[1 : Nasi goreng]

118 13 13
                                    

|Ended in regret|

Vote & coment, thanks^^

Happy for reading
__________

"Bara!" Teriak seorang gadis yang tengah berlari ke arah seorang pria yang sedang menjadi pusat perhatian tersebut.

Pria yang merasa dirinya di panggil lalu menghentikan langkahnya, tanpa berniat memutar balik badannya sedikitpun.

Gadis yang berlari ke arah pria itu kini nampak  ngos ngosan saat sudah berhenti tepat di dekat pria yang membelakangi nya itu.

Gadis itu tersenyum, lalu melangkahkan kakinya untuk berdiri tepat di depan bara.

"Bar, aku buatin kamu sarapan nih" Kata gadis itu, lalu menyodorkan sebuah kotak makan berwarna pink kepada pria bernama 'Bara' tadi.

Pria tersebut menundukkan kepalanya, menatap gadis yang kini ada di hadapannya. Gadis itu sangat mungil membuat dirinya harus menunduk untuk dapat bertatap muka dengannya.

Bara tetap terdiam, sedangkan gadis itu tetap tersenyum dengan tangan yang masih Ter ulur untuk menyodorkan kotak berisi nasi goreng yang sempat sempatnya dirinya buat untuk 'Bara'.

"Minggir." Ucap bara datar.

"Bara__"

Tanpa mendengarkan gadis di hadapannya, Bara dengan santainya melengos pergi dari hadapan gadis itu. Membuat semua siswa yang sedari tadi melihat keduanya kini tertawa puas.

Sementara gadis yang sedang menjadi pusat perhatian tadi kini tengah tersenyum tipis menatap kotak makan pink nya tersebut.

Setidaknya kali ini lebih baik dari pada sebelumnya, lebih baik kotak pink nya itu di tolak daripada di buang seperti kemarin.

•••••

"Anjay akhirnya si pangeran Bara telah tiba!!" Sorak seorang pria bernama gilang, saat melihat seorang Bara memasuki XI IPA 2, dengan wajah datar khasnya.

"Bacot." Sarkas Bara membuat pria itu kini melongo.

"Anjir lu Bar, nyesel gw sambut layaknya seorang raja" ucap gilang dengan mimik wajah penuh drama.

Sementara pria di samping gilang hanya bisa geleng geleng saja melihat kelakuan sahabatnya yang memang selalu tak waras tersebut.

"Btw Bar, gw denger denger lu tolak lagi tuh nasgornya si neng Nada!?" Tanya gilang saat Bara sudah menduduki kursi pojok. Tepat di mana pria itu duduk sendiri.

Bara tampak tak menjawab, pria itu malah menutup telinganya menggunakan headset nya.

"Jangan gitu lah Bar, lu lupa kalau lu sendiri yang nembak tuh cewe?" Kini pria di samping gilang yang mengambil alih bicara, ucapan pria bernama Anjas itu mendapat anggukan setuju dari gilang.

Sementara Bara yang di ajak berbicara tetap diam menikmati musik yang keluar dari headset nya.

"Gini nih, derita punya temen kea Bara. Ngomong aja susah, giliran waktu belajar aja langsung adu mulut sama buk Gita cuma gara gara rumus fisika" ucap gilang lalu mendelik malas untuk menatap Bara.

Ended in regretWhere stories live. Discover now