Trouble : : 16

1.6K 224 171
                                    

Banyak bgt yg nge-DM Instagram aku minta Devan sama Devin dimunculin. Nih aku kasih wkwkwkwk...

Happy reading... Enjoy!

_____________________________

"Vin!" Devan menggoyangkan tubuh adiknya yang sedang tertidur.

Devin hanya mengubah posisi tidurnya lalu tertidur lelap kembali. Ayolah! Bahkan matahari saja belum muncul. Devan sudah membangunkannya saja!

"Bangun, woi! Sekolah!" Devan menendang pelan pantat Devin menggunakan jari-jari kakinya.

Devin mengusap-usap pantatnya beberapa kali, masih dalam keadaan tertidur.

Tak hilang akal, Devan menindih tubuh saudaranya menggunakan punggung. Seperti hal yang selalu ia lakukan dulu sewaktu kecil untuk membangunkan Devin. "Bangun! Bangun! Bangun!"

"Van!!" Devin mendorong tubuh Devan. Cowok itu lantas tertidur kembali.

Devan menggaruk kepalanya. Bingung bagaimana cara membangunkan Devin. Dia kembali menindih saudaranya, membuka paksa salah satu kelopak mata Devin yang masih terpejam. "Hello wazzap, Bro!"

"Mmmmhhh!" Tubuh Devin menggeliat.

"Devan."

Suara Dian membuat Devan menoleh. Dian datang mendekat, ia geleng-geleng. "Jangan digituin. Itu nyawa adik kamu belum terkumpul." Ia terkekeh kecil.

Devin terbangun perlahan. Cowok itu menguap, rambutnya sungguh berantakan. Dian mengelus rambutnya berulang kali, "Mandi dulu. Biar ngantuknya ilang." Ia tersenyum. "Bunda udah siapin sarapan."

Devin mengangguk pelan, "Iya, Bunda."

Dian menoleh ke arah Devan, "Kamu juga mandi sana! Itu Bunda udah bikinin kamu rendang ayam kesukaan kamu."

"Oh, ya?" Mata Devan berbinar.

Dian mengangguk seraya tersenyum.

Devan mengecup pipi ibunya, "Sayang Bunda deh."

Dian terkekeh, mengelus rambut Devan sebentar sebelum akhirnya cowok itu melesat cepat ke luar kamar Devin untuk segera mandi.

Dian tertawa kecil seraya geleng-geleng, "Kalau makanan nomor satu." Ia duduk di sebelah ranjang Devin.

Devin tersenyum kecil, memeluk ibunya erat. "Bunda..."

Dian mengecup kepala Devin seraya mengelus rambutnya. "Sayang..." Dian terkekeh. "Mmm, Bunda mau nanya, boleh?"

Devin mengangguk, "Boleh."

"Kemarin, kamu diculik siapa?"

Ah! Ayolah! Mengapa Dian ingin membahas itu? Membuat pipi Devin kembang kempis saja!

"Siapa, hm?" tanya Dian.

"Devin harus jawab, ya?"

"Kamu mau rahasia-rahasiaan sama Bunda?" tanya Dian kembali. Masih dalam posisi memeluk Devin. "Bunda janji deh nggak bakal bilang ke siapa-siapa."

Devin menghela napasnya, "Temen, Bun. Mmm... Bukan diculik sih. Ditraktir makan."

"Cewek?"

"I... Iya...," balas Devin setengah ragu.

Dian terkekeh, "Dan kamu suka?"

Devin menelan salivanya. Pertanyaan macam apa itu? Entah mengapa Devin menjadi gugup seperti ini. Devin menggeleng cepat, "Nggak. Suka apanya? Temen doang, Bun." Ia terkekeh canggung.

TROUBLE [TELAH TERBIT] ✅Место, где живут истории. Откройте их для себя