Arena 7

1.8K 153 16
                                    

Makan malam mereka lebih banyak heningnya, paling cuman Rian yang liat Shakira nyuapin Fajar sama Fajar yang senyum setelah itu.

Cih.

Hebat banget. Gak ngerasa bersalah sama sekali nidurin Rian, malah langsung mesra-mesraan sama pacarnya. Kurang setan apa Fajar?

Rian sendiri baru aja dateng waktu mereka hampir selesai makan karena harus bersihin badan. Gak betah sama bau Fajar yang nyampur di badannya.

Dia juga gak banyak omong, gak banyak tanya sama Shakira karena cewek itu di luar prediksinya. Rian pikir Shakira itu tipikal cewek nakal, galak, humoris dan cerewet. Tapi semua justru kebalikannya.

Shakira itu pendiem dan baik banget.

Dia juga penyayang dan keliatan perhatian.

"Aku besok mau pergi lagi, titip Fajar ya, Rian."

"O-oh, iya."

Rian ngangguk ragu setelah bilang gitu. Dia merhatiin cewek yang lagi sibuk beresin dapur sambil sesekali merhatiin Fajar yang fokus ke dia.

Gimana kalo Shakira ngeliat?

"Kenapa cuman semaleman?" Fajar nanya ke pacarnya walaupun pandangannya gak pernah lepas dari Rian.

"Aku gak bisa ninggalin butik lama-lama, aku harus kerja."

Halah.

Rian yakin dalam hati si Fajar udah koprol kegirangan.

"Biar besok aku sama Rian anter kamu."

"Kalian ada kelas?" Shakira sepenuhnya selesai sama kegiatan cuci piring, sekarang duduk di sebelah Fajar. Fajar juga udah fokus sepenuhnya ke cewek itu.

"Nggak," saut Fajar setelahnya.

"Aku bisa sendiri kok."

"Nggak. Tetep aku anter, jam berapa?"

"Jam 11. Kalo gitu sekalian aja kalian beli isi kulkas, sayang banget lemari es gede gitu gak ada isinya."

"Iya, sayangku."

Najis.

Fajar ngomong gitu sambil nyium pipi Shakira sampe muka cewek itu merah.

Rian muak rasanya ngeliat kemunafikan Fajar. Pingin muntah, maki-maki, sampe matahin lehernya sekalian biar sengklek.

.

"Hati-hati. Kabarin aku kalo udah sampe."

"Iya, iya, oke." ciuman perpisahan mereka di lakuin di belakang Rian. Iyalah, orang Rian yang bawa mobil terus Fajar sama Shakira di belakangnya.

"Pindah lo ke depan." titahnya waktu Shakira udah turun dari mobil.

"Males ah, di sini aja."

"Emang gua supir lo?"

"Lebih rendah dari supir malah."

"Anjing."

"Supermarket. Kita belanja."

"Gak bakal gua nyalain nih mobil sebelum lo pindah ke depan."

Fajar ngedecak. Pindah ke barisan depan lewat celah di kursi. Males kalo harus turun dari mobil.

"Baru liat gua budak merintah tuannya. Durhaka banget sih lo." dumel Fajar. "Nanti malem ada tanding lagi, lo ikut?"

"Iya."

"Kalo gitu batalin."

"Kenapa?"

"Gue mau sama lo semaleman. Gak ada bantahan, gak ada negosiasi. Lo punya gue satu bulan ini."

.

"Sumpah ya, gak lagi-lagi gua ke market bareng lo!" dumel Rian sambil bawain dua plastik besar di kedua tangannya.

Dia malu banget.

Ya, bayangin aja, Fajar beli kondom lebih dari satu lusin! Dan sialnya dengan santai nanya ke Rian dia suka rasa apa. Keras lagi suaranya. Gila aja. Semua mata jelas ngeliat Rian yang mukanya udah merah merona karena malu plus marah.

Bangsat emang Fajar.

"Peduli amat sih. Coba banana yuk."

"Beresin dulu bego! Lo gak liat dapur berantakan gini?"

"Ini kode biar kita main di dapur?"

"Jar! Lo kenapa anjing banget sih?"

Fajar malah nyium bibir Rian jawab pertanyaan itu. "Manis banget, sih."

"Taik!"

"Sayang kata-katanya nggak."

"Bodo, setan!"

Fajar narik Rian ke kamar yang semalem di tempatin Rian karena kamar itu paling deket sama dapur. Tidurin Rian di kasur empuk dan gede itu sebelum dia tindih sambil nyium bibirnya kasar.

"Yan?"

Rian ngedehem.

Fajar bales sama kecupan dibibirnya, setelah itu turun dari badan Rian. "Lo gay?"

Rian nautin kedua alisnya, bingung. Apalagi Fajar nanya gitu sambil naruh tangannya di belakang kepala Rian, ngejadiin bantalan.

Sok romantis banget anjir.

"Gak tau. Kenapa?"

"Lo pernah suka sama cewek?"

"Pernah."

"Sama cowok?"

"Terakhir gua pacaran sama cowok."

"Sekarang." Fajar ngapit dagu Rian dan ngarahin ke dia sampe mereka berhadapan. Bibirnya mulai nempel di bibir Rian beberapa detik sebelum mulai ngelumat bagian atasnya.

Gak ada tangan Fajar yang sibuk gerayangin bagian badan Rian, cuman satu tangan yang semula ada di dagu sekarang ngusap muka sebelah kiri Rian lembut.

Rian respon sama lumatan lembut juga. Satu tangan dia lingkarin di pinggang Fajar dan satunya ada di dada cowok itu.

Ciuman yang berlangsung lama itu, nyadarin satu hal buat Fajar dan Rian. Semuanya bisa bener-bener luar biasa kalo di nikmatin.

.

Rian lagi asik buat kimbab waktu Fajar dateng ke dapur dan ngelingkarin tangan di pinggangnya. "Pagi, Baby."

"Hmmm."

Kecupan singkat sama-sama mereka kasih di pagi ini.

"Kayaknya yang soft gini emang lebih enak ya." Fajar senyum sebelum nyium leher Rian yang ke ekspos di depannya.

"Ish! Asal lo gak suka sama gue aja endingnya."

"Gak janji."

Ucapan Fajar bikin Rian berenti sebentar buat ngecemik. "Inget Shakira, bego."

"Gak inget. Kalo cuman ada lo di depan gue, mana bisa gua inget yang lain?"

Arena (FAJRI)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant