Bab 4 : Kau Aman Di sisiku

26.3K 2.8K 116
                                    

Author POV

Semenjak Lana menerima tamu dan mengizinkan si model tersebut untuk menginap. Juna merasa khawatir padanya. Juna sudah tahu kalau si model tersebut mempunyai hubungan dengan suami orang karena Juna pernah melihatnya di sebuah Mall. Bagaimana Juna tahu karena setelah bertemu dengan Rena pacarnya tersebut bertemu dengan perempuan lain.

Lana adalah gadis polos dan baik hati. Hanya pada dirinya Lana bersikap buruk dan sering berburuk sangka padanya.

Hari ini Juna menjalani aktifitas paginya lari pagi selama 10 Km. Waktu melewati apartemen Lana. Pintunya sedikit terbuka. Juna melihat jam tangan digitalnya. Ini masih terlalu pagi untuk berangkat dan Jika sudah berangkat Lana tidak lupa menutup pintu apartemennya kembali.

Juna memanggil Lana, tidak ada suara yang menjawab. Lalu Juna menemukan kertas kecil yang tergeletak di dekat pintu. Juna mengambilnya dan membacanya. Seketika Juna tahu dimana Lana berada.

Juna turun ke bawah ke apartemen Rena. Pantas saja ketika sampai di bawah pintu apartemen Rena juga sedikit terbuka. Juna langsung masuk tanpa permisi dia menyusuri setiap ruangan. Juna lalu mendengar suara isakan. Juna bergegas ke sumber suara tersebut yang berasal dari sebuah kamar.

Juna melihat Lana yang menangis sesegukan melihat tubuh Rena yang sudah tidak bergerak lagi. Juna melihat tangan Lana yang gemetar.

Junapun menghampiri Lana dan menariknya untuk datang ke dalam pelukannya.

"Dia sudah meninggal. Jangan dilihat kalau kau tidak bisa." Ucap Juna memeluk Lana erat. Juna melihat wajah Rena yang matanya sudah tertutup rapat untuk selamanya. Gadis yang malang. Batin Juna.

"Aku takut Juna." Ucap Lana sambil mengeratkan pelukannya.

"Ada aku disini." Ucap Juna sambil mengelus punggung Lana mencoba untuk menenangkannya.

❤❤❤

Aku sudah berhenti menangis tapi aku masih syok. Juna memanggil polisi dan dia yang mengurusnya. Para polisi memberi garis police line di sekitar ranjang Rena. Rena sudah di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.

Aku duduk di sofa dengan selimut yang diberikan padaku. Juna yang memberikannya. Jam sudah menunjukan jam delapan pagi. Aku tidak ingat untuk memberi kabar orang kantor. Mungkin aku yang akan masuk berita hari ini.

Salah satu polisi menghampiriku. "Saya tahu anda masih syok. Tapi kami sangat membutuhkan informasi anda. Kami akan sangat menjaga privasi anda dan tidak akan bocor kepada siapapun." Ucapnya dengan suara yang tegas.

Aku melihat pada Juna meminta pendapatnya dari sorot mataku. Untungnya Juna mengerti dan dia menganggukan kepalanya. Akupun menganggukan kepalaku kepada polisi tersebut. Bersedia untuk dimintai keterangan.

Aku menceritakan semua yang aku tahu dari kemarin aku yang membantu Rena, Rena yang menginap di apartemenku dan juga menceritakan Rena yang curhat padaku.

Pak polisi tersebut menanyakan handphone Rena dan aku tidak tahu dimana Handphone Rena berada. Dia meminta izin untuk menggeledah apartemenku. Akupun memberikan izin.

Aku kembali ke apartmenku dan para polisi mulai menyusuri apartemenku. Aku menuju ke kamarku untuk mengambil handphoneku dan benar saja ada belasan panggilan tidak terjawab. Dari rekan kantorku dan juga dari keluargaku.

Mungkin mereka khawatir karena biasanya jika aku tidak masuk kerja aku akan memberi kabar terlebih dahulu.

Satu panggilan masuk dari Mas Dirga. Aku menggeseser layar hijau tersebut.

"Lana, kamu tidak apa-apa kan?" Tanyanya khawatir. Sepertinya Mas Dirga meneleponku sambil di loudspeker karena aku mendengar suara mbak Indira dan Ari.

Hello, Mr. Jutek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang