terlalu malam baginya. Tapi jalanan di kawasan yang ia lewati sudah sangat sepi.

"Please, ini gak ada orang yang lewat apa?" gerutu Jennie.

Ia lalu mengambil ponselnya di dalam tas dan menelpon bengkel mobil langganannya, untuk mengambil mobilnya di tempat tersebut.

"Satu masalah kelar, tinggal nunggu taksi lewat" kata Jennie.

Beberapa menit ia menunggu, namun masih belum ada taksi atau bahkan kendaraan lain yang lain. Tempat ini benar-benar sepi, Jennie jadi merinding sendiri.

"Oh Gosh! Kang bengkel belum dateng juga, mana sendirian. Ini gara-gara si Lisa, kalo aja dia gak nyuruh gue ke rumahnya pasti gak bakalan kek gini gue!" gerutu Jennie kesal.

Matanya menatap pada deretan pohon mangga yang tinggi menjulang, dedaunannya bergerak-gerak terkena angin hingga mengeluarkan suara-suara yang menurutnya cukup seram. Belum lagi semilir angin malam yang menerpa tubuhnya.

Jennie mendekap tubuhnya sembari mengusap-ngusap bahunya sendiri. Tiba-tiba bulu kuduknya meremang.

Puk~

"ARGHHH!"

"ARGHHHHHHHH!"

Jennie terlonjak kaget dan sontak langsung berteriak saat ada yang menepuk pundaknya. Namun orang yang menepuk pundak Jennie tak kalah kagetnya dan malah ikut berteriak.

"Anju Jennie! Udah teriaknya woy!"

Jennie diam, lalu memandang orang di depannya dengan was-was.

"Davin?" tanya Jennie.

Davin hanya diam sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo serius Davin kan? Bukan hantu taman Mampang?" tanya Jennie memastikan.

Davin rolling eyes, ya kali ada hantu setampan dan semenawan dirinya. Jennie kadang memang gak ngotak.

"Lo liat kaki gue napak kan?" tanya Davin balik, Jennie mengangguk.

"Ngapain lo diri di pinggir jalan deket komplek gue? Kayak cabe-cabean lo diri pinggir jalan!"

Jennie memukul kepala Davin pelan, namun cukup untuk membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Aw, kekerasan mulu lo!" kesal Davin sambil memegang kepalanya.

"Lagian asal ngomong aja, ini gue mau cari taksi tapi dari tadi gak ada yang lewat" kata Jennie.

Keeping Up With The TeensWhere stories live. Discover now