BAGIAN LIMA BELAS | JAM

6 0 0
                                    

Jangan lupa follow sebelum membaca!

***

"Gue gak tau harus bicara apa." lirih Nesya.

Fares sudah mengetahui semuanya dia pun memberitahu dan menyadarkan Nesya tentang masa lalu yang bersangkut paut dengan dirinya namun, yang ia tidak tahu dan menyadari sama sekali.

Dia sungguh merasa bersalah bahkan sepertinya hari - hari kedepan ia akan dirundung dengan kesalahannya. Nesya merasa sudah membunuh tanpa menyentuh.

Pantas Dira menamparnya waktu itu. Nesya rasanya ingin meminta Dira untuk menamparnya lagi saat ini juga.

"Dara tersiksa selama ini gara - gara gue, bahkan gue bisa - bisanya berbahagia dengan Fahar di atas penderitaan orang lain saat itu."

Nesya menitikkan air matanya, sungguh ini sangat membuat dirinya merasa terpuruk sekali. Andai jika dia tahu akan begini dia tidak akan melakukan semuanya dulu. Benar kata orang, penyesalan akan datang dibelakangan karena jika di depan itu namanya pencitraan.

"Gue harus ketemu sama Dira!"

"Jangan, nanti aja ya! Situasinya lagi gak kondusif." cegah Fares dia tidak ingin memperkeruh keadaan saat ini. Fares akan menunggu waktu yang tepat untuk menyelesaikan semua ini.

"Terus?"

"Lo tenangin diri dulu aja sekarang." ujar Fares.

Nesya menghembuskan nafasnya dengan kasar "Gimana gue bisa tenang coba? Kasih tau gue Res?!" rintih Nesya.

"Lupain dulu Nes semuanya. Gue bakal tetep didekat lo kok, gue juga sedang berusaha agar semua baik - baik aja."

"Gue kadang bingung sama gue sendiri Res," adu Nesya, "hidup gue aneh." sambungnya.

"Setiap orang punya porsi masing - masing. Tuhan adil tenang aja, jangan pernah ngeluh lagi." Fares menggosok pundak Nesya.

"Menurut lo gue salah gak sih?" tanya Nesya kepada Fares.

Fares hanya diam bingung mau menjawab apa karena bingung takut salah kata.

"Kok lo gak jawab, Res?"

"Res?!" panggil Nesya lagi karena tak mendapat jawaban.

"Lo salah Nes." papar Fares.

"Oh..." Nesya menganggukkan kepalanya menerima jawabab Fares dengan biasa saja.

"Maksud gue, disini gak ada yang benar Nes. Udah gue bilang kalau mau nyari siapa yang benar siapa yang salah masalah gak akan kelar." tutur Fares.

"Ya, gue paham Res."

Tak lama kemudian, Fares pamit pulang kepada Nesya tak lupa juga Fares menyuruh Nesya untuk istirahat agar dia lebih baik.

Nesya hanya diam mematung setelah kepergian Fares barusan dia sungguh bingung dengan hal yang sudah lama terjadi namun, baru ia ketahui sebab akibatnya karena dirinya.

Fahar, Dara. Nesya tidak mengetahui lebih dalam tentang keduanya. Nesya merasa bersalah terhadap Dara.

***

Nesya sekarang tengah duduk di pantai ditemano semilir angin yang menerbangkan helai rambutnya ke udara.

Tenang

Nesya tenang jika sudah berada disini. Disini adalah tempat terbaik untuk mengadu bagi dirinya. Disini dia dapat melupakan segala kegaduhan yang terjadi pada dirinya walaupun sejenak.

"Nih jaket entar masuk angin." beri Fahar sebuah jaket denim kepada Nesya.

Nesya merasa de javu. Nesya menerima jaket pemberian Fahar dengan senang hati dan langsung membalutkannya ke tubuh.

"Thanks."

"Main game aja yuk!" ajak Fahar ia tahu perasaan Nesya sedang tidak baik - baik saja sekarang Fahar sangat mengetahui itu.

