Prolog

992 88 38
                                    

Prolog

"Lucy."

"Apaan sih?" keluh Lu yang sedang asyik menikmati bermain salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apaan sih?" keluh Lu yang sedang asyik menikmati bermain salju.

"Ayo pulang!!" panggil Naell, "Lo mau sampai kapan main diluar?"

"Tunggu bentar, ya? Ini saljunya lagi keren loh. Lihat!" Lu pun menunjuk ke sekeliling mereka. Lalu berputar-putar dengan ceria.

"Saljunya cantik, Naell." ujar Lu dengan tersenyum lebar.

" ujar Lu dengan tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saljunya gak indah. Lo yang cantik." kekeh Naell. Lu pun memutar bola mata dengan malas.

"Ayo pulang. Udah sore nih," bujuk Naell kembali, "Lo gak pulang. Gue gendong sampai depan kamar, mau?"

Mendengar hal itu. Lu hanya mengerucutkan bibirnya. Lalu mengulurkan tangannya pada Naell.

"Tarik gue." pinta Lu

"Njir, manja banget lo. Kayak tuan putri aja." cibir Naell

"Bukannya gue tuan putri lo, ya?" menatap sinis ke arah Naell, "Oh, oke baik. Lo gue end."

Dengan melipat kedua tangan di depan dada. Lu pun berjalan menjauh dari Naell. Melihat Lu yang merajuk. Mau tidak mau membuat Naell terpaksa mengejar Lu.

"Ayo pulang." lirih Naell seraya mengulurkan tangannya.

Melihat Naell akhirnya mengalah. Senyum di wajah Lu pun mengembang. Tapi belum sedetik dia menggapai tangan Naell.

Cowok Servamp itu malah melangkah mundur kebelakang. Ketika Lu maju ke depan untuk meraih kembali. Naell dengan iseng malah mundur ke belakang.

"Naell!!!" geram Lu dengan kesal seraya menghentakkan kaki, "Ini gak lucu, tahu!!"

"Hehe, iya ... Iya ... Maaf. Nah." Naell pun kembali mengulurkan tangannya kembali.

" Naell pun kembali mengulurkan tangannya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kali ini Lu berhasil menggapai tangan Naell. Jari-jemari mereka saling bertaut satu sama lain. Dengan sangat erat, Naell menggenggam tangan Lu dan membawanya berjalan pulang.

"Lu," lirih Naell, "Lo udah siap?"

"Sudah," sahut Lu seraya menatap ke arah langit, "Kita akan memburu Dexa."


.
.
.
.
.

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang