Chapter 5- Pertarungan

413 70 75
                                    

Chapter 5
Pertarungan

"Jadi, sekarang apa maumu?" tanya Dexa dengan berpaling menatap laut.

"Saat semuanya telah siap," ucap Ragil seraya berjalan dan berdiri di samping Dexa. Dia juga turut ikut memandang ke arah laut.

"Semuanya berjalan lancar bukan?" Dexa kembali bertanya tanpa menoleh untuk melihat Ragil.

"Seperti yang direncanakan. Kita akan memancing sedikit keributan di ujung perbatasan dan sementara itu. Lo pergi menghadapi Kaisar sihir dan gue akan berada di Diwangka untuk mengamati situasi."

Menoleh menatap Dexa.

"Lucy memulai penyelidikan tentang batu sihir peninggalan orangtuanya. Lo bisa merampasnya ketika dia menemukannya."

Dexa tidak menyahut. Dia hanya bergumam kecil. Seraya mengepalkan salah satu tangannnya dengan kuat.

"Lakukan apa yang gue suruh," titah Ragil kembali. "Atau lo akan melihat semua orang mati di tangan gue. Seperti nyokap lo."

.
.
.

"Gue menemukannya!!" seru Lu dengan riang. Tetapi sedetik kemudian, dia menutup mulutnya sendiri.

"Apa?" desak Naell."Lo telah menemukan sesuatu?"

"Ya! Ayah dan ibu mungkin memberikannya pada orang lain yang bisa dipercaya mereka."

"Lalu?"

"Jika kementrian sihir pun tak tahu. Artinya orang tersebut berada dalam daftar yang tidak dicurigai."

Kening Naell semakin berkerut.

"Bagaimana jika benda itu diberi pada pengikut Lexio Fortana? Klan Kurosaki begitu?" sela Zuko dari sebrang meja.

"Gak, itu tidak mungkin," sela Lu. "Jika Lexio memilikinya. Mereka akan segera menyerang Aveyard untuk mengambil tahta. Tetapi... jika sampai sekarang dia belum menemukannya. Itu artinya, tidak seorang pun tahu."

"Lalu? Apa lo tahu?" tanya Zuko kembali.

"Tidak, gue gak tahu," geleng Lu. "Tetapi berdasarkan catatan disini. Ayah dan ibu memberikan batu sihir sesaat sebelum kementrian menjemputnya."

Naell dan Zuko saling melempar pandangan. Mereka berdua belum mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Lu.

"Kementrian melakukan penyelidikan besar-besaran saat itu. Bahkan Paman Arjan juga ikut diperiksa."

"Tapi Paman lo bilang. Dia gak tahu sama sekali ke mana benda itu dibawa pergi."

"Binggo!!" Lu langsung menjentikkan jarinya. "Gue menemukan sebuah ide. Saat membaca beberapa arsip. Tapi....," Lu mengigit bibir bawahnya dengan gelisah. "Kita akan melakukan sihir terlarang."

"Apapun itu, kita akan melakukannya," sela Naell tanpa mempedulikan apapun. Sedangkan Zuko nyaris terncenggang mendengar hal tersebut.

"Sihir terlarang akan membuat kita satu paketan dengan Dexa dan Lexio. Gue gak mau jadi penjahat." Zuko mengatakan keberatannya dengan sangat jelas.

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