"Apa?"

"Gue ngucapin kalimat lo terus lo sebut kata depannya tapi cepet gak boleh lama." terang Fahar kepada Nesya.

"Contoh deh, otak gue gak sampe mana lagi banyak masalah gini." ujar Nesya.

"Nih contohnya kucing jantan hamil, kata yang paling depan kucing kan jawab langsung kucing. Ngertikan?"

"Ngelawak lo? Kucing jantan hamil?" tanya Nesya.

"Terserah gue lah, lu peserta jangan banyak komentar gue moderator." ucap Fahar "Mulai!"

"Manusia berkepala 2!"

"Manusia."

"Hujan uang receh!"

"Hujan."

"Aku, kita, KUA!"

"Aku." jawab Nesya dengan mimik muka yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

"Kera gantung diri."

"Kera."

"Mau gak balikan?!"

"Mau." jawab Nesya tak sadar pertanyaan menjebak.

"Serius?" tanya Fahar tak ada dosa.

"Mau gue timbun dalam pasir lo?" ucap Nesya dengan tangan yang menggengam pasir.

"Gue serius lo Nes," tutur Fahar bersungguh - sungguh tak main - main.

"Gue juga serius kok! Mau apa enggak?" balik tanya Nesya.

Fahar menghembuskan nafasnya dan melihat lurus kebawah tiba - tiba matanya menangkap ada sebuah hewan di atas pasir sedang berjalan dengan cepat Fahar mengambilnya dan menguntalnya ke tubuh Nesya.

Nesya pun spontan terkejut atas tindakan Fahar yang ingin diumpatnya kasar itu. Nesya berdiri dan menggoyangkan badannya agar sesuatu hal yang dilempar Fahar barusan keluar dari dalam bajunya.

"Itu umang - umang Nes!" ucap Fahar kemudian berlari.

Nesya teriak terkejut atas pernyataan Fahar. Bahwa yang bergerak dalam tubuhnya adalah hewan pasir itu. Nesya pun tidak berniat mengejar Fahar karena dia sudah dipastikan kalah dan ketinggalan jauh.

Nesya pun duduk jongkok dan menangkupkan kedua tangannya ke wajah dan berpura - pura menangis.

"Lah kok tuh anak gak ngejar?" batin Fahar. Kemudian, dia menolehkan kepalanya untuk melihat kebelakang dan benar Nesya tidak mengejarnya melainkan duduk berjongkok ditempat tadi sambil menutup wajahnya.

Fahar pun berbalik mendekatinya, "Nes, udah keluarkan dari dalam baju?" tanya Fahar.

Nesya menggelengkan kepalanya.

"Aduh! Gimana nih? Mau gue ambilin gak dari dalam baju?" tawar Fahar dalam kesempitan.

Tiba - tiba sebuah tangan menggeplak wajah Fahar tepat di bagian depan wajahnya.

"Mesum lo!" cetus Nesya.

Fahar pun terkekeh, "gak lah gila, mana berani gue." paparnya.

"Nes," panggil Fahar.

"Gue besok pulang." ujar Fahar.

Nesya hanya diam mendengarkan walaupun dia sebenarnya di ingin menyela.

"Lo gapapa kan?" tanya Fahar.

Nesya menoleh ke arah Fahar lalu bicara.

"Har, kalo gue jawab gapapa itu keliatan ga bohongnya? Kenapa cepat pulang?"

Fahar mengacak rambut Nesya lalu tersenyum.

"Masih cengeng." ucap Fahar.

"Gue 2 hari pulang terus kesini lagi demi lo." jelasnya.

Tanpa aba-aba dan tiba-tiba Nesya memeluk Fahar, Fahar sedikit tersentak namun ia mengabaikan dan membalas pelukan Nesya.

"Lo jangan sedih Nes, gua ga suka."

----

Tinggalkan bintang jangan lupa jalan pulang!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MADE FOR EACH OTHER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang