Empat Hari Lagi (9)

0 0 0
                                    

Ia memandang wajah Aline yang masih terguncang. Aline hanya berurai air mata tapi suaranya tak terdengar. Hanya air mata yang mengalir.

Jemari Hazarel mengusap kepala Aline. Lalu wajahnya mendekat.

"Cup...," ciuman sang malaikat mendarat tepat di bibir Aline.

-------

Aline bangun dari tidurnya. Ia melihat jam di meja samping ranjangnya. Sudah pukul 6 pagi.


Ia duduk. Lalu menyentuh bibirnya. Benarkah si malaikat itu menciumnya? Aline tersenyum, sekaligus gugup.


Ia tak pernah menjalin hubungan cinta dengan pria manapun. Jadi ia tak pernah dicium, apalagi di bibir. Sekalinya dapat ciuman pertama, malah dari malaikat maut.


Deg deg deg... Aline mendengar detak jantungnya sendiri. Perasaan asing masuk ke hati lalu naik ke otaknya...


"Fiuuuh," keluh Aline di tengah kebimbangannya.

Di lain tempat, di sebuah ruang kosong berdinding dan berlantai putih, Hazarel memandang hologram di depannya. Ia turut tersenyum menatap video nyata di hologram itu.


"Hei, kau menyukai gadis itu?" tanya Gabriel yang tiba-tiba ada di sampingnya.


"Gab," sapa Hazarel pada rekan kerjanya itu.


"Ingat Hazarel. Jangan punya perasaan apapun kepada manusia. Kita hanya melaksanakan tugas dari Almighty," Gabriel mengingatkan.


"Apa kau masih ingat dengan Marta? Tentunya kau tidak lupa kan? Malaikat, rekanmu juga, diturunkan derajatnya menjadi manusia. Karena ia tak tega mencabut nyawa seorang pemuda nelayan. Ternyata Marta mencintai pemuda itu. Lalu Almighty menjadikan ia sebagai manusia. Sementara pemuda itu ya tetap saja mati. Lalu Marta kini hidup tanpa cinta di bumi, meski ia telah menikah. Masih untung ia punya putra untuk ia limpahkan cinta dan kasih sebagai ibu," terang Gabriel panjang lebar pada Hazarel.


Hazarel memandang Gabriel. Tentu ia mengingat Marta dan peristiwa itu. Bagaimana tidak. Ia menggantikan Marta untuk mencabut nyawa pemuda itu.


Triiiiiiing.


Sebuah bel berdenting. Bunyi itu memecah kesunyian di antara Hazarel dan Gabriel.


"Aku harus pergi. Tugas memanggil," kata Hazarel lalu menghilang meninggalkan Gabriel.


Gabriel seorang diri di ruangan itu. Ia memandang gadis di dalam hologram.


"Hmmm gadis manis yang malang," ucap Gabriel tersenyum.


Gabriel tahu apa yang akan terjadi pada gadis itu. Sebuah tugas dari Almighty pun siap ia lakukan terkait gadis itu.

Utusan LangitWhere stories live. Discover now