BAGIAN TIGA | Pagar Rumah Dira

222 138 47
                                    

Menaklukan cinta seseorang itu seperti halnya kita berdiri didepan pagar. Berusaha memanjatnya untuk sampai,atau mencari kunci untuk membuka agar semuanya selesai.

***

Dira sedang berdiri didepan pagar rumahnya menunggu untuk dijemput oleh sang pacar. Baru saja Fares mengabari bahwa tidak lama lagi ia akan sampai, ia langsung bergegas keluar tidak mau membuat susah si pacar agar bisa langsung pergi kekampus untuk belajar.

Dari kejauhan mobil hitam melaju menghampirinya. Terbukanya kaca depan sebelah kanan mobil tersebut langsung dikejutkan sebuah kepala wanita menongol dan menyapanya "ayo Dir masuk,oh ya kalo lo mau duduk disini gue kebelakang." Ucap Nesya kepada Dira dengan kepala yang masih menongol dijendela mobil tersebut.

Langsung dijawab gelengan oleh Dira kepada sahabat pacarnya itu. Ia merasa tidak enak menyuruh Dira pindah duduk kebelakang sementara dirinya duduk didepan. Lagipula dia baru berstatus pacar Fares sedangkan Nesya lebih dulu mengenal Fares.

"Gak usah kak Nes,Kakak disana aja aku duduk disitu" jawabnya tersenyum lebar kepada Nesya dan langsung masuk kedalam mobil tersebut.

Mobil pun langsung menuju ketempat tujuan dengan diiringi lagu dari pamungkas-monolog siapa lagi jika bukan Nesya yang menyetel lagu tersebut.

"Udah lama ya nunggu?" Tanya Fares kepada perempuan itu memecah keheningan.

"Baru kok kak" Jawab Dira

"Lagian kenapa harus nunggu didepan pagar kan aku bisa masuk kedalam."

Bukannya Dira melainkan Nesya yang menjawab perkataan laki-laki tersebut.

"Mungkin cinta dia ke lo itu seperti dia berdiri didepan pagar. Ada dua pilihan, berusaha memanjat supaya sampai atau mencari kunci agar pagar terbuka dan masalah selesai. Nah Dir lo tadi manjat pagar atau pake kunci bukanya?" Tanya absurd Nesya kepada dira.

"Aku buka-nya tadi pake kunci kak, soalnya kalau manjat susah belum tentu sampai.Malahan bisa jadi jatuh"

"100 buat dek Dira.Iya mendingan pakai kunci ya, walaupun kunci harus dicari dulu" Lontar Nesya.

Fares sekarang sedang memijit pelipis tidak mengerti apa yang dibicarakan dua insan ini. Menyatukan Nesya dan Dira itu sebuah kesalahan ternyata. Mereka berdua sama gilanya absurd dan tidak jelas.

Mereka berdua masih membahas tentang pagar. Fares hanya diam tidak menanggapi ia tidak mau terlibat dan menjadi gila seperti mereka berdua.

"Dir, pagar lo tinggi banget.Kasian tau maling kalau mau maling susah masuknya"

Rasanya Fares ingin membenturkan kepala Nesya agar menjadi normal kembali. Tapi, mengingat ia sedang menyetir. Ditepisnya jauh-jauh rencana itu.

Fares yakin sekarang bahwa Nesya sudah keracunan indomie diapartemennya itu.

"Iya sih kak. Sebenernya aku kasian, tapi gimana lagi."

Ditariknya omongan Fares kembali.
Bukan hanya Nesya saja namun, Dira pun tidak ada bedanya. Fares berpikir bahwa Nesya sekarang sedang keracunan indomie jadi aneh seperti ini sedangkan, Dira mungkin saat keluar pagar tadi otak nya tersangkut dipagar rumahnya atau mungkin otaknya terestart saat bertemu dengan Nesya.

Sekarang Fares dan Dira sedang berjalan menuju kantin untuk sarapan jam kelas mereka masih 1 jam lagi. Nesya pamit duluan untuk menemui rekan kuliahnya untuk membahas tugas Ekowisata nya.

Ya. Nesya mengambil jurusan Pariwisata disini bukan perihal karena mau jalan-jalan saja. Namun, ia ingin lebih memperdalam tentang ilmu pariwisata mengingat ia adalah lulusan Smk perhotelan.

MADE FOR EACH OTHER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang