Jamais Vu ; 7

158 22 4
                                    

| JAMAIS VU |

Jungkook mau pun Namjoon, kini sama-sama khawatir. Apalagi Namjoon.

Yeri, aku mohon bertahanlah. Demi kakakmu, dan aku. Cepatlah sadar, aku rindu kamu.

Jungkook masih setia mengenggam erat jari Yeri yang terasa dingin, sesekali ia cium dengan lembut.

Jungkook berjanji, setelah Yeri sadar nanti ia akan menjaganya, membahagiakannya sebaik mungkin. Itulah janji Jungkook.

"Kook, nih makan dulu. Tadi gue abis dari bawah beli makanan, sekalian aja gue beliin lo makan." Suara Namjoon yang baru datang memasuki ruangan Yeri dengan membawa beberapa makanan untuk Jungkook.

Jungkook mengalihkan pandangannya tanpa melepaskan genggaman tersebut. "Oke, makasih Bang. Taruh aja di situ, nanti gue makan." Namjoon menganggukkan kepalanya.

Sesaat mata Namjoon dapat melihat pemandangan membuat Namjoon tersenyum tipis. Gue harap lo serius dengan ucapan lo itu, gue harap lo bisa bahagiakan dia seperti lo bahagiakan Eunha dulu. Gumam Namjoon dalam hati.

"Gue balik lagi ke ruangan ChungHa ya, tolong jaga Yerim ya Kook." Jungkook mengangguk cepat. "Siap Bang, gue bakalan jaga Yerim kok." Sahut Jungkook.

"Ya sudah. Kalau ada apa-apa, lo telpon gue aja ya."

Jungkook mengacungkan jempolnya "Siap Bang".

Namjoon melangkahkan kakinya perlahan meninggalkan Jungkook sendiri disana.

Jungkook mengalihkan kembali ke arah Yeri yang sedang tertidur. Tangan Jungkook refleks menyentuh wajah Yeri dan mengusap lembut pipi Yeri.

Beberapa detik kemudian, Jungkook merasakan adanya gerakan dari jari-jari gadis itu yang berada dalam genggamannya.

"Yeri?"

Tak lama kemudian, Yeri mengerjapkan matanya pelan.

Jungkook sangat senang. Sebab gadis tersebut telah sadar, "Kim Yeri, kamu dengar aku?"

Yeri masih mengerjapkan matanya, untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Kedua mata Yeri dapat melihat Jungkook. "Kak Jungkook" panggil Yeri lemah.

Jungkook lantas mengenggam jari Yeri yang hendak menyentuh mukanya dan menempatkan telapak tanga gadis tersebut di pipi kanannya.

"Iyah ini aku, Jeon Jungkook." Sahut Jungkook senang.

Yeri tersenyum lemah, "Kak Jungkook," panggil Yeri sekali lagi.

Tes. Air mata Jungkook menetes.

Yeri menatap lemah Jungkook, jari yang berada di pipi pria tersebut, menghapus pelan cairan tersebut.

"Jangan nangis," ucap Yeri pelan.

Jungkook menggelengkan kepalanya, dan Yeri hanya tersenyum. "Aku gak suka liat kakak nangis," jujur Yeri.

"Jangan kayak gini lagi Yeri, aku takut." Jungkook mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan. "Aku takut, aku takut. Jadi aku mohon jangan seperti ini," Jungkook menundukkan kepalanya, dia sangat kesal kenapa air matanya menetes tanpa dia suruh dan lebih sialnya dia menangis di depan Yeri.

Yeri tertegun dengan perkataan Jungkook. "Maksud kakak?"

Jungkook mengambil tangan Yeri yang berada di pipinya kemudian di genggamnya jari tersebut.

"Aku takut kehilangan kamu, Kim Yeri. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Entah kenapa hati aku bisa jatuh kepada seorang gadis SMA. Aku ingin melindungimu, ingin menjadi pahlawanmu, ingin menjadi salah satu orang istimewa di hidupmu..." Jungkook menghentikan perkataannya sebentar, "... aku ingin kamu menjadi wanita yang akan mendampingi hidupku nanti, menjadi seorang Ibu dari anak-anakku kelak. So, Kim Yeri apakah kamu mau menjadi wanitaku? Menjadi pendamping hidupku?" Jungkook menatap Yeri dengan ragu, ia takut kalau gadis itu menolak dirinya.

Jamais Vu | JUNGRI | ( On Going )Onde histórias criam vida. Descubra agora