Chapter 1- Permintaan Lu

597 83 65
                                    

Chapter 1
Permintaan Lu

Ini adalah perjalanan yang panjang ketika Lu harus kembali ke Aveyard. Mereka berapparate bersama. Untungnya, Lu tidak lagi mengalami mual dan pusing seperti dulu.

Kunjungan pertama mereka adalah pergi ke istana. Tempat di mana sang Raja berada dan mengatur pemerintahannya.

"Surat ini datang seminggu yang lalu." Ada sebuah surat yang di tulis tangan dengan rapi di atas kertas perkamen.

Lu mengamati surat tersebut sejenak dan langsung mengenali si pemilik tulisan.

Aku akan datang menemui ayah. Ku harap ayah tidak takut. Kalau sekarang aku lebih kuat dari ayah.

Aku akan datang. Tapi tidak sendiri.

"Tidak ada yang tahu kapan mereka akan datang," seru Raja Tristan. Lu pun mendongak menatapnya. "Tapi pengawasan pada seluruh kerajaan akan lebih di perketat. Aku ingin kau berada disini saat hal itu terjadi."

Lu belum mengucapkan sepatah kata pun. Gadis Amazora ini sudah lebih tumbuh menjadi seorang wanita dewasa. Dia jadi lebih kritis dalam mengambil sebuah keputusan.

"Yang mulia," ujar Lu dengan sorot mata yang dalam namun tegas, "Izinkan saya bergabung bersama para Knighter. Kemampuan Alc'er ku semakin meningkat dan saya pikir ini sangat berguna dalam medan perang."

"Aku mungkin akan merekomendasikanmu, Nak."

"Maaf, Yang mulia," tolak Lu secara halus, "Saya akan mengikuti seleksi sesuai syarat dan kententuan yang berlaku. Akan sangat tidak adil bagi rekan-rekan yang ingin bergabung."

Ada sebuah senyum yang terbit dari bibir sang Raja. Tak pernah ia duga. Ada seseorang yang mau menolak tawaran rekomendasi yang ia berikan. Lalu ayah Arsenal itu melirik ke arah Naell.

"Dan bagaimana denganmu?"

"Dimana Lu berada. Gue akan selalu menemaninya."

"Hm, begitu ya?" gumam Raja Tristan, "Arsenal masih sibuk di Noetic. Setelah dia pulang. Akan ada acara penobatan untuk Raja yang baru. Ya ... Sebenarnya aku sangat berharap kau bisa mendampingi put—"

"TIDAK!!!" bentak Naell dengan tiba-tiba seraya bangkit dari sofa. "Anda tidak bisa menjodohkan Lucy dengan Arsenal!!"

Mata Naell berkilat emosi. Raja Tristan yang terkejut menatap si Servamp dengan tatapan syok.

Dengan segera, Lu menarik paksa tangan Naell untuk segera duduk. Lalu melototinya dengan tajam.

"Naell," desis Lu. "Tata Krama!" dengan mata memincing tajam ke arah Raja Tristan.

Naell tidak mengucapkan apapun. Dia hanya meraih pergelangan tangan Lu dan menggenggamnya dengan erat. Raja Tristan yang syok menatap adegan tersebut dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Maafkan Naell, Yang mulia," seru Lu mewakili sang Servamp.

"Tak apa. Aku mengerti. Aku sudah sering mendengar Arsenal menceritakan Naell."

Alis Naell naik satu. Saat mendengar Arsenal membicarakan dirinya pada sang ayah.

"Apa yang dia katakan?"

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDWhere stories live. Discover now