Decision

2K 131 7
                                    

Suasana pengadilan terlihat tegang. Baik Jaksa Penuntut Umum juga tersangka telah duduk di kursi masing-masing.
“Semua berdiri.” Para hakim masuk ke dalam ruangan pengadilan.
“Silakan duduk.” Semuanya di persilahkan duduk. Hakim membacakan kasus yang akan diadili hari ini.
“Kasus 579, insiden pembunuhan ... terdakwa silakan duduk ditengah,” perintah Hakim.

Terdakwa menuju kursi peradilan, dengan tangan yag terborgol ia menunduk gelisah. Jaksa Penuntut Umum mulai membacakan tuntutan.
“Terdakwa telah melakukan pembunuhan anak dibawah umur secara keji, juga membunuh belasan orang lainnya, karena tindakannya ini tidak ada pembelaan untuknya, kami mengajukan tuntutan hukuman penjara selama dua puluh tahun,” ucap Jaksa. Para hakim terlihat berdiskusi sebentar.
“Baiklah, sudah kami putuskan, karena berkas pembunuhan dan bukti-bukti yang ditemukan sudah lengkap maka pengadilan memutuskan untuk menghukum terdakwa dengan hukuman dua puluh tahun penjara.” Ucap Hakim. Ia mengetuk palu tiga kali, pertanda keputusannya telah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.

Seorang namja masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar, ia melemparkan tasnya sembarang dan menghempaskan diri di sofa.
“Hyung, kau sudah kembali?” seorang namja mungil menyambut kedatangan kakaknya itu.
“Hmmm,”
“Bagaimana pengadilannya?” tanya namja mungil tadi, ia menghampiri kakaknya dan meletakkan secangkir teh di meja.
“Aku sudah menghukum psikopat itu dengan dua puluh tahun penjara,” ucap namja tadi dengan bangga, ia menyesap teh buatan adiknya.
“Jinjja? Chanyeol hyung memang terbaik.” Namja mungil bermata bulat itu memberikan tanda ibu jari pada Chanyeol. Ya.. Park Chanyeol merupakan seorang jaksa juga pengacara.
“Bagaimana sekolahmu?” tanya Chanyeol.
“Baik hyung, aku mendapat nilai seratus di pelajaran matematika tadi,” jawab namja mungil itu, tangannya meraih remot tv dan menyalakan tv.
“Kau memang pintar Kyungsoo,” puji Chanyeol. Kyungsoo hanya tersenyum malu. Mata bulatnya melihat berita di tv.
“Hyung, kau masuk tv,” ucap Kyungsoo girang.
“Sudah biasa,” balas Chanyeol percaya diri.
“Daebak, Chanyeol hyung keren,” puji Kyungsoo.
“Kau sudah membuat makanan? Baegopa,” ucap Chanyeol.
“Akan aku masakkan sebentar hyung.” Kyungsoo segera beranjak, ia pergi ke dapur untuk membuatkan makanan. Chanyeol mengamati Kyungsoo yang sudah sibuk di dapur, ia jadi teringat pertemuan pertamanya dengan Kyungsoo.

Waktu itu Chanyeol belum menjadi pengacara terkenal seperti sekarang, ia baru saja lulus jurusan hukum. Sempat frustasi karena tidak mendapatkan kantor advokat membuat Chanyeol melepas penat di salah satu taman kota. Ia duduk di bawah pohon yang rindang, telinga menangkap senangdung kecil. Chanyeol penasaran dan menengok, ia melihat seorang remaja yang sedang bermain ayunan. Hati Chanyeol tergerak untuk mendekati remaja itu begitu melihat wajah remaja itu penuh luka, begitu juga tangannya.
“Hai, apa yang terjadi padamu?” tanya Chanyeol. Remaja tadi mengangkat kepalanya, matanya sudah berkaca-kaca, ia menggeleng pelan.
“Kajja, kita obati lukamu,” ajak Chanyeol.
“Tidak usah Ahjussi,” tolak remaja tadi.
“Jangan panggil Ahjussi, aku masih muda, panggil hyung saja, Chanyeol hyung,” ucap Chanyeol memperkenalkan diri.
“Mianhae hyung,”
“Siapa namamu?”
“Do Kyungsoo,”
“Kenapa kau bisa terluka seperti ini?” Chanyeol mengusap pelan luka di tangan Kyungsoo.
“Gwenchana hyung, aku sudah terbiasa,” ucap Kyungsoo, ia turun dari ayunannya.
“Aku harus pulang sekarang,” pamit Kyungsoo.
“Mau ku antar?” tawar Chanyeol. Kyungsoo menggeleng pelan, ia membungkuk sebentar dan berlalu dari taman itu.

Entah apa yang ada di pikiran Chanyeol, ia memilih untuk mengikuti Kyungsoo. Sekadar memastikan bahwa anak itu pulang ke rumah dengan selamat. Batin Chanyeol tertegun ketika melihat Kyungsoo masuk ke sebuah panti asuhan.
“Anak yang malang,” guman Chanyeol, ia hendak melajukan mobilnya tapi suara teriakan dari panti asuhan membuatnya mengurungkan niat untuk pulang. Chanyeol turun dari mobil, ia mengintip di balik gerbang. Tangan Chanyeol mengepal ketika melihat seorang wanita sedang memukuli Kyungsoo dengan sebilah kayu.
“KEMANA SAJA KAU HAH!!! KAU INI SELALU SAJA MEMBUAT MASALAH” seru wanita itu. Kyungsoo hanya menunduk tanpa berniat melawan, sesekali ia meringis begitu sebilah kayu itu menghantam tubuh kecilnya.

Judicature ✔Where stories live. Discover now