Chapter 12- Permintaan Lu

480 65 57
                                    

Chapter 12
Permintaan Lu

Mereka masih saling pandang satu sama lain. Tentu saja, karena permintaan Dexa pada Lu atau mungkin saja itu salah satu triknya untuk mengalihkan perhatian semua orang.

"Ikat dia kembali!!" titah Naell. Menatap ke arah Eivan dan Tazu. Tapi sepertinya kedua Servamp itu tidak langsung bertindak.

Pandangan mata keduanya masih mengarah ke arah Lu yang terus menangis menatap Dexa.

Di perhatikannya tangan Dexa. Ingin rasanya Lu menggapai dan membuatnya merasa tenang. Tapi mengingat bagaimana perjuangan dan perasaan Naell selama ini. Membuat Lu tidak bisa serta-merta melakukan itu. Tindakan tersebut dapat melukai perasaan Naell.

"Bunuh Lexio Fortana," seru Lu dengan suara bergetar. "Setelah itu. Gue akan mempercayai lo."

Pupil mata Naell langsung membulat besar. Sontak saja, hal itu membuatnya tercenggang.

"Lucy!!!" marah Naell. "Lo gak seharusnya mengampuni dia!!"

"Gue tahu, Naell. Maka dari itu. Gue ingin Dexa membunuh Lexio. Setelah Lexio Mati. Dexa akan berurusan dengan kita," jelas Lu. "Tujuan utama kita semua adalah Lexio Fortana. Jadi, sekarang kita fokus terhadap masalah tersebut."

Dexa sendiri agak tertengun dengan permintaan Lu. Tetapi itu cukup membuat hatinya merasa hangat.

"Baiklah," seru Dexa. "Gue akan mengurus itu."

Dan sedetik kemudian. Dexa telah berapparate di depan mereka semua. Sungguh, Naell benar-benar kesal dengan sikap Lu barusan.

Untung saja, Lu adalah wanita yang sangat dia anggungkan. Jika itu adalah anggota Servamp atau siapapun itu. Sungguh, Naell akan menghabisinya dengan segera.

"Bukan pilihan yang bagus," sahut Tazu. "Tapi ada benarnya. Membunuh Raikage. Tidak membuat Lexio Fortana dikalahkan. Jadi kita harus apa Kapten?" tanyanya pada Naell

Naell sendiri masih diliputi emosi yang menggebu-gebu. Dia butuh waktu untuk berpikir dan menjernihkan pikirannya. Sedangkan Zuko menatapnya dengan perasaan was-was.

"Sementara kita disini. Bagaimana dengan kondisi Diwangka?" sela Jae. Dia sadar akan ketengangan yang ada di antara mereka.

"Ragil memenangkan pertempuran. Tentu saja," sahut Naell dengan miris. "Kedoknya masih belum ketahuan."

"Profesor Albus terbunuh," timpal Lu. "Mereka akan segera mencari pengganti."

"Di samping itu. Kita perlu menyakinkan Raja dan Kaisar soal Lexio," sela Eivan mengingatkan. "Anggota Servamp tidak bisa muncul secara serentak di publik. Kita masih memiliki kementrian sihir yang berdiri di naungan Lexio Fortana."

"Itu artinya. Kita perlu rencana untuk membuka kedok Lexio atau Ragil," tambah Jae. "Tapi kita kehilangan Kiel dan Alf. Kita tidak bisa bertarung tanpa mereka."

Kini, pandangan semua mata para pria Servamp itu tertuju menjadi satu pada Lu.

Lu yang keheranan. Menatap mereka dengan tatapan bingung. Lalu berlanjut menatap Naell.

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDWhere stories live. Discover now