BAGIAN DELAPAN | KEBIASAAN

65 42 15
                                    

H A P P Y R E A D I N G

"Jangan kan melihat dia sengsara, dia bahagia sama orang lain pun aku gak rela." - Dari aku untuk dia

"Bedanya. Kalau kamu marah langsung pergi, kalau aku marah harus menenangkan diri lalu kembali." - Fahar Hartigan.

07 Juli 2o2o

————————————————————

Nesya sedang duduk sambil menggerutu atas kepergian Fahar meninggalkan dirinya. Dia melontarkan kata-kata kesesalannya kepada pria itu.

"Enak banget tuh orang ninggalin sembarangan."

Nesya membuka salah satu room chat di salah satu aplikasi chatingnya di ponsel tersebut. Menghubungi seseorang namun, tak kunjung mendapat balasan.

Tak lama kemudian seseorang duduk di sampingnya lalu, menyodorkan sebuah minuman botol kepada Nesya.

Nesya mendongakkan kepala kemudian, melihat si pemberi air minum tersebut.
Lalu, Nesya mengambilnya.

"Kenapa?" tanya Nesya.

"Apanya?" tanya balik pria itu.

Belum bertanya lagi kembali Nesya beralih membuka minuman itu, ia berusaha memutar ke kanan dan kiri. Namun, nihil hasilnya.

Laki-laki itu mengambil botol kemasan air tersebut dan membukanya lalu, memberikan kepada Nesya.

Nesya mengambilnya tanpa mengucapkan terima kasih, kemudian meneguk minuman tersebut hingga tersisah separuh. Dia sangat haus.

"Kenapa balik lagi?" akhirnya Nesya bertanya kembali.

"Emangnya lo mau, gak disamperin balik?" tanya balik Fahar.

Nesya menggerutu di dalam hati. Kenapa Fahar jika ditanya selalu bertanya balik tanpa menjawab pertanyaannya dahulu. Dan pertanyaannya seolah-olah selalu memojokkannya.

Fahar tidak mungkin benar-benar meninggalkan Nesya untuk pergi dan pulang dari sana walaupun dia memang kesal dengannya. Dia tidak pernah bisa marah kepada Nesya sampai berlarut-larut dari dulu bahkan ketika ia masih pacaran. Yang dilakukan Fahar jika mereka berdua bertengkar atau saling kesal ialah Fahar dulu yang selalu menyudahinya dengan cara pergi sebentar memberi jeda untuk keduanya agar suasana menjadi lebih baik. Khususnya untuk Fahar sendiri.

Seperti kejadian ini Fahar hanya pergi berkeliling sekitar sambil membeli air minum untuknya dan Nesya. Lalu, kembali menjumpai Nesya di tempat tadi.
Dia sudah tidak marah lagi. Ia hanya akan menganggap tadi cuma angin lalu saja. Tetapi, tidak dengan Nesya. Perempuan itu selalu jengkel jika selalu ditinggalkan Fahar ketika sedang kejadian seperti ini dari dulu. Walaupun, Nesya tahu bahwa yang dilakukan Fahar itu benar untuk keduanya.

"Mau masih disini atau pulang?" tanya Fahar meminta persetujuan Nesya.

"Harusnya gue yang nanya itu sama lo." ujar Nesya.

"Waktu kerja udah selesai. Jadi, lo gak punya hak." celetuknya.

Nesya menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu, menjawab.

MADE FOR EACH OTHER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang