[12 : posesif? ]

82 8 7
                                    

|Ended in regret|

Vote & coment, thanks^^

Happy for reading
__________

Nada tak henti hentinya mengembangkan senyumnya saat sesekali melihat ke arah tangan kanannya yang sedang di genggam erat oleh Bara, kedua remaja itu sedang berlarian kecil menuju sebuah supermarket untuk berteduh.

Setelah berhasil sampai di depan supermarket tersebut, keduanya melepas pegangan tangan tadi lalu kini menghangatkan badannya masing masing.

Bara merasa sedikit canggung dengan situasi ini, pria itu juga sesekali memaki dirinya sendiri akibat memeluk gadis di sampingnya tadi.

"Eng... Soal tad___"

"Makasih ya Bar" Nada berucap dengan memotong perkataan Bara, Bara terdiam tak mengerti. Terimakasih? Untuk apa?.

"Makasih?" Tanya Bara tak paham.

Nada mengangguk lalu tersenyum, "iya makasih, pelukan yang tadi... Ajaib banget. Bisa buat aku seneng lagi hehe" Ujar Nada dengan jujur lalu menunduk akibat tersipu malu.

Bara berdeham, ah sial. Perkataan Nada seakan akan menjadi ejekan baginya.

Menit demi menit berlalu, hujan masih tak mereda sedikitpun. Nada tetap terdiam menikmati situasi sekarang, gadis itu sesekali mencuri pandang.

Namun kali ini gadis itu mengerutkan keningnya, pasalnya saat dia mencuri pandang ke arah Bara. Dirinya melihat wajah Bara yang sangat pucat, bahkan tubuh pria itu terlihat menggigil.

Sedingin itukah situasi kali ini?.

"Bar? Kamu  ga papa?" Tanya Nada dengan khawatir, gadis itu mendekatkan tubuhnya ke arah Bara. Lalu berjinjit, berniat untuk memegang kening Bara yang tentu saja lebih tinggi darinya.

Namun belum sempat Nada memegang kening pria itu, di detik itu juga Bara lalu tersungkur tak berdaya di hadapan Nada.

Tentu saja Nada terkejut bukan main, oh ayolah! Ini terlalu tiba tiba.

"Bar!?, Bara!" Pekik Nada lalu mengguncang tubuh pria itu, Nada tak merasakan hawa apapun pada tubuh Bara. Hanya saja wajah Bara kian makin terlihat pucat, hal itu membuat Nada hampir saja menangis.

Tanpa membuang waktu Nada lalu mengambil ponselnya, segera menelfon rumah sakit agar ambulan datang ke tempat mereka berada.

Namun ada hal sial ternyata, ponselnya basah. Tentu saja hal itu menjadikan ponsel Nada tak bisa menyala, sial bagaimana ini?!.

"Bara... Hiks" isaknya, sesekali mencoba menyalakan handphone nya.

Tak lama, handphone nya menyala. Nada tak membuang buang kesempatan bagus itu, dengan cepat gadis itu menelfon ambulans untuk segera datang ke tempatnya berada. Agar kondisi Bara tak tambah parah.

•••••

Wajah Nada terlihat pucat, pikirannya sekarang hanyalah Bara. Tak lama seorang dokter keluar dari ruang IGD membuat Nada langsung berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah dokter tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ended in regretWhere stories live. Discover now