Chapter 19- Over Power

497 70 103
                                    

Chapter 19
Over Power

Lu masih terperangah akan simbol tersebut. Pasalnya, selama ini ia tidak dapat pernah melihatnya.

Dia berbalik dan menoleh menatap Ragil. Lu sendiri tidak mengerti bagaimana  caranya menggunakan Grimoire milik orang lain. Lagipula, itu sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan.


Ragil berusaha merampas bola kristal dari tangan Dexa. Ketika tangannya terulur. Sang Raikage langsung melompat mundur dan di saat yang bersamaan.

Zuko, Jae, Tazu dan Eivan malah melancarkan serangan mereka pada Naell. Tubuh sang Servamp pun secara mendadak dipancari cahaya warna-warni yang berpendar menembus.

Perlahan-lahan tubuh Naell terdorong dan menghantam Ragil dari belakang. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ia miliki. Dipeluknya Ragil.

"Ucapkan mantra pembuka!" seru Naell.

Ragil berusaha melepaskan diri. Tetapi kekuatan Naell cukup menahannya dengan kuat. Tidak ada yang mengerti tentang apa yang akan dilakukan oleh Seven Servamp pada Naell. Mereka justru terlihat seperti malah menyerang balik.

Ravia mononte vinifera

Lu tiba-tiba menoleh ke arah Mia. Sahabatnya itu telah mengirim pesan telepati singkat pada mereka.

Ucapkan dengan perasaan tenang, serta hati dan pikiran yang bersih. Maka artefek sihir milik Lazuardi, Clasimira dan Biranda. Akan merasuki dan melebur pada kekuatan kalian masing-masing.

Tapi berhati-hatilah, benda tersebut bisa mengetahui isi pemilik hati yang menginginkan mereka. Tugas kalian adalah menyakinkan benda tersebut bahwa kalian membutuhkannya.

Lu rasa itu adalah hal yang mustahil. Baik dia, Dexa dan Arsenal memiliki rasa kelam akan perasaan benci yang berbeda-beda. Membuat hati dan pikiran di saat seperti ini adalah hal yang mustahil untuk dilakukan.

"Lakukan!!!" desak Naell. Seolah-olah dia mengerti dengan apa yang terjadi.

"Ck!" umpat Dexa dengan kesal.

Dia pun berusaha memejamkan mata. Lalu melafalkan mantra yang dikatakan oleh Mia. Tapi sejenak kemudian pria itu teringat oleh suatu hal.

"Lucy!! Arsenal!! Ikuti perintah gue," teriak Dexa, "kita lakukan serangan kombinasi seperti waktu itu. Lalu secara bersamaan kita lafalkan mantra untuk membuka artefak."

Lu dan Arsenal mengganguk setuju. Tapi itu, justru membuat Ragil ingin tertawa. Entah kekuatan apa yang merasuki Naell. Ragil malah tidak bisa melepaskan diri.

Dia sudah hampir memukul Naell hingga babak belur. Tapi pria Servamp itu justru terlihat masih kuat untuk menahannya.

Lu pun melancarkan sebuah sinar kehijauan dari dalam telapak tangannya ke arah Dexa, sedangkan Arsenal mengeluarkan cahaya berwarna merah dari ujung tongkatnya dan secara bersamaan mereka bertiga memejamkan mata. Ingatan kenangan masa lalu serentak menerbitkan senyum dibibir masing-masing. Bersamaan dengan lafal mantra yang diucapkan.

Kelopak mata Dexa terbuka dan iris matanya seolah menari-nari dalam cahaya. Kekuatan 3 artefak terbuka dan secara mengejutkan sebuah serangan kombinasi warna menghujam tubuh Ragil dari arah depan.

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang