BAGIAN SEBELAS | SALAH

46 26 11
                                    

Apakah kau pernah menyukai seseorang dan ketika kau memikirkannya kau merasa bahagia? - untuk kalian pengagum rahasia

3 Agustus 2o2o

***

H a p p y r e a d i n g !

"Kenapa lo tampar Nesya?" tanya Fares heran atas perlakuan Dira tadi.

Hening tidak ada jawaban dari Dira ia kemudian, menyelipkan anak rambutnya yang sedikit berantakan.

Merasa tidak mendapat jawaban dari perempuan tersebut Fares pun mendekat dan menggoncang tubuh Dira sedikit keras karena kesal atas perlakuannya terhadap Nesya.

"JAWAB PERTANYAAN GUE!" ucap Fahar lantang.

Dira menyingkirkan cengkraman tangan Fares di bahunya kemudian, berlalu mendekati Dokter.

"Bagaimana Dok keadaannya?"

Dokter menjelaskan keadaan si pasien.

Dira terduduk lemas di bangku sekitar. Pernyataan yang baru saja di berikan Dokter tersebut merupakan hal yang tidak di inginkannya rasanya dia ingin memutar waktu saja. Namun, siapa di dunia ini yang bisa melakukannya? Tidak ada jawabannya.

Fares bingung harus melakukan apa. Ia tidak tahu siapa perempuan tadi dan apa hubungan nya dengan Dira.

Fares melupakan sejenak perlakuan Dira terhadap Nesya tadi. Ia berpikir sekarang bukan waktu yang tepat untuk menanyakan mengapa dan ada apa pada dirinya. Yang Fares tahu sekarang ialah Dira sedang berduka kehilangan orang yang sepertinya cukup penting baginya.

Fares menarik Nesya ke dalam pelukannya sambil menggosok-gosok bagian belakangnya upaya untuk menenangkan perempuan yang sedang terisak tersebut.

"Semuanya karena dia." rintih Dira dalam pelukan Fares.

Fares tidak mengindahkan perkataan Dira ia sekarang hanya berusaha untuk menenangkannya saja.

"Dia yang bikin Dara mati Res," ucap Dira lagi dengan air mata yang terus mengalir.

Fares hanya diam tenang mendengarkan penuturan Dira. Fares sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Selama ini Fares mengetahui bahwa hubungan Nesya dan Dira tidak ada masalah alias baik-baik saja. Bahkan keduanya pun tampak terlihat dekat terutama sikap Dira kepada Nesya sangat sopan dan baik sebagai adik tingkat mahasiswa keduanya. Tidak ada satu pun tanda yang memberikan pertanda bahwa keduanya ada masalah.

"Walaupun gue gak tau masalahnya apa dan karena apa tapi, lo gak boleh kayak gitu--,"

"Walaupun Dara mati gitu? Gak papa?" potong Dira.

"Itu bukan lo yang gue kenal, gue gak suka." lanjut Fares.

Fares melepas pelukannya lalu, mengelap air di kelopak mata Dira. Keduanya pun berdiri kemudian, masuk ke dalam ruangan itu.

Dira membuka kain putih yang menutupi wajah kakak semata wayangnya tersebut. Wajahnya sedikit rusak karena tabrakan kecelakaan yang di alaminya tadi.

Fares mengerutkan dahi nya ketika dia melihat kembali perempuan yang dia bawa tadi. Wajahnya sangat amat mirip dengan Dira.

"Mirip lo,"

"Kakak gue." jawab Dira yang sekarang sudah tidak menagis lagi.

Memang ketika Fares membawanya dari lokasi kejadian tadi wajahnya tertutup darah jadi, sulit untuk mengenali wajahnya.

Dira mematung menatap kakaknya yang tertidur dengan mata yang tidak bisa di buka lagi selamanya.

Rasa kesal, sedih, marah bercampur aduk di relung jiwanya.

MADE FOR EACH OTHER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang